MAKALAH
“Menghormati Nabi”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam
DOSEN PENGAMPU :
Erna Ninngsih, M. PdI
DISUSUN OLEH
Kelompok 6 :
Yova Zumrotul Walida R (18042095)
Nila Kurnia Anggraeni (18042062)
Ramadhan Amirul M (18042079)
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengentahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima Kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Lamongan, 23 Maret 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 2
2.2 Membaca Sholawat 4
2.3 Membaca Barzanji 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 7
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca sholawat menjadi salah satu bukti cinta kita kepda Nabi Muhammad SAW. Kita wajib mencintaiNabi karena beliau telh membawa kita kejalan Allah SWT. Orang yang membaca sholawat pasti orang yang mencintai Nabi SAW.,tidak mungkin orang yang membencinya. Oleh sebab itu kita senantiasa di syarankan untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, kapanpun dan dimanapun.tentunya cara bersholawat harus dengan cara baik dan benar mengingat perjuangan Nabi SAW, sebagaimana beliau mengingat umatnya.
Dimasyarakat berkembang syair-syair untuk memuji Nabi Muhammad SAW, oleh sebab itu bahkan diadakan acara sholawat bersama tetapi kadang kala di lakukan berlebihan bahkan sambil di keraskan. Syair-syair tersebut kemudiaan berkembang bahkan di jadikan sebagai bacaan ceremony shalawat. Jadi shalawat seperti itu sesungguhnya bukan bagian dari ibadah tetapi hanya ceremony saja, bahkan serng di sebut kegitan kesenian saja
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksut Maulid Nabi Muhammad SAW
2. Bagaimana Cara Menghormati Keluarga Dan Sahabat Nabi Muhammad SAW
3. Bagaimana Cara Membaca Shalawat Barzanji
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW
2. Menjelaskan Bagaimana Menghormati Keluarga Dan Sahabat Nabi Muhammad SAW
3. Menjelaskan Bagaimna Membaca Sholawat Barzanji
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap muslim diperntah oleh Allah SWT untuk menghormati, menggungkan, mencintai dan memuliakan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya. Tetapi disamping itu dalam menghormati Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk tidak berlebihan dalaam memuliakanya. Nabi Muhammad SAW bersabdah:
“ Janganlah kalian berlebi- lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang nasrani telah berlebihan menjuji Isa putra Maryam. Aku hanyalah hamba maka katakanlah “ Abdullah Wa Rasullullah “( hamba Allah dan rasulnya ). (HR. Bukhari Dan Muslim).
Hadits ini melarang kaum muslimin untuk tidak berbuat ithra’ yaitu melewati batas- batas ketika memuji Nabi Muhammad saw. Contohnya kepada orang- orang nasrani yang berlebihan memuji Isa putra Maryam, setelah Nabi Isa As wafat mereka membuat sebuah patung. Dari itu sikap yang belebihan kepada Nabi Isa As , sehingga Nabi Muhammad SAW menyuruh pengikutnya untuk mensifatinya “ abdullah wa rasulullah “( pertama sebagai hamba dan sebagai rasul). Dalam menghormati Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya ada berbagai cara diantaranya adalah :
2.1 Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW
Ketika memasuki bulan rabiul awal, umat islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara seperti membaca sholawat, barzanji dan pengajian” yang mengisahkan sejarah Nabi Muhammad SAW. Lalu hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW menurut imam jalaluddin al-suyuthi (849 H-911 H) menjawab bahwa perayaan maulid Nabi Muhammad SAW boleh dilakukan. Sebagai dituturkan dalam Al-Hawi Li Al-Fatawi:
“ Ada sebuah perayaan tentang perayaan maulid Nabi Muhammad SAW pada bulan rabi’ul awal, bagaimana hukumnya menurut syara’. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala atau tidak ? beliau menjawab, “ jawabannya menurut saya bahwa asal perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-quran dan kisah” teladan Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melaksanakannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi Muhammad SAW , menampakan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi muhammad SAW yang mulia” (al-hawi li al-fatawi, jus 1, hal 251-252).
Jadi, hakikatnya perayaan maulid Nabi Muhammad SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atau terutusnya Nabi Muhammad SAW kedunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman , mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi Muhammad SAW untuk diteladani. Perayaan maulid Nabi sudah ada sejak lama dan telah dilakukan umat islam dan ajaran itu ditanamkan sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist diriwayatkan :
“Diriwayatkan dari Abu Qatadah Al-Anshari Ra, bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa senin. Maka beliau menjawab “ pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. ( shahih muslim(1977).
Paparan ini menyiratkan bahwa meryakan kelahiran maulid Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalahi perayaan maulid Nabi Muhammad SAW itu isinya adalah bacaan sholawat, baik barzanji atau diba’, sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainnya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh syariat islam. Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dirayakan oleh seorang Raja Muzahaffar Abu Sa’id Al Kukburi Bin Zainuddin Ali Bin Buktikin yang sekarang menjadi kota iran, pada awal abad ke 7H. Beliu mengundang para ulama dalam ilmu fiqih, ulama hadits, ulama ilmu kalam, ulma unsul, para ulama fiqih dan masyarakat sekitar. Imam Jalaluddin Al-Suyuthi mengatakan:
“orang yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi SAW penguasa irbil, raja Muzhaffar Abu Sa’id Alkukburi Bin Zainuddin Ali Bin Buktikin salah seorang raja yang mulia, luhur dan pemurah…… beliau merayakan maulid Nabi Muhammad SAW yang muliah pada bulan rabi’ul awal dengan perayaan yang meriah” (Al-Hawi Li Al-Fatawi, Jus 1, Hal 252).
Dalam bidang fiqih beliau bermadzab Syafi’i, oleh sebab itu beliau termasuk golongan al-sunnah wal jama’ah, karena masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab yang 4.
2.2 Membaca Sholawat Kepada Keluarga, Dan Sahabatnya Nabi Muhammad SAW
Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, artinya memohon kepada Allah SWT agar memberikan kesejahteraan kepada hamba pilihannya. Allah SWT berfirman:
“ Berdo’alah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman bagi jiwa mereka, dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (QS. Al-Taubah,103)
Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Isma’il Katsir mengatakan:
“Adapun firman Allah SWT artinya berdo’alah dan mohon ampunlah kamu untuk mereka sebagimana hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim dalam kitab shahihnya dari Abdullah bin abi awfa’ dia berkata,”Nabi SAW jika diberi sedekah oleh suatu kaum, maka beliau membaca sholawat (berdo’a) untuk mereka. Lalu ayahku memberikan sedekahnya kepada beliau berdoa, ya Allah, berilah kesejahteraan kepada keluarga abi aufa (sahabat Nabi)”. (Tafsir Ibn Katsir, Jus II, Hal 400).
Tafsiran ini menunjukan bahwa hakikat dari shalawat itu adalah mendo’akan dan memintakan ampun seseorang kepada Allah SWT. Dan hadist Nabi SAW diatas menunjukkan kebolehan membaca sholawat kepada selain para Nabi. Demikian halnya membaca sholawat kepada keluarga dan shabat Nabi. Membaca sholawat kepada keluarga dan sahat Nabi ini adakalannya disandingkan dengan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ Dari ummi salamah RA”. “setelah turun ayat (QS.Al-ahzab 33) sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa kamu wahai ahlil bait (anggota keluarga rasulullah). Dan dia hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. Maka rasulullah SAW menuntupkan kain kisanya (surbannya) diatas ali, fathimah, hasan, dan husain, seraya berkata “ ya Allah mereka adalah ahli baitku maka hapuskanlah dari mereka dosa dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”.
Ahlu bait adalah istilah yang berarti ” orang rumah” atau keluarga. Dalam tradisi islam istilah ini mengarah kepada keluarga Nabi Muhammad SAW. Syi’ah berpendapat bahwa ahlu bait mencakup 5 orang yaitu ali, Fatimah, hasan, dan husen (disamping Nabi Muhammad SAW) selain itu juga disebut dengan ahlul kisa atau (yang berada dalam satu selimut) dan keturunan mereka.
2.3 Membaca Sholawat Barzanji
Barzanji adalah suatu do’a-do’a, puji- pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang ditawalkan dalam suatu irama atau nada. Isi dari sholawat barzanji itu sendiri tentang kehidupan Nabi, silsilah keturunan, masa kanak”/ segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW. Nama kitab barzanji atau kitab ‘Iqdul Jauhar Fi Maulid An- Nabiyyin Al- Azhar’ merupakan kitab sejarah, barzanji diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja’far Al-Barzanji Bin Hasan Bin Abdul Karim, ia lahir dimadinah tahun 1690 dan meninggal 1777 H/1763 M. Barzanji berasal dari sebuah nama tempat dikurdistan, barzinj.
Al-barzanji sangatlah menghormati keluarga, keturunan dan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ini dibuktikan dalam do’a beliau:
“ Ya allah, dengan kehormatann Nabi yang mulia ini, keluarga dan sahabatnya yang mengikuti jejak beliau yang lurus, jadikanlah kami termasuk umat beliau yang terbaik………. Dan matikanlah kami (dalam keadaan) berpegang teguh pada Sunnah beliau dan Sunnah sahabt beliau (ahl al-sunnah wal-jamm’ah). (majmu’ah mawalid wa ad’iyah, 159-160).
Do’a tersebut membuktikan bahwa al-barzanji termasuk golongan al-sunnah wal al-jamm’ah. Sebab beliau berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan sahabat beliau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seluruh umat islam di anjurkan untuk senantiasa memuji,menghormati dan meneladani segala perilku Nabi Muhammad SAW. Tetapi disamping itu Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan untuk berlebihan dalam menghormatinya. Cara menghormati nabi beserta keluarga dan sahabatnya terdapat berbagai cara beberapa di antaranya :
a. Merayakan maulid Nabi Muhammad SAW : maulid nabi sendiri merupakan suatu peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW ketika memasuki rabiul awal. Hakikat maulid nabi ini sediri selain memperingati hari kelahiran nabi juga merupakan bentuk rasa hormat, rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW kedunia untuk menunjukan jalan yang di ridhoi Allah SWT
b. Membaca sholawat barzanji : merupakan suatu bentuk do’a,pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dalam bentuk irama atau nada.
c. Membaca shalawat Nabi kepada keluarga dan sahabat Nabi : yang termasuk kedalam ahlu bait Nabi Muhammad SAW adalah Fatimah, Ali , Hasan Dan Husen ( disamping Nabi Muhammad SAW sendiri).
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan , baik dari kapasitas materinya yang kurang ataupun dari segi bahasanya. Maka dari itu untuk pembahasan makalah-makalah selanjutnya mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan intropeksi kami dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
Adapun sara dari kelompok kami kepada para pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabanya. Dengan merayakan setiap tahunya Maulid Nabi Muhammad SAW dengan bersholawat, berkumpul bersama ataupun dengan cara lainya. Selain pada itu kami berharap makaah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca serta lebih memahami kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Daftar Pustaka
Diterjemahkan Oleh : Fariq Qasim Anuz Dari Buleting Berjudul Hal Nahtafil. Terbitan JEDDAH DA’WAH CENTER Jeddah-Saudi Arabia
Tafsir Ibnu Katsir. CD holy qur’an
Kitab Al-Hawi Li Al-Fatawi, Jus 1, Hal 251-252)
Marzuki. “Meneladani nabi Muhammad saw dalam kehidupan sehari-hari,IAIN sunan kali jaga, yokyakarta.2007
Al- Fannani Zainuddin Bi Abdul Aziz Al- Malibari, Terjemahan Fat-Hul Mu’in,Bandung,Sinar Baru Algensindo,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar