COST OF CAPITAL
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa/i mampu menjelaskan definisi cost of capital.
Mahasiswa/i mampu menjelaskan faktor-faktor yang menentukan biaya modal
Mahasiswa/i mampu menjelaskan asumsi-asumsi biaya modal
Mahasiswa/i mampu memahami fungsi biaya modal
Mahasiswa/i mampu menghitung biaya modal
Mahasiswa/i mampu menghitung biaya hutang jangka panjang
Mahasiswa/i mampu memahami biaya modal saham preferen dan biaya modal sendiri
Mahasiswa/i mampu menjawab soal soal latihan dengan benar.
Definisi Cost of Capital (biaya penggunaan modal)
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal dari pinjaman para kreditur, supplier, dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan maupun laba yang tidak dibagi.
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan. Perhutungan biaya penggunaan modal sangatlah penting berdasarkan 3 alasan, yaitu ;
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengaharuskan biaya-biaya termasuk biaya modal maksimumkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capita budgeting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal
3. Keputusan lain sepeti leasing,modal kerja juga memerlukan estimasi biaya.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. Namun untuk hutang wesel ( notes payable ) atau hutang jangka pendek yang berbunga dimasukkan dalam perhitungan rata-rata tertimbang hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan, bukan pembelanjaan sementara. Sehingga dengan demikian pada umumnya hutang jangka dan modal sendirinya yang merupakan unsur untuk menghitung rata-rata tertimbang. Dengan demikian kita harus menghitung :
1. Biaya Hutang (Cost of Debt).
2. Biaya Saham Preferen (Cost of Preferen Stock).
3. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earning).
4. Biaya Saham Baru (Cost of New Common Stock).
Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.
C. Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan.
Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
2. Risiko keuangan bersifat konstan.
Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
3. Kebijakan dividen bersifat konstan.
Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
D. Fungsi Biaya Modal
Fungsi biaya modal adalah sebagai berikut :
1. Terkait dengang pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
Sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.
b. Setelah pajak (after tax basis).
2. Sebagai Discount Rate
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
E. Perhitungan Biaya Modal
Perhitungan biaya penggunaan modal biasanya didasarkan atas perhitungan sesudah pajak (after tax).
Biaya modal dapat dibagi dari dua sisi:
1. Dari pihak investor, biaya modal merupakan tinngkat keuntungan yang disyaratkan, merupakan pencerminan (dipengaruhi) oleh tingkat risiko, aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen.
2. Dari pihak perusahaan, biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari investor.
Jadi secara umum risiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga tinggi dan itu berarti biaya modal juga tinggi. Karena struktur modal terdiri dari berbagai macam sumber, maka biaya modalnya harus tertimbang.
Biaya modal rata-rata (average cost of capital) biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investasi, yaitu dengan membandingkan “rate of return” dari suatu investasi tersebut dengan “cost of capital”.
Cost of capital berasal dari berbagai sumber:
• Hutang jangka pendek
• Hutang jangka panjang
• Saham preferen
• Laba yang ditahan
• Emisi saham biasa baru
1. Hutang Jangka Pendek
a. Hutang dagang, biaya bunga yang biasanya dibayar atas keuntungan sebelum pajak. Jadi pajak akan lebih kecil.
b. Hutang wesel, bunga tetap dari nominal per tahun.
c. Hutang bank, bunga tetap dari nominal per tahun.
2. Hutang Jangka Panjang
Obligasi, ada biaya cost of bond.
3. Saham Preferen
Mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Sifat hutang karena punya kewajiban yang tetap. Sifat saham preferen berhak menerima deviden (lebih dulu).
4. Laba yang ditahan
Ada biayanya sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham diharapkan diterima oleh para investor.
5. Emisi saham biasa baru
Biayanyaa lebih besar dari biaya laba yang di tahan, karena ada biaya emisi.
F. Biaya Hutang Jangka Panjang (Obligasi)
Obligasi (cost of bond=Kd) dapat dihitung dengan 2 cara:
a. Dengan short cut formula
b. Dengan menggunakan tabel Present Value (PV)
G. Biaya Modal Saham Preferen
Po= dps/Kp
Po = harga saham preferen
dps = dividen saham preferen
Kp = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham preferen.
Bila ada flotation cost, maka biaya modal saham preferen diperhitungkan atas dasar kas bersih yang diterima (p.net).
Kp=dp/(p.net)
H. Biaya Modal Sendiri
Biaya modal sendiri (ke) adalah sebesar required rate of return investor saham biasa. Perusahaan dapat memperoleh modal sendiri dengan 2 cara :
Laba ditahan
Mengeluarkan saham baru
Biaya laba ditahan pada prinsipnya akan lebih rendah dari pada biaya modal saham baru, karena penjualan saham baru biasanya ada flotation cost (biaya emisi saham).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar