MANAJEMEN MODAL KERJA
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa/I mampu mendefinisikan manajemen modal kerja dan kebijakan modal kerja
2. Mahasiswa/I mampu memahami konsep modal kerja dan sumber modal kerja
3. Mahasiswa/I mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi program kerja.
4. Mahasiswa/I mampu memahami sumber modal kerja
5. Mahasiswa/I mampu memahami modal kerja dan arus kas serta penggunaan modal kerja
6. Mahasiswa/I mampu memahami arus kas serta penggunaan modal kerja
7. Mahasiswa/I mampu menjawab soal soal yang diberikan dengan baik dan benar
A. Definisi Manajemen Modal Kerja (Working capital management)
Sudah dapat dipastikan bahwa untuk menjalankan aktivitasnya setiap perusahaan membutuhkan sejumlah dana, baik dana yang berasal dari pinjaman maupun dari modal sendiri. Dana tersebut biasanya digunakan untuk dua hal. Pertama digunakan untuk membeli atau membiayai aktiva tetap dan bersifat jangka panjang yang dapat digunakan secar berulang-ulang, seperti pembelian tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan aktiva tetap lainnya. Kedua dana digunakan untuk membiayai modal kerja, yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, membayar gaji dan upah, dan biaya operasional lainnya.
Modal untuk keperluan investasi biasannya dibutuhkan pada saat tertentu saja dalam arti tidak setiap saat. Begitu investasi jadi dilakukan, maka butuh bebrapa waktu lagi untuk melakukan investasi sampai umur ekonomis habis. Sementara itu modal untuk modal kerja diperlukan berulang-ulang untuk membiayai operasional perusahaan. Artinya,kebutuhan modal kerja justru menjadi rutin untuk dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan modal untuk investasi dengan modal kerja tentu saja sangat berbeda. Modal kerja membutuhkan penanganan dan perhatian setiap saat, sehingga operasional perusahaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Modal kerja diefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lanar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau dengan kata lain modal kerja merupakan investasi ynag ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam satu periode.
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek (current assets). Artinya bagaimana manajemen mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah aset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah lebih aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan.
B. Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja adalah keputusan-keputusan kebijakan dasar yang berhubungan dengan (1) tingkat sasaran untuk masing-masing kategori aktifa lancar dan (2) bagaimana aktiva lancar tersebut akan didanai. kebijakan modal kerja akan melibatkan dua pertanyaan dasar.
(1) berapakah jumlah aktiva ancar yang layak untuk dimiliki perusahaan, baik secara total maupun masing-masing akun yang sepesifik, dan
(2) bagaimana sebaiknya aktiva lancar didanai?
Dari dua pertanyaan dasar diatas dapat ditafsirkan bahwa kebijakan modal kerja bersifat sangat hati-hati (prudent), dalam artian jika pihak manajer bertindak gegabah dengan menenpatkan dana yang terlalu besar pada salah satu akun atau sebaliknya terlalu kecil maka dampaknya akan menggangu stabilitas keuangan perusahaan. Seperti misalnya jika kas perusahaan terlalu besar maka perusahaan dianggap likuit namaun itu telah memposisikan perusahaan menjadi tidak optimal dala mempergunakan dana yang termiliki. Artinya memungkinkan terjadiinya penumpukan dana yang menganggur (idle money) dalam bentuk kas secara tidak terkontrol. Secara tegasnya kebijakan modal kerja adalah kebijakan pengontrolan modal secara sistemais dan berkelanjutan.
C. Konsep Modal Kerja
Dalam manajemen modal kerja tersebut terdapat beberpa konsep modal kerja yang sering digunakan. Konsep modal kerja menggambarkan dana yang ditanamkan pada pos-pos tertentu (dalam aktiva lancar) yang diputarkan terus –menerus agaer operasi pokok perusahaan dapat terus berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen perusahaan. Secara umum konsep modal kerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu “
Konsep kuantitaif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimna mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan dalam jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
Konsep kuantitatif mmeiliki bebera kelemahan, seperti: pertama, konsep ini tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan. Kedua, konsep ini tidak mencerminkan tingkat mementingkan likuidits apakah modal kerja dibiayai olehutang jangka panjang atau jangka pendek atau pemilik modal. Jumlah aktivitas lancar yang besar belum menjamin margin of sfety bagi perusahaan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan belum terjamin.
Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital). Keuntungan konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar menunjukkan keprcayaan para kreditor kepada pihak perusahaan, sehingga kelangsungan operasi perusahaan akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor.
Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Makin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun. Akan tetapi dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Besar atau kecilnya modal kerja yang harus dikeluarkan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Sifat dan jenis perusahaan itu sendiri
Maksudnya, sifat dan jenis perusahaan apakah tergolong perusahaan dagang atau jasa karena kebutuhan masing-masing perusahaan berbeda. Kebutuhan perusahaan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam suatu perusahaan.
2. Waktu memproduksi barang dan harga satuan barang tersebut
Maksudnya, cepat atau lambatnya waktu dalam memproduksi barang mempengaruhi modal kerja. Karena, semakin cepat barang diproduksi maka modal akan bertambah dari modal penjualan produk yang telah diproduksi barang tersebut. Akan tetapi jika seebaliknya, waktu produksi terhadap suatu produk lama maka modal yang akan didapatkan lama pula. Selain waktu dalam memproduksi barang, harga satuan dari suatu barang tersebut juga mempengaruhi besarnya modal kerja dalam suatu perusahaan.
3. Volume penjualan
Maksudnya, semakin meningkatnya volume penjualan terhadap suatu barang, maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Perputaran persediaan barang
Maksudnya, apabila persediaan suatu perusahaan cepat dijual maka modal kerja perusahaan akan cepat kembali. Namun apabila persediaan barang tersebut sulit dijual, maka modal akan semakin lama kembali.
5. Rata-rata pengeluaran uang perhari
Maksudnya, semakin besar uang yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka semakin besar modal yang akan dikeluarkan.
6. Tingkat perputaran piutang
Maksudnya, semakin cepat piutang perusahaan dibayarkan, maka semakin besarr modal yang dimiliki perusahaan dari piutang yang diterimanya tersebut.
E. Sumber Modal Kerja
Modal kerja dapat ditentukan dari beberapa sumber; yakni sebagai berikut :
1. Hasil operasional perusahaan
Hasil operasional perusahaan merupakan jumlah laba bersih (net profit) yang tercantum di laporan laba rugi dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan adanya laba, maka modal kerja disuatu perusahaan akan bertambah.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga yang dimiliki perusahaan apabila dijual maka akan menambah modal kerja perusahaan, modal kerja tersebut digunakan untuk mendanai aktivitas operasionalperusahaan serta mengembangkan peusahaan tersebut.
3. Penjualan aset tetap (fixed assets)
Hasil penjualan aset tetap (fixed assets) berupa tanah, mesin, kendaraan, bangunan dan sebagiannya dimaksudkan untuk menambah modal kerja perusahaan.
4. Penjualan saham atau obligasi
Apabila keadaan keuangan perusahaan kurang stabil, perusahaan dapat menjual saham yang dimilikinya kepada pihak lain beberapa persen. Hal ini dilakukan agar perusahaan mendapatkan tambahan modal kerja yang di butuhkan untuk menstabilkan keadaan mendesak disuatu perusahaan.
F. Modal Kerja dan Arus Kas
Secara konsep ada hubungan kuat antara modal kerja dan arus kas. Kelancaran arus kas akan mampu membuat manajer keuangan suatu perusahaan bisa memprediksi kebutuhan dana secara sistematis. Contohnya jika selama ini perusahaan mendanai 40% aktivitas usahanya dari pinjaman perbankan maka artinya perusahaan berkewajiban untuk secara rutin mengembalikan pinjaman perbankan secara tepat waktu.
Maka semua pengembalian pinjaman diserahkan atau bersumber dari penjualan, dimana naik turunya penjualan otommatis akan tergambarkan dalam arus kas (cash flow). Grafik arus kas menggambarkan proporsi naik dan turunnya angka penjualan. Jika kondisi pasar menggembirakan maka penjualan perusahaan mengalami peningkatan, namun jika kondisi pasar tidak menggembirakan artinya grafik arus kas juga akan mengalami penurunan.
Oleh karena itu, sehubungan dengan persoalan dengan persoalan arus kas ini, ada 2 (dua) persoalan dasar yang harus dihadapi oleh pihak manajemen keuangan sehubungan naik turunnya grafik arus kas tersebut, yaitu:
a. Pertama, jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda penurunsn, maka berapa lamakah masa penurunan tersebut. Dan dari manakah sumber dana yang dapat dipakai untk menutupi penurunan tersebut, jika perusahaan mengandalkan pembayaran pinjaman dari masuknya arus kas.
b. Kedua, jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda kenaikan secara sistematis, maka kemanakah kelebihan keuntungan atau over profit akan di alihkan.
G. Penggunaan Modal Kerja
Modal kerja dapat digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan dalam hal:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya untuk operasi perusahaan lainnya artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk pembayaran gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk pembelian bahan baku atau barang dagang, artinya pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagang yang digunakan untuk produksi dan dijual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga, artinya pada saat perusahaan menjual surat berharga, apabila perusahaan mengalami kerugian maka akan mengurangi modal kerja, oleh karena itu harus segera ditutupi agar tidak mengganggu pendanaan untuk kegiatan operasional lainnya.
4. Pembentukan dana pensiun, dana ekspansi atau pelunasan obligasi.
5. Pembelian aset tetap (fixed assets)
Pembelian aset tetap (fixed assets) seperti anah, bangunan, mesin dan kendaraan. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aset lancar (current assets) yang akan menimbulkan munculnya hutang lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar