Senin, 18 Mei 2020

Tahlil dan istighosah

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM III
“TAHLIL DAN ISTIGHOSAH”

Dosen Pembimbing :
Erna Ningsih,.S.Ag.M.PdI

NAMA KELOMPOK :
1. Nimatus Solikah (18042070)
2. Siti Mabruroh (18042088)
3. Ocha Firnanda Sagita      (18042086)


UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam III tentang “Tahlil dan istighosah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalampembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekuranganbaik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapatmemeperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berhara semoga makalah tentang “Tahlil dan istighosah” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.




Lamongan, 17 Mei 2020


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang1
1.2 umusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tahlil 3
2.2 Pengertian Istighosah 4
2.3 Perbedaan Tahlil dan Istighosah 5
2.4 Manfaat Tahlil dan Istighosah 7
2.5 Hukum Tahlil dan Istighosah 10

BAB III PENUTUP 13

3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Seiring  dengan derasnya arus globalisasi dan modernisasi, sekarang telah berkembang beberapa aliran anti tradisi yang berupaya untuk membid’ahkan atau bahkan mengkafirkan pelaku tradisi tersebut, serta menggantinya dengan tradisi sebagian bangsa Arab modern. Terdapat beberapa amaliah-amaliah kita yang dianggap bid’ah, seperti majelis maulid, sholawat, yasinan, ziarah kubur, tabarruk, tahlilan, dan lain-lain. Amaliah-amaliah tersebut merupakan amalaih yang sudah mendarah daging di Nusantara pada khususnya dan dunia Islam pada umumnya. Amaliah-amaliah tersebut diwariskan oleh ‘alim ulama dan kaum sholihin yang dikenal keluasan ilmunya dan kemuliaan akhlaknya.

Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW bukanlah untuk menolak atau memberantas segala bentuk tradisi yang ada dan sudah mengakar menjadi kultur budaya masyarakat, melainkan untuk melakukan pembenaran atau meluruskan tradisi dan budaya yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan tradisi yang baik dan tidak bertentangan dengan risalah Rasulullah harus tetap dilestarikan, maka Islam akan mengakulturasikannya dan kemudian mengakuinya sebagai bagian dari budaya dan tradisi Islam itu sendiri.

Maka atas dasar tersebut di atas, kita dalam menghadapi orang dan keluarga atau teman yang meninggal janganlah bersikap kurang baik melainkan kita harus mendo’akan baik secara perorangan ataupun secara bersama-sama. Untuk mengetahui do’a dan bagaimana cara orang mendo’akan orang yang sudah meninggal, maka penulis mencoba mengangkat masalah ini dalam bentuk makalah yang berjudul “Tahlil Dan Istighosah”.


1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Tahlil?
2. Apa Pengertian Istighosah?
3. Bagaimana perbedaan Tahlil dan Istighosah?
4. Apa saja manfaat Tahlil dan Istighosah?
5. Apa hukum Tahlil dan Istighosah?

1.3 TUJUAN

1. Untuk menjelaskan pengertian Tahlil.
2. Untuk menjelaskan pengertian Tahlil.
3. Untuk menjeaskan perbedaan Tahlil dan Istighosah.
4. Untuk menjelaskan manfaat Tahlil dan Istighosah.
5. Untuk menjelaskan hukum Tahlil dan Istighosah.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tahlil

Kata "Tahlil" sendiri secara harfiah berarti berdzikir dengan mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah" (tiada yang patut disembah kecuali Allah), yang sesungguhnya bukan dzikir yang dikhususkan bagi acara memperingati kematian seseorang. Pada acara ini orang berkumpul- kumpul di rumah orang yang meninggal lalu berdzikir dan membaca sejumlah ayat Al Qur'an, kemudian mendoakan orang yang meninggal. Tahlilan adalah acara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000 .

Acara tersebut umumnya dilaksanakan dalam forum Majelis Tarhim (suatu majelis atau acara yang dilaksanakan untuk memintakan rahmat Allah terhadap orang yang meninggal) dengan membaca kalimat tahlil. Sebelum pembacaan tahlil sebagai inti dari acara, terlebih dahulu dibacakan ayat Al- thayyibah (seperti hamdalah, takbir, shalawat, tasbih, dan sejenisnya) untuk menambah rasa pendekatan diri kepada Allah sebelum berdoa dan bertawajjuh dengan bacaan tahlil. Pada umumnya, bacaan-bacaan surat Al- dengan menyandarkan keutamaan surat-surat tersebut (Sholikhin, 2010).

 Pada awalnya, acara tahlilan ditengarai merupakan praktik pada masa transisi yang dilakukan oleh masyarakat yang baru memeluk Islam pada zaman Wali Songo, dan tidak meninggalkan kebiasaan mereka yang lama. Berkumpul di rumah orang yang meninggal, acara seperti itu tidak hanya terjadi pada masyarakat pra Islam di Indonesia saja, tetapi di berbagai belahan dunia, termasuk di jazirah Arab. Oleh para da'i pada waktu itu, acara yang sebelumnya diubah menjadi kegiatan yang bernafaskan Islam. Di Indonesia, tahlilan masih membudaya, sehingga istilah "tahlilan" dikonotasikan sebagai memperingati orang yang meninggal.
Tahlil, takbir, tahmid, dan tasbih pada dasarnya merupakan dzikir yang sangat dianjurkan. Tahlil, takbir, tahmid, dan tasbih pada dasarnya merupakan dzikir yang sangat dianjurkan. Mendoakan orang tua termasuk tahlil, takbir, tahmid, dan tasbih yang dilakukan dijamin makbul bagi keselamatan orang yang meninggal di akhirat. Berdasarkan dari sumber di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian dari tahlilan yaitu suatu acara kegiatan pembacaan kalimat Laa illaaha illallah beserta dzikir, ayat suci Al- -sama dalam rangka kirim doa untuk orang yang meninggal. Yang diselenggarakan pada hari pertama, 3, 7, 40, 100, dan 1000. Dan hingga setiap tahun hari meninggalnya. Acara tersebut dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Maghrib atau setelah shalat Isya.

2.2 Pengertian Istighosah

Kata “istighotsah” استغاثة berasal dari “al-ghouts” الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” استفعلatau “istif’al” menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron غفران yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif’al menjadi istighfar استغفار yang berarti memohon ampunan. Jadi istighotsah berarti “thalabul ghouts” الغوث طلبatau meminta pertolongan. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan “istianah” استعانة, meskipun secara kebahasaan makna keduanya kurang lebih sama. Karena isti’anah juga pola istif’al dari kata “al-aun” العون yang berarti “thalabul aun” العون طلبyang juga berarti meminta pertolongan.

Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Istighosah termasuk do’a. Namun do’a sifatnya lebih umum karena do’a mencakup isti’adzah (meminta perlindungan sebelum datang bencana) dan istighosah (meminta dihilangkan bencana). Untuk dan dalam rangka menekan stres menghadapi ujian nasional, pilihan ekstrem lainnya adalah dengan melakukan istighosah. Doa bersama ini dilakukan oleh puluhan sekolah dan ribuan siswa, sambil bermaaf-maafan persis seperti pada hari raya idul fitri atau hendak melepas orang tua akan pergi haji. Dari sudut pendidikan, istighosah bukanlah hal yang salah. Sebagaimana telah dipahami bahwa istighosah adalah meminta pertolongan agar terhindar dari kesulitan, maka tidak boleh hal ini ditujukan selain pada Allah terkhusus pada hal-hal yang hanya mampu dilakukan oleh Allah semata. Karena istighosah bisa saja diminta dari makhluk yang mampu memenuhinya. Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhohullah berkata, “Sebagian ulama memberikan ketentuan kapan istighosah termasuk syirik akbar, yaitu ketika istighosah ditujukan pada makhluk yang mereka sebenarnya tidak mampu memenuhinya. Sebagian lagi berkata bahwa istighosah adalah meminta pertolongan dihilangkan bencana pada makhluk pada perkara yang tidak dimampui selain Allah. Pendapat terakhir, itulah yang lebih tepat.  Istighotsah sebenamya sama dengan berdoa akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah konotasinya lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighotsah adalah bukan hal yang biasa biasa saja.

Oleh karena itu, istighotsah sering dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu, terutama istighfar, sehingga Allah SWT berkenan mengabulkan permohonan itu. Kata do’a yang sering kita dengar, berasal dari bahasa Arab, do’a. Kata tersebut dalam sistem tata bahasa Arab berbentuk masdar (kata dasar) yang bermakna mencari, meminta, dan memohon. Dalam ajaran Islam, doa merupakan ibadah yang merefleksikan permohonan pertolongan dan pengharapan kasih sayang seorang manusia sebagai hamba dengan menunjukkan sikap butuh dan tidak memiliki kuasa serta daya uapa dan kekuatan, kecuali atas pertolongan Allah SWT.

2.3 Perbedaan Tahlil Dan Istighosah

1) Tahlil
a) Tahlil biasanya berlangsung setiap hari jumat, dan jika ada orang yang meninggal, tahlil dilakukan pada tujuh hari berturut-turut setelah hari pertama kematian, hari ke 40, hari ke 100, dan hari ke 1000, atau pada pengambilan acara tahunan dari kematian seseorang.
b) Tahlil dimulai dengan pembacaan tawasul, yaitu pembacaan Al-Fatihah yang ditujukan pada para nabi, sahabat, para ulama, dan roh yang telah mati.
c) Tahlilan dari susunan bacaannya terdiri dari dua unsur yang disebut dengan syarat dan rukun, yang dimaksud dengan syarat ialah bacaan :
1. Surat al-Ikhlas
2. Surat al-Falaq
3. Surat an-Nas
4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 الم ذلك الكتاب .......
5. Surat al-Baqarah ayat 163 والهكم إله واحد ........
6. Surat al-Baqarah ayat 255 الله لاإله إلا هو الحي القيوم ........
7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai ayat 286 لله مافي السموات ......
8. Surat al-Ahzab ayat 33 إنما يريد الله ........
9. Surat al-Ahzab ayat 56إن الله وملائكته يصلون على النبي ........
10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat, Istighfar, Tahlil dan Tasbih. Adapun bacaan yang dimaksud dengan rukun tahlil ialah bacaan : 1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :واعف عنا واغفر لنا وارحمنا 2. Surat al-Hud ayat 73: ارحمنا ياأرحم الراحمين 3. Shalawat Nabi 4. Istighfar 5. Kalimat Thayyibah لاإله إلاالله 6. Tasbih.

2) Istighosah
a) Istighosah biasanya dilakukan secara berjama’ah, atau bisa juga dilakukan secara pribadi, untuk memohon suatu pertolongan kepada Allah swt, dimudahkan dalam ujian, dijauhkan dan diselamatkan dari musibah, dan lain sebagainya.
b) Bacaan ketika dzikir istighosah Dalam tradisi masyarakat Islam Indonesia yang berafiliasi NU, sering dibaca bersama dengan tahlil atau dibaca secara terpisah di dalam acara-acara riyadhoh atau wiritan yang dilakukan oleh pengikut tarekat seperti Naqshabandiyah, Qodiriyah, Syadziliyah, dan Tijniyah, dll.
c) Istighosah pada umumnya diimami oleh murshid tarekat atau dipimpin oleh ulama /kyai.
d) Bacaan istighosah adalah :
1. Istighfar
 2. Hauqolah
3. Sholawat Nabi dan sekeluarganya
4. Lafadz tahlil
5. Puji nama-nama Allah dengan lafadz “Ya Allah, Ya Qodim, Ya Sami, Ya Basir, Ya Mubdi, Ya Kholiq, Ya Hafidz, Ya Nasir, Ya Allah, Ya Lathif.” Ataumembaca asma Allah.
6. Kemudian membaca bacaan istighosah.

2.4 Manfaat Tahlil Dan Istighosah

a) Manfaat Tahlil
1. Pertama, melatih dan membiasakan kita untuk membaca kalimah ţayyibah, seperti: lailaha Illallah, Subhanallah, astaghfirullah dll. Bahkan jika sampai akhir hayat, (meninggal dunia)  kita bisa membaca kalimah tahlil, maka akan dijamin oleh Allah masuk surga. Sebagaimana sabda Nabi: Man qala lailaha illa Allah fi akhiri kalamihi dakhala al-jannah. Kita sangat khawatir, jika pada hari akhir hayat kita tidak mampu mengucapkan kalimah ţayyibah, baik dalam hati maupun lisan, maka celakalah kita.
Tidak mudah memang untuk dapat mengucapkan kalimah tayyibah menjelang kematian seseorang, karena pada saat itu godaan syetan luar biasa dengan menjelma menjadi sosok yang menjadi kesenangan kita saat kita masih hidup sehat (na’uzu billah min zalik). Maka talqin (menuntun atau membimbing bacaan kalimah tayyibah) ini amat penting bagi umat Islam. Siapa pun akan takut dengan kondisi sakarat al-maut ini. Dan inilah detik-detik yang paling menentukan, apakah kita husnul khatimah atau tidak. Jangan sampai kita menjelang wafat mengucapkan kalimah sayyi’ah. (Ya Rabbi amitni ala din al-Islam wa akhtim li bi husn al-khatimah…).
2. Kedua, memelihara dan menjalin hubungan silaturrahim, menyambung hubungan kekerabatan dan persaudaraan antarumat Islam (ukhuwwah Islamiyyah). Silatuirrahim ini perlu, sebab sebagaimana Nabi kita menegaskan: Barang siapa beriman kepada Allah, hendaknya orang itu menjalin hubungan silaturrahim. Bahkan dikatakan oleh Nabi: Barang siapa yang menjalin hubungan baik (silaturrahim), maka Allah akan memanjangkan umurnya, dan melapangkan rizkinya. (Man ahabba an yubsaţa lahu fi rizkihi wa an yunsaa lahu fi atharihi fa al-yaşil rahimahu). Satu contoh kecil, orang yang sakit berkepanjangan dan tidak sembuh-sembuh, kemudian berkat silaturrahim ia menemukan obatnya, melalui saran dan petunjuk dari saudara atau temannnya tadi. Dalam tradisi tahlil kita berjama’ah mengundang tetangga kerabat dan teman sejawat. Inilah berkat berjama’ah dan silaturrahim.
3. Ketiga, berbakti kepada orang tua, kerabat kita dan berbuat baik kepada sesama saudara. Karena dalam  tahlil kita mendoakan kepada orang tua kita, keluarga kita dan saudara-saudara kita, baik yang sudah meninggal maupun yang belum. Seperti doa-doa yang sering kita baca selama ini. Sebagai anak kita wajib berbakti kepada orang tua, dan berbakti itu tidak saja sewaktu masih hidup tetapi juga ketika sudah meninggal. Tahlil atau tahlilan (jangan salah paham, keduanya bahasa Arab berbentuk masdar) merupakan salah satu bukti bakti kita kepada orang tua sepanjang masa. Itulah maka, ditegaskan oleh Rasulullah Saw., bahwa semua manusia yang sudah mati akan terputus semua amalnya kecuali tiga hal: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakannya (doa anaknya). Bagaimana dengan doa saudara, handaitolan , kerabat, tetangga dan orang lain? Apakah doanya kesampaian? Memang di luar anak salih ini ada ikhtilaf. Tetapi lepas dari soal nyampai atau tidaknya doa itu, tahlil atau kirim doa ini besar manfaatnya. Jika toh tidak nyampai, maka akan kembali kepada diri orang itu sendiri (diterima doa itu tetapi tidak untuk si mayit, misalnya). Kemudian, tahlil ini juga bagian dari pembiasaan diri untuk mengucapkan kalimah tayyibah, doa, zikir, salawat dan qira’at al-Qur’an.
4. Keempat, bersedekah. Di samping bertahlil kita juga menjamu hidangan (sesuai kemampuan) kepada para jama’ah. Seperti kita tahu, bahwa sedekah (şadaqah) itu dapat menolak balak atau bencana dan dicintai orang lain. Dan harta yang kita sedekahkan kepada orang lain dan ke jalan Allah itu tidak akan habis, namun justru menjadi investasi di akhirat kelak.
5. Kelima, beribadah  dan mencari ridha Allah SWT. Karena tahlil atau ini niat kita untuk beribadah, mencari ilmu dan mencari rida Allah SWT. Bukan karena orang lain atau siapa-siapa, melainkan hanya semata karena Allah SWT.
b) Manfaat Istighosah
Manfaat do’a dan zikir (mengingat Allah SWT) Istighosah sangat banyak, diantaranya sebagai berikut:
1. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.
2. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya
3. Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.
4. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (didalam) hati.
5. Melapangkan rizki
6. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya diawasi Allah, sehingga mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan.
7. Takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil yang diucapkan hamba saat berzikir akan mengingatkannya saat dia ditimpa kesulitan.
8. Malaikat akan selalu memintakan ampunan kepada Allah bagi orang-orang yang berzikir.
9. Orang yang berzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya.
Mengingat banyaknya manfaat yang telah disebutkan di atas, maka istighosah merupakan serangkaian dzikir, doa, sholawat yang sangat banyak maanfaatnya bagi pembacanya. Manfaat istighosah sendiri seperti manfaat yang terdapat dalam dzikir, doa, sholawat, oleh karena itu maka sebagai hamba Allah yang beriman harus selalu berdo’a dan berzikir, memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari berbagai tantangan dan cobaan hidup di dunia ini.
2.5 Hukum Tahlil Dan Istighosah

a) Hukum Tahlil
Berikut beberapa dalil tentang Tahlil
عَنْ سَيِّدِنَا مَعْقَلْ بِنْ يَسَارْ رَضِيَ الله عَنْهُ اَنَّ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ : يس قَلْبُ اْلقُرْانْ لاَ يَقرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيْدُ اللهَ وَالدَّارَ اْلاَخِرَة اِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ اِقْرَؤُهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ )رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ, اِبْنُ مَاجَهْ, اَلنِّسَائِى, اَحْمَدْ, اَلْحَكِيْم, اَلْبَغَوِىْ, اِبْنُ اَبِىْ شَيْبَةْ, اَلطَّبْرَانِىْ, اَلْبَيْهَقِىْ, وَابْنُ حِبَانْ
Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah s.a.w. bersabda : surat Yasin adalah pokok dari al-Qur’an, tidak dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali diampuni dosa-dosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud, dll)
Adapun beberapa ulama juga berpendapat seperti Imam Syafi’i yang mengatakan bahwa
وَيُسْتَحَبُّ اَنْ يُقرَاءَ عِندَهُ شيْئٌ مِنَ اْلقرْأن ,وَاِنْ خَتمُوْا اْلقرْأن عِنْدَهُ كَانَ حَسَنًا
Bahwa, disunahkanmembacakan ayat-ayat al-Qur’an kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur’an maka akan lebih baik.
Bahkan Imam Nawawi dalam kitab Majmu’-nya menerangkan bahwa tidak hanya tahlil dan doa, tetapi juga disunahkan bagi orang yang ziarah kubur untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an lalu setelahnya diiringi berdoa untuk mayit.
Dari beberapa dalil tersebut dapat diketahui bahwa tahlil hukumnya sunnah. Dan termasuk bid’ah hasanah menurut Imam Al-Syafi’i dan Imam AL-Nawawi.
b) Istighosah
Rasul saw memperbolehkan Istighatsah, sebagaimana hadits beliau saw : “Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu mereka ber-istighatsah (memanggil nama untuk minta tolong) kepada Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad shaw” (Shahih Bukhari hadits no.1405),

Juga banyak terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits No.194, Shahih Bukhari hadits No.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist2 shahih yang Rasul saw menunjukkan ummat manusia ber istighatsah kepada para Nabi dan Rasul, bahkan Riwayat Shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari semua manusia.. dst.. dst...dan Adam as berkata : “Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka ber Istighatsah memanggil – manggil Muhammad saw, dan Nabi saw sendiri yang menceritakan ini, dan menunjukkan beliau tak mengharamkan Istighatsah.












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tahlilan adalah acara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, dan seterusnya.
Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit.
Perbedaan tahlil dan istighosah adalah 1. Terletak pada tujuannya, 2. Terletak pada susuan bacaannya. Tahlil dimulai dengan pembacaan tawasul, yaitu pembacaan Al-Fatihah yang ditujukan pada para nabi, sahabat, para ulama, dan roh yang telah mati.
Tahlilan dari susunan bacaannya terdiri dari dua unsur yang disebut dengan syarat dan rukun, yang dimaksud dengan syarat ialah bacaan : 1. Surat al-Ikhlas 2. Surat al-Falaq 3. Surat an-Nas 4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 الم ذلك الكتاب ....... 5. Surat al-Baqarah ayat 163 والهكم إله واحد ........ 6. Surat al-Baqarah ayat 255 الله لاإله إلا هو الحي القيوم ........ 7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai ayat 286 لله مافي السموات ...... 8. Surat al-Ahzab ayat 33 إنما يريد الله ........ 9. Surat al-Ahzab ayat 56إن الله وملائكته يصلون على النبي ........ 10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat, Istighfar, Tahlil dan Tasbih. Adapun bacaan yang dimaksud dengan rukun tahlil ialah bacaan : 1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :واعف عنا واغفر لنا وارحمنا 2. Surat al-Hud ayat 73: ارحمنا ياأرحم الراحمين 3. Shalawat Nabi 4. Istighfar 5. Kalimat Thayyibah لاإله إلاالله 6. Tasbih.
Bacaan istighosah adalah : 1. Istighfar 2. Hauqolah 3. Sholawat Nabi dan sekeluarganya 4. Lafadz tahlil 5. Puji nama-nama Allah dengan lafadz “Ya Allah, Ya Qodim, Ya Sami, Ya Basir, Ya Mubdi, Ya Kholiq, Ya Hafidz, Ya Nasir, Ya Allah, Ya Lathif.” Ataumembaca asma Allah. 6. Kemudian membaca bacaan istighosah.
Manfaat Tahlil ialah melatih dan membiasakan kita untuk membaca kalimah ţayyibahdan untukmemelihara dan menjalin hubungan silaturrahim, menyambung hubungan kekerabatan dan persaudaraan antarumat Islam (ukhuwwah Islamiyyah).
Manfaat do’a dan zikir (mengingat Allah SWT) Istighosah sangat banyak, diantaranya sebagai berikut:
1. Mendatangkan keridhoan Allah SWT.
2. Mengusir syaitan, menundukkan, dan mengenyahkannya
3. Menghilangkan kesedihan dan kemuraman hati.
4. Mendatangkan kegembiraan dan ketentraman (didalam) hati.
5. Melapangkan rizki
Hukum tahlil dan istighosah adalah sunnah, dan termasuk bid’ah hasanah menurut Imam Syafi’i.

3.2 Saran
Kami sadar bahwasanya dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu masih perlu saran dan kritik para pembaca agar makalah ini bisa mencapai kesempurnaa dikemudian hari.



DAFTAR PUSTAKA


https://id.quora.com/Apa-saja-manfaat-Istighosah
https://www.google.com/search?ei=6TvBXtaRA9PJrQHt3YS4Aw&q=manfaat+tahlil+&oq=manfaat+tahlil+&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzICCAAyAggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyBggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB46BAgAEEdQ3R5Ypi1gmDdoAHABeACAAfsOiAHXM5IBBTctMS4zmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclient=psy-ab&ved=0ahUKEwiWqqOjgLvpAhXTZCsKHe0uATcQ4dUDCAs&uact=5
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/18326/susunan-bacaan-tahlil




Tidak ada komentar:

Posting Komentar