Senin, 11 Mei 2020

Manajemen persediaan tradisional dan JIT

MAKALAH
AKUNTANSI MANAJEMEN
 “MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN JIT”

DOSEN PENGAMPU:
Ariefah sundari, S.Kom., M.M

NAMA KELOMPOK:
1. Fira Alfia (18042078)
2. Anggraeni Purbosari (18042082)
3. Dwiki Darmawan (18042098)


PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR

                Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia nikmatNya sehinnga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN JIT” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah AKUNTANSI MANAJEMEN yang di ampu oleh Ibu Ariefah sundari, S.Kom., M.M
              Makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
             Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang paling membangun dari pembaca sekalian untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi.
            Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang menambah kekayaan intelektual bangsa.
Lamongan, 27 April  2020


Kelompok 9


















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I  PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan masalah 1
3. Tujuan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Manajemen persediaan tradisional 2
2. Manajemen persediaan JIT 3
BAB III PENUTUP 6
Kesimpulan 6

BAB I
PENDAHULUAN


1. latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi yang sangat pesat, pada perusahaan manufaktur mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi, namun disisi lain memerlukan pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Karena keterbatasan dana masih banyak perusahaan yang menggunakan prosedur yang tradisional untuk menghadapi kemajuan teknologi itu sendiri. Namun masyarakat di Negara maju seperti Jepang khususnya komunitas manufaktur mulai mengembangkan suatu system yang disebut Just In Time, dimana sistem ini dilatar belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri, yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi.
Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor  yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu faktor penentu unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan harus dapat melayani permintaan konsumen tepat waktu, mengeliminasi atau mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep JIT.
Operasi JIT merupakan suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi segala macam sumber pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan memberikan komponen produksi yang tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
2. Rumusan masalah
1) Apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan tradisional?
2) Apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan JIT?
3. tujuan masalah
1) untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan tradisisonal
2) untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan JIT


BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN


A.    Manajemen Persediaan Tradisional
Mengelola tingkat persediaan merupakan hal yang mendasar dalam pembentukkan keunggulan kompetitif jangka panjang. Kualitas, rekayasa produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon pelanggan (kinerja waktu), tenggang waktu(lead time), dan profitabilitas keseluruhan, adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat persedian.
System manajemen persediaan dengan pendekatan tradisional menganggap bahwa ketidakpastian permintaan konsumen mengakibatkan ketidakpastian produksi dan pembelian sehingga  perusahaan harus memiliki persediaan. Manajemen berusaha untuk mengatasi ketidakpastian tersebut melalui perencanaan sediaan yang sebaik mungkin. Dalam pendekatan tradisional beranggapan bahwa masalah produksi dapat diatasi dengan mengelola persediaan.
Biaya persediaan  berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut sebagai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika bahan baku atau barang yang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan (Ordering cost) adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Contohnya adalah biaya pemproses pesanan, biaya asuransi untuk pengiriman, serta biaya pembongkaran.
Biaya persiapan atau penyetelan (setup cost) adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian produksi yang tidak terpakai, biaya fasilitas produk yang tidak terpakai dan biaya uji coba produksi.
Biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan contoh nya adalah asuransi, pajak persediaan, keuangan, biaya  peluang dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penaganan, dan ruang penyimpanan persediaan.
Biaya habisnya persediaan (stockout cost) adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh pelanggan. Contohnya adalah penjualan yang hilang, biaya ekspedisi, serta biaya akibat produksi yang terganggu.
Alasan Tradisional menyimpan persediaan :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan.
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat:
a. Kerusakan mesin.
b. Kerusakan komponen.
c. Tidak tersedianya komponen.
d. Pengiriman komponen yang terlambat.
4. Untuk penyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5. Untuk memanfaatkan diskon.
6. Untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.

Rumus menghitung Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan:

TC = PD/Q + CD/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan

Dimana:
TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
P = Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun

Rumus menghitung EOQ (Kuantitas yang meminimalkan persamaan):
Q = EOQ


Rumus menghitung titik pesanan kembali (Reorder Point):
ROP = Tingkat penggunaan x Tenggang waktu

B.     Manajemen Persediaan JIT
Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:
1. Untuk meningkatkan laba, dan
2. memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

JIT menggunakan kontrak jangka panjang, pengisian kembali yang bberkelanjutan, dan EDI untuk mengurangi (mengeliminasi) biaya pemesanan. Usaha rekayasa dilakukan untuk mengurangi waktu persiapan secara drastic. Setelah biaya pemesana dan persiapan turun mencapai tingkat minimal, maka biaya penyimpanan dapat dikurangi dengan mengurangi tingkat persediaan. JIT mengandung penyangga yang sedikit jumlahnya pada awal setiap operasi dan menggunakan system Kanban untuk mengatur produksi. Produksi berkaitan dengan permintaan pasar. Jika produksi terhenti, maka throughput cenderung akan hilang Karena penyangga yang sedikit. Namun throughput masa depan cenderung meningkat karena adanya usaha untuk memperbaiki hal-hal seperti kualitas, produktivitas, dan tenggang waktu.

KELEBIHAN JIT
1. Tingkat Persediaan atau Stock Level yang rendah sehingga menghemat tempat penyimpanan dan biaya-biaya terkait seperti biaya sewa tempat dan biaya asuransi.
2. Bahan-bahan produksi hanya diperoleh saat diperlukan saja sehingga hanya memerlukan modal kerja yang rendah.
3. Dengan Tingkat persedian yang rendah, kemungkinan terjadinya pemborosan akibat produk yang ketinggalan zaman, lewat kadaluarsa dan rusak atau usang akan menjadi semakin rendah.
4. Menghindari penumpukan produk jadi yang tidak terjual akibat perubahan mendadak dalam permintaan.
5. Memerlukan penekanan pada kualitas bahan-bahan produksi yang dipasok oleh Supplier (Pemasok) sehingga dapat mengurangi waktu pemeriksaan dan pengerjaan ulang.
KELEMAHAN JIT
1. Sistem Produksi Just In Time tidak memiliki toleransi terhadap kesalahan atau “Zero Tolerance for mistakes” sehingga akan sangat sulit untuk melakukan perbaikan/pengerjaan ulang pada bahan-bahan produksi ataupun produk jadi yang mengalami kecacatan. Hal ini dikarenakan tingkat persediaan bahan-bahan produksi dan produk jadi yang sangat minimum.
2. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Pemasok baik dalam kualitas maupun ketepatan pengiriman yang pada umumnya diluar lingkup perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Keterlambatan pengiriman oleh satu pemasok akan mengakibatkan terhambatnya semua jadwal produksi yang telah direncanakan.
3. Biaya Transaksi akan relatif tinggi akibat frekuensi Transaksi yang tinggi.
4. Perusahaan Manufaktring yang bersangkutan akan sulit untuk memenuhi permintaan yang mendadak tinggi karena pada kenyataannya tidak ada produk jadi yang lebih.







Perbedaan JIT dengan Tradisional yaitu sebagai berikut:
JIT TRADISIONAL
1.      system tarik
2.      persediaan tidak signifikan
3.      pemasok kecil
4.      kontrak pemasok jangka panjang
5.      struktur selular
6.      tenaga kerja berkeahlian ganda
7.      pelayanan terdesentralisasi
8.      keterlibatan karyawan tinggi
9.      gaya manajemen memfasilitasi
10.  pengendaliaan kualitas total
11.  dominasi penelusuran langsung (Perhitungan biaya produk) 1.      system dorong
2.      persediaan signifikan
3.      pemasok besar
4.      kontrak pemasok jangka pendek
5.      struktur departemental
6.      tenaga kerja terspesialisasi
7.      pelayanan tersentralisasi
8.      keterlibatan karyawan rendah
9.      gaya manajemen mengawasi
10.  tingkat kualitas yang dapat diterima
11.  dominasi penelusuran penggerak
(Perhitungan biaya produk)

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
System manajemen persediaan dengan pendekatan tradisional menganggap bahwa ketidakpastian permintaan konsumen mengakibatkan ketidakpastian produksi dan pembelian sehingga  perusahaan harus memiliki persediaan. Manajemen berusaha untuk mengatasi ketidakpastian tersebut melalui perencanaan sediaan yang sebaik mungkin. Dalam pendekatan tradisional beranggapan bahwa masalah produksi dapat diatasi dengan mengelola persediaan. Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh permintaan yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar