Minggu, 22 Maret 2020

Teori perilaku individu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu dimensi yang paling penting dalam sebuah organisasi. Maka, karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Perilaku manusaia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan individu lainnya atau individu dengan individu lainnya. Dilihat dari sifatnya perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berfikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi yang berbeda dengan satu sama lain. Maka dari itu sebelum memasarkan produk perlunya mengidentifikasi pasar dan menentukan segmentasi pasar, agar pemenuhan kebutuhan setiap individu bisa terpenuhi dan tentunya konsumen puas dengan pelayanan yang diberikan.
Pada umumnya setiap individu memiliki suatu kebutuhan hidup. Mulai dari yang sederhana (primer) sampai kebutuhan yang lebih luas (tersier), karena untuk memenuhi kebutuhannya setiap individu memerlukan suatu tempat untuk memenuhi kebutuhannya oleh karena itu individu harus bertemu dengan individu lainnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku manusia dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya berupa interaksi individu dengan lingkungan sekitar.
Setiap hari manusia akan terlihat dengan aktivitas kelompok maupun organisasi. Hal ini akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian yang diinginkan bersama. Kelompok dapat mempengaruhi motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi perilaku individu dalam satu kondisi organisasi.














1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku konsumen?
2. Apa batasan perilaku konsumen?
3. Apa ekuilibrium konsumen?
4. Bagaimana statistic komparatif?
5. Bagaimana mengaplikasikan analisis kurva indeferens?
6. Bagaimana hubungan antara analisis kurva indeferens dan kurva permintaan?

1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui Bagaimana perilaku konsumen
2. Mengetahui batasan perilaku konsumen
3. Mengetahui ekuilibrium konsumen
4. Mengetahui statistic komparatif
5. Mengetahui Bagaimana mengaplikasikan analisis kurva indeferens
6. Mengetahui hubungan antara analisis kurva indeferens dan kurva permintaan

















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku individu merupakan abstraksi realitas, kita dapat mulai mengembangkan sebuah model untuk membantu kita memahami bagaiman konsumen akan merespon alternative pilihan yang ada. Seorang konsumen adalah individu yang membeli barang dan jasa dari perusahaan untuk tujuan konsumsi. Sebagai manajer sebuah perusahaan, anda tertarik tidak hanya mengenai siapa yang mengkonsumsi barang, tetapi siapa yang membelinya.
Dalam mengarakterkan perilaku konsumen, ada dua faktor yang penting namun berbeda untuk dipertimbangkan yaitu peluang konsumen dan proferensi konsumen. Peluang konsumen adalah menyajikan barang dan jasa yang mungkin dapat dibeli konsumen untuk dikonsumsi. Selera konsumen menentukan yang mana dari barang-barang ini yang akan dikonsumsi. Sedangkan proferensi anda adalah bahwa anda tidak akan mungkin untuk memilih mengonsumsi hati sapi sama sekali, dengan mengingat perbedaan ini mari kita mulai memodelkan preferensi konsumen.
 Dengan mengasumsikan bahwa preferensi adalah komplit kita mengasumsikan konsumen mampu menyatakan preferensi atau indiferensi antara semua gabungan. Jika preferensi tidak lengkap mungkin aka nada kondisi yang mana seorang konsumen akan mengklaim tidak tahu apakah ia lebih memilih gabungan A daripada B, memilih gabungan B daripada A, atau indiferens antara dua gabungan. Jika konsumen tidak dapat menyatakan preferensinya sendiri atau indiferens antar-barang manajer tidak akan pernah dapat memprediksi pola konsumsi individu dengan ketepatan yang wajar.
Sebuah kurva indiferens (indifference curve) mendefinisikan kombinasi barang X dan Y yang memberikan level kepuasan yang sama kepada konsumen, yakni konsumen indiferen antara kombinasi apapun dari barang-barang di sepanjang kurva indiferens. Contoh umum kurva indiferens ditampilkan pada figure 4-1 berdasarkan definisi, semua kombinasi X dan Y yang terletak pada kurva indiferens memberikan level kepuasan yang sama kepada konsumen. Contohnya jika anda bertanya pada konsumen “mana yang lebih anda pilih-ganungan A, gabungan B, atau gabungan C?” konsumen itu akan menjawab “saya tidak peduli,” karena gabungan A, B, dan C semua terletak pada kurva indeferens yang sama dengan kata lain, konsumen indeferens di antara ketiga gabungan ini.
Bentuk dari kurva indiferens bergantung pada preferensi konsumen konsumen yang berbeda umumnya akan memiliki kurva indiferens yang berbeda bentuk salah satu cara penting untuk meringkas informasi mengenai selera konsumen adalah dari sisi tingkat substitusi marginal. Tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution-MRS) merupakan nilai absolute dari kemiringan sebuah kurva indiferens. Tingkat substitusi marginal antara dua barang adalah pada tingkat dimana konsumen bersedia mengganti satu barang untuk yang lain dan masih mempertahankan tingkat kepuasan yang sama.
Figur 4-1 kurva indeferens





2.2 Batasan
Dalam membuat keputusan, individu menghadapi batasan ada batasan hukum, batasan waktu, batasan fisik, dan tentu saja batasan anggaran. Untuk mempertahankan focus kita pada esensi ekonomi manajerial tanpa terjebak dalam isu-isu di luar lingkup materi ini, kita akan menguji peranan harga dan pendapatan dalam membatasi perilaku konsumen.
A. Batasan Anggaran
Sederhananya batasan anggaran adalah membatasi perilaku konsumen dengan memaksa konsumen memilih gabungan barang yang terjangkau. Jika konsumen hanya memiliki $30 saat menjangkau kasir swalayan, nilai barang yang dibawah ke kasir tidak boleh melebihi $30.
Untuk mendemonstrasikan bagaimana kehadiran batasan anggaran membatasi pilihan konsumen, kita memerlukan beberapa notasi singkat tambahan. Batasan anggaran konsumen digambarkan dalam figur 4-2 area asiran mewakili setengah anggaran konsumen, atau setengah peluang. Secara khusus kombinasi apapun dari barang X dan Y dalam area asiran seperti titik G, mewakili kombinasi yang dapat dijangkau dari X dan Y, titik manapun diatas area arsiran, seperti titik H, mewakili gabungan barang yang tidak dapat dijangkau.
Figur 4-2 set anggaran




                 
¬¬




Kemiringan dari garis anggaran ditunjukkan oleh –Px/Py dan mewakili tingkat substitusi pasar yaitu tingkat yang mana satu barang dapat diperdagangkan untuk barang lain di pasar, kemiringan garis anggaran. Antara barang X dan Y lihatlah figur 4-3 yang menyajikan garis anggaran untuk konsumen yang memiliki pendapatan $10 dan mendapati harga $1 untuk barang X dan harga $2 untuk barang Y.
Figur 4-3 garis anggaran





Alasan kemiringan garis anggaran mewakili tingkat substitusi pasar antara kedua barang adalah sebagai berikut: andaikan konsumen membeli gabungan A dalam figure 4-3 yang mewakili situasi yang mana konsumen membeli 3 unit barang Y dan 4 unit barang X. Jika konsumen membeli gabungan B daripada gabungan A ia akan memperoleh satu unit tambahan barang Y. Tetapi, untuk itu ia harus merelakan 2 unit (4-2 = 2) barang X untuk tiap unit barang Y yang dibeli konsumen, ia harus merelakan 2 unit barang X untuk dapat menjangkau unit tambahan barang Y.
B. Perubahan Pendapatan
Setengah peluang konsumen bergantung pada harga pasar dan pendapatan konsumen. Dengan berubahnya parameter ini, berubah pula peluang konsumen, andaikan pendapatan awal konsumen dalam figur 4-4 adalah M0 apa yang akan terjadi jika M0 naik ke M1, sedangkan harga tetap tidak berubah? Ingat kembali bahwa kemiringan dari dari garis anggaran adalah –Px/Py. Dalam asumsi bahwa harga tetap tidak berubah, kenaikan pendapatan tidak akan mempengaruhi kemiringan garis anggaran. Namun, perpotongan vertical dan horizontal dari garis anggaran keduanya naik seiring kenaikan pendapatan konsumen, karena lebih banyak barang yang dapat dibeli pada pendapatan yang lebih tinggi.
Figur 4-4 perubahan dalam penyusustan pendapatan atau peluang ekspansi.





C. Perubahan Harga
Andaikan pendapatan konsumen tetap pada M, tetapi harga barang X turun ke P1x < P0x. Lebih jauh lagi, andaikan harga barang Y tetap karena kemiringan garis anggaran adalah –Px/Py pengurangan dalam harga barang X mengubah kemiringan, membuatnya lebih datar dari sebelumnya karena, jumlah maksismum barang Y yang dapat di beli adalah M/Py, pengurangan dalam harga barang X tidak mengubah potongan Y dari garis anggaran. Tetapi jumlah maksimum barang X yang dapat dibeli pada harga yang lebih rendah (perpotongan X dari garis anggaran) adalah M/P1x, yang lebih besar dari M/P0x. Jadi, efek akhir dari pengurangan harga barang X adalah merotasi garis anggaran berlawanan arah jarum jam seperti figur 4-5 serupa halnya kenaikan harga barang X akan menyebabkan rotasi garis anggaran searah jarum jam.
Figur 4-5 kenaikan harga barang X





2.3 Ekuilibrium Konsumen
Ekuilibrium konsumen merupakan gabungan yang terjangkau memberikan kepuasan tertinggi pada konsumen. Tujuan konsumen adalah memilih gabungan konsumsi yang memaksimalkan utilitasnya atau kepuasannya, jika tidak ada kelangkaan sifat semakin banyak semakin baik akan mengimplikasikan bahwa konsumen akan mengonsumsi gabungan yang mengandung jumlah barang tak terbatas. Namun, salah satu implikasi kelangkaan adalah bahwa konsumen harus memilih satu gabungan yang terletak dalam garis anggaran yang merupakan gabungan terjangkau.
Perhatikan gabungan A dalam figur 4-6. Kombinasi dari barang X dan Y ini terletak pada garis anggaran sehingga biaya gabungan A sepenuhnya menghabiskan pendapatan konsumen. Dengan pendapatan dan harga yang sesuai dengan garis anggaran, dapatkah konsumen melakukan lebih baik, yakni dapatkah konsumen mencapai kurva indiferens yang lebih tinggi? Jelasnya, jika konsumen megonsumsi gabungan B daripada gabungan A, ia akan lebih baik karena kurva indiferens melalui B terletak pada garis anggaran sehingga dapat dijangkau. Singkatnya, tidak efissien bagi konsumen untuk mengonsumsi gabungan A karena gabungan B juga terjangkau dan memberikan level kesejahteraan yang lebih baik.


Figur 4-6 ekuilibrium konsumen





Satu sifat penting dari ekuilibrium adalah bahwa pada gabungan konsumsi ekuilibrium, kemiringan kurva indiferens sama dengan kemiringan garis anggaran. Ingat kembali bahwa nilai absolut dari kemiringan kurva indiferens disebut tingkat substitusi marginal dan kemiringan garis anggaran adalah –Px/Py.
2.4 Statistik Kompraratif
1) Perubahan Harga dan Perilaku Konsumen
Perubahan harga dalam barang akan menyebabkan perubahan dalam gabungan konsumsi ekuilibrium. Untuk melihat ini, ingat kembali bahwa pengurangan dalam harga barang X menyebabkan rotasi berlawanan arah jarum jam dari garis anggaran. Oleh karena itu, jika konsumen awalnya pada ekuilibrium di titik A dalam figur 4-7 ketika harga barang X turun ke P, setengah peluangnya meningkat. Dengan setengah peluang baru ini, konsumen dapat mencapai level kepuasan yang lebih tinggi.
Figur 4-7 perubahan dalam ekuilibrium konsumen karena turunnya harga barang X





 
2) Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen
Perubahan pendapatan juga akan menyebabkan perubahan dalam pola konsumsi konsumen. Alasannya adalah bahwa perubahan dalam pendapatan akan membesarkan maupun mengecilkan batasan anggaran konsumen dan konsumen dengan demikian, menemukan optimum dengan memilih gabungan ekuilibrium baru. Contohnya andaikan konsumken awalnya berada di titik ekuilibrium pada titik A dalam figur 4-8. Sekarang, andaikan pendapatan konsumen naik ke M1 sehingga garis anggarannya bergeser.
Konsumen ini mendapati baik baginya untuk memilih gabungan B dalam figur 4-8 yang mana kurva indiferens melalui titik B bersinggungan terhadap garis anggaran baru.  
Figur 4-8 kenaikan pendapatan meanaikkan konsumsi barang normal








Ingat kembali bahwa barang X adalah barang normal jika kenaikan (penurunan) pendapatan menyebabkan kenaikan (penurunan) dalam konsumsi barang X. Barang normal termasuk seperti barang seperti steak, perjalanan udara, dan jeans desainer. Dengan naiknya pendapatan konsumen umumnya membeli lebih banyak barang ini. Perhatikan dalam figur 4-8 bahwa konsumsi barang X maupun Y naik karena kenaikan pendapatan konsumen. Oleh karena itu, konsumen memandang X dan Y sebagai barang normal.
3) Efek Substitusi dan Pendapatan
Efek substitusi merupakan pergerakan di sepanjang kurva indiferens yang di akibatkan perubahan dalam harga relatif barang, dengan pendapatan sebenarnya konstan. Garis anggaran memiliki kemiringan sama seperti garis FH, tetepi menyiratkan pendapatan yang lebih tinggi daripada garis anggaran FH. Dengan garis anggaran ini, konsumen akan mencapai ekuilibrium di titik B, yang mana lebih sedikit barang X yang dikonsumsi daripada situasi awal, titik A. pergerakan dari A ke B disebut efek substitusi (substitution effect), merefleksikan bagaimana konsumen akan bereaksi ke tingkat substitusi pasar yang berbeda.
Efek substitusi merupakan perbedaan X0-Xm di figur 4-9. Satu hal yang penting, pergerakan dari A ke B membiarkan konsumen berada pada kurva indiferen yang sama, sehingga pengurangan konsumsi barang A yang diimplikasikan oleh pergerakan itu merefleksikan tingkat substitusi pasar yang lebih tinggi, bukan berkurangnya “pendapatan rill” konsumen.





Figur 4-9 kenaikan harga barang X menyebabkan efek substitusi (A ke B) dan efek pendapatan (B ke C)






Konsumen itu sebenarnya tidak menghadapi garis anggaran JI ketika harga naik, tetapi menghadapi garis anggaran FH. Sekarang, mari kita ambil kembali pendapatan yang kita berikan pada konsumen untuk mengompensasi kenaikan harga. Ketika pendapatan ini di ambil, garis anggaran bergeser dari JI ke FH. Pergeseran ini dalam garis anggaran merefleksikan hanya pengurangan dalam pendapatan; kemiringan dari garis anggaran JI dan FH adalah identik. Oleh karena itu pergerakan dari B ke C disebut efek pendapatan (income effect).
Efek pendapatan merupakan pendapatan Xm-X1 dalam figur 4-9 merefleksikan fakta bahwa ketika harga naik, pendapatan rill konsumen turun. Karena barang X adalah barang normal dari figur 4-10, pengurangan dalam pendapatan menyebabkan pengurangan lebih jauh dalam konsumsi X. Efek pendapatan merupakan pergerakan dari satu kurva indiferens ke yang lain di akibatkan oleh perubahan dalam pendapatan rill yang disebabkan oleh perubahan harga.

2.5 Aplikasi Analisis Kurva Indeferens
1) Pilihan oleh Konsumen
a. Beli Satu, Gratis Satu
Sebuah teknik penjualan yang sangat popular direstoran pizza adalah menawarkan kesepakatam berikut:
Beli satu pizza besar, dapatkan gratis satu  pizza besar (dibatasi satu pizza gratis per konsumen)
Menggoda untuk menyimpulkan bahwa ini sederhananya adalah 50 persen pengurangan dalam harga pizza sehingga garis anggaran berotasi seperti saat harga turun. Kesimpulan ini meski demikian, tidak valid. Pengurangan harga mengurangi harga tiap unit yang dibeli. Jenis kesepakatan diatas hanya mengurangi harga unit pizza kedua yang dibeli (faktanya, ia mengurangi harga pizza kedua menjadi nol). Tawaran itu tidak mengubah harga unit dibawah satu pizza dan diatas satu pizza.
b. Hadiah Tunai, Hadiah Bentuk Lain, dan Sertifikat Hadiah
Seperti halnya kematian dan pajak, antrean di departemen pengembalian sesudah Natal tampaknya tidak menyenangkan, tetapi merupakan aspek hidup yang perlu. Untuk memahami mengapa, dan untuk mampu menempatkan solusi potensial atau masalah tersebut.


2) Pilihan oleh Para Pekerja dan Manajer
Sampai sekarang analisis kita mengenai kurva indeferens telah berfokus pada keputusan konsumen mengenai barang dan jasa. Para manajer dan pekerja juga merupakan individu dan oleh karena itu memiliki preferensi di antara alternatif yang mengonfrontasi mereka. Dalam bagian ini, kita akan melihat analisis kurva indiferens yang dikembangkan lebih awal untuk konsumen dapat dengan mudah dimodifikasi untuk menganalisis prilaku manajer dan individu lainnya yang dipekerjakan perusahaan.
a. Sebuah Modal yang Disederhanakan dari Pilihan Pendapatan-Waktu Luang
Kebanyakan pekerja baik waktu luang maupun pendapatan sebagai barang dan substitusi pada tingkat yang menurun sepanjang kurva indeferens. Oleh karena itu, kurva indeferens pekerja umumnya memeiliki bentuk umum, yang mana kita mengukur kuantitas waktu luang yang dikonsumsi oleh seorang pekerja.
b. Keputusan Para Manager
William Baumol telah berpendapat bahwa banyak manajer telah memeperoleh kepuasan dari keluaran dan laba perusahaannya. Menurut Baumol, laba dan penjualan yang lebih tinggi meneyebabkan perusahaan yang semakin besar, perusahaan yang lebih besar memeberikan lebih banyak kemewahan seperti kantor yang lebih luas, klub kesehatan eksekutif, jet perusahaan, dan sebagainya.
Andaikan prefensi seorang manajer adalah bahwa ia memandang “laba” dan “keluaran” dari perusahaan sebagai “barang” sehingga lebih banyak lebih baik. Kita tidak menyarankan bahwa hal tersebut optimum bagi anda, sebagai manajer, untuk memiliki jenis prefensi ini, tetapi ada banyak kondisi yang mana prefensi anda akan sejalan. Dalam banyak pekerjaan penjualan, misalnya individu menerima bonus bergantung pada keuntungan keseluruhan perusahaan. Tetapi, kemampuan agen penjual untuk menerima penggantian untuk biaya terkait bisnis tertentu dapat bergantung pada hasil total individu itu (misalnya, jumlah jumlah kartu yang terjual).

2.6 Hubungan Antara Analisis Kurva Indiferens Dan Kurva Permintaan
1) Permintaan Individual
Untuk melihat dari mana datangnya kurva permintaan untuk barang normal, lihatlah figure












Figur 4-11 menurunkan kurva permintaan individual













2) Permintaan Pasar
Anda biasanya, dalam peran anda sebagai  manajer, akan tertarik untuk menentukan total permintaan seluruh konsumen atas produk perusahaan anda. Informasi diringkas ini diringkas dalam kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari kurva permintaan individu dan mengindikasikan total kuantitas yang akan dibeli semua konsumen yang ada di pasar pada tiap kemungkinan harga.








BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku individu merupakan abstraksi realitas, kita dapat mulai mengembangkan sebuah model untuk membantu kita memahami bagaiman konsumen akan merespon alternative pilihan yang ada. Seorang konsumen adalah individu yang membeli barang dan jasa dari perusahaan untuk tujuan konsumsi. Sebagai manajer sebuah perusahaan, anda tertarik tidak hanya mengenai siapa yang mengkonsumsi barang, tetapi siapa yang membelinya.
Adapun batasan terdiri dari:
a. Batasan Anggaran
Sederhananya batasan anggaran adalah membatasi perilaku konsumen dengan memaksa konsumen memilih gabungan barang yang terjangkau. Jika konsumen hanya memiliki $30 saat menjangkau kasir swalayan, nilai barang yang dibawah ke kasir tidak boleh melebihi $30.
b. Perubahan Pendapatan
Setengah peluang konsumen bergantung pada harga pasar dan pendapatan konsumen. Dengan berubahnya parameter ini, berubah pula peluang konsumen, andaikan pendapatan awal konsumen dalam figur 4-4 adalah M0 apa yang akan terjadi jika M0 naik ke M1, sedangkan harga tetap tidak berubah? Ingat kembali bahwa kemiringan dari dari garis anggaran adalah –plp. Dalam asumsi bahwa harga tetap tidak berubah, kenaikan pendapatan tidak akan mempengaruhi kemiringan garis anggaran. Namun, perpotongan vertical dan horizontal dari garis anggaran keduanya naik seiring kenaikan pendapatan konsumen, karena lebih banyak barang yang dapat dibeli pada pendapatan yang lebih tinggi.
c. Perubahan Harga
Andaikan pendapatan konsumen tetap pada M, tetapi harga barang X turun ke P < P. Lebih jauh lagi, andaikan harga barang Y tetap karena kemiringan garis anggaran adalah –PlP pengurangan dalam harga barang X mengubah kemiringan, membuatnya lebih datar dari sebelumnya karena, jumlah maksismum barang Y yang dapat di beli adalah MlP, pengurangan dalam harga barang X tidak mengubah potongan Y dari garis anggaran. Tetapi jumlah maksimum barang X yang dapat dibeli pada harga yang lebih rendah (perpotongan X dari garis anggaran) adalah MlP, yang lebih besar dari MlP. Jadi, efek akhir dari pengurangan harga barang X adalah merotasi garis anggaran berlawanan arah jarum jam seperti figur 4-5 serupa halnya kenaikan harga barang X akan menyebabkan rotasi garis anggaran searah jarum jam.
Ekuilibrium konsumen merupakan gabungan yang terjangkau memberikan kepuasan tertinggi pada konsumen. Tujuan konsumen adalah memilih gabungan konsumsi yang memaksimalkan utilitasnya atau kepuasannya, jika tidak ada kelangkaan sifat semakin banyak semakin baik akan mengimplikasikan bahwa konsumen akan mengonsumsi gabungan yang mengandung jumlah barang tak terbatas. Namun, salah satu implikasi kelangkaan adalah bahwa konsumen harus memilih satu gabungan yang terletak dalam garis anggaran yang merupakan gabungan terjangkau.
Adapun Statistik Kompraratif terdiri dari:
a. Perubahan Harga dan Perilaku Konsumen
Perubahan harga dalam barang akan menyebabkan perubahan dalam gabungan konsumsi ekuilibrium. Untuk melihat ini, ingat kembali bahwa pengurangan dalam harga barang X menyebabkan rotasi berlawanan arah jarum jam dari garis anggaran.
b. Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen
Perubahan pendapatan juga akan menyebabkan perubahan dalam pola konsumsi konsumen. Alasannya adalah bahwa perubahan dalam pendapatan akan membesarkan maupun mengecilkan batasan anggaran konsumen dan konsumen dengan demikian, menemukan optimum dengan memilih gabungan ekuilibrium baru.
c. Efek Substitusi dan Pendapatan
Efek substitusi merupakan pergerakan di sepanjang kurva indiferens yang di akibatkan perubahan dalam harga relatif barang, dengan pendapatan sebenarnya konstan.
Aplikasi Analisis Kurva Indeferens
a. Pilihan oleh Konsumen
Beli Satu, Gratis Satu
Sebuah teknik penjualan yang sangat popular direstoran pizza adalah menawarkan kesepakatam berikut: Beli satu pizza besar, dapatkan gratis satu  pizza besar (dibatasi satu pizza gratis per konsumen)
Hadiah Tunai, Hadiah Bentuk Lain, dan Sertifikat Hadiah
Seperti halnya kematian dan pajak, antrean di departemen pengembalian sesudah Natal tampaknya tidak menyenangkan, tetapi merupakan aspek hidup yang perlu.
b. Pilihan oleh Para Pekerja dan Manajer
Sampai sekarang analisis kita mengenai kurva indeferens telah berfokus pada keputusan konsumen mengenai barang dan jasa. Para manajer dan pekerja juga merupakan individu dan oleh karena itu memiliki preferensi di antara alternatif yang mengonfrontasi mereka.

Hubungan Antara Analisis Kurva Indiferens Dan Kurva Permintaan
a. Permintaan Individual
b. Permintaan Pasar
Kurva permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari kurva permintaan individu dan mengindikasikan total kuantitas yang akan dibeli semua konsumen yang ada di pasar pada tiap kemungkinan harga.
3.2 Saran
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama, makalah ini jauh dari kata sempurna dan perlu di perbaiki, dari diksi, sumber sampai keluasan bahasan, apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan.Maka dari itu kritik dan sarat yang sifatnya membangun sangat kami butuhkan untuk revisi tulisan ini dan tulisan kami dimasa mendatang.






























DAFTAR PUSTAKA
Colburn, Chistopher B., “Work Requirements And Income Transfer”< Public Finance Quartely 21(2) April 1993,hlm.141-162
Danziger, Sheldon Dan Taussig. Michael K “The Income Unit And Anatomy Of Income Distribution”, Review Of Income And Wealth 25(4) Desember 1979 Hlm,. 365-575
Giertz, J.Fred Dan Sullifan, Dennis H., “On The Political Economy Of Food Stamps“, Public Coice 33(3), 1975, Hlm 113-117



Tidak ada komentar:

Posting Komentar