Senin, 13 April 2020

Analisis titik impas

ANALISIS TITIK IMPAS

Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa/i mampu memahami definisi analisis titik impas.
2. Mahasiswa/i mampu memahami tujuan analisis titik impas.
3. Mahasiswa/i mampu memahami Asumsi yang digunakan dalam analisis titik impas.
4. Mahasiswa/i mampu memahami keterbatasan analisis titik impas.
5. Mahasiswa/i mampu memahami metode menghitung analisis titik impas.
6. Mahasiswa/i mampu menjawab soal saoal latihan dengan benar.
                             
A. Definisi Analisis Titik Impas atau Break Event Point (BEP)
        Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang menekankan harga jual produk. Jadi, untuk mengetahui bagaimana pendapat, beban dan laba berperilaku ketika volume berubah, analisis biaya volume laba dapat di mulai dengan menentukan titik impas perusahaan (Hansen dan Mowen).
        Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol Mowen dan Hansen (2005). Titik impas adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003).
         Titik impas atau Break Even Poin (BEP) adalah suatu kondisi dimana perusahaan dalam dalam usahanya tidak mendapatkan untung maupun tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Dapat terjadi titik impas apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugia. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
B. Tujuan Analisis Titik Impas
        Tujuan Analisis titik impas atau analisis break even point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas) Analisa Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Baiaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis).
      Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
        Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui :
1.  Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.  Struktur biaya tetap dan variable
3.  Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap
4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
        Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan.
1. Harga jual persatuan,
2. Produksi minimal,
3. Pendesainan produk, dan lainnya.
        Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu :
1. Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode.
2. Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan.
3. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
        Disamping itu juga untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan belum mendapat laba atau rugi. Sehingga hal itu dijadikan dasar oleh pimpinan sebagai pengambilan keputusan di masa periode tersebut dan di masa yang akan datang.

C. Asumsi yang digunakan dalam Analisis Titik Impas
        Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik break even point tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan asumsi  dasar yang digunakan dalam break even point adalah sebagai berikut :
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk tetap.

D. Keterbatasan Analisis Titik Impas
        Analisis titik impas atau Analisis break even point dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even point dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even point. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even point mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
1. Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2. Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan.
3. Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu.
4. Sales mix adalah konstan
        Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, analisis titik impas atau break even point (BEP) akan bergeser atau berubah apabila :
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit .Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

E. Kelemahan Analisis Titik Impas atau Break Even Point (BEP)
Kelemahan-kelemahan dari analisis titik impas adalah sebagai berikut :
1. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.  Untuk menutuapi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.
2. Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan lainnya.  Dengan demikian juga perhitungannya biaya variabel perunit juga akan dapat dipengaruhi perubahan ini.
3. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis.
4. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
5. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume.
        Namun begitu, asumsi-asumsi terhadap analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap, kapasitas produksi serta tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga diasumsikan tetap, maupun biaya variable yang diasumsikan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat membuat suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, agar perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan hal-hal yang ingin kita prediksi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi merupakan resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan melalui analisis titik impas tetap perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.

F. Metode Untuk Menghitung Titik Impas
1. Metode matematika
Titik impas dapat ditentukan secara matematis atau secara grafis, dan dapat pula dinyatakan dalam unit penjualan maupun rupiah penjualan. Ancangan matematis dengan memakai metode persamaan (equation method) adalah berdasarkan pada laporan laba rugi dengan format marjin kontribusi seperti berikut :




Penjualan – Jumlah Biaya = Laba Bersih
Atau
Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap = Laba Bersih
Atau
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba Bersih

       Pada titik impas, laba bersihnya adalah nol. Titik impas dapat dihitung dengan mencari   titik dimana penjualannya sama dengan jumlah biaya variabel ditambah biaya tetapnya.

2. Metode Kontribusi Unit
        Metode dimana setiap unit yang terjual memberikan suatu jumlah marjin kontribusi tertentu yang akan menutupi biaya tetap. Titik impas diperoleh dari jumlah biaya tetap dibagi dengan marjin kontribusi yang dihasilkan oleh setiap unit yang terjual adalah sebagai berikut :





Untuk mengetahui titik impas penjualan (Rp), adalah sebagai berikut :



        Margin kontribusi adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit besaran untuk menutup biaya tetap dan memberikan keuntungan per unit.
Rumus kontribusi margin per unit.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar