Jumat, 26 Juli 2019

Makalah IAD "Mengoperasi embrio Dalam kandungan

MAKALAH
ILMU DASAR ALAMIAH
" MENGOPERASI EMBRIO DALAM KANDUNGAN"





Disusun oleh kelompok 6
1. Ismawati (18042073)
2. Fira Alfia(18042078)
3. Nila Kurnia A ( 18042062)
4. M.Kharis(18042083)

Dosen pengampu: Arif Rahmatullah M.Si


FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2019










BAB II
PEMBAHASAN
1.1 pembedahan janin
1) Pengertian pembedah janin
 Pembedahan janin juga dikenal sebagai pembedahan rekonstruksi janin, [1] pembedahan antenatal, pembedahan prenatal, [2] adalah cabang kedokteran ibu-janin yang sedang berkembang yang mencakup berbagai teknik teknik bedah yang digunakan untuk mengobati cacat lahir pada janin yang masih dalam kandungan. Fetal surgery atau operasi janin merupakan terapi bedah untuk memperbaiki kelainan bawaan pada janin sebelum dilahirkan. Jadi, tindakan koreksi/pengobatan  dilakukan  saat  janin  masih  berada di dalam  kandungan ibu. Dengan  menggunakan  alat-alat  bedah  canggih  dengan  teknologi khusus, operasi ini mampu mengoreksi kelainan bawaan yang ada sejak dini.
 Ada tiga jenis utama : [1] operasi janin terbuka, yang melibatkan pembukaan uterus sepenuhnya untuk operasi janin. [2] pembedahan mikroskopik invasif  minimal, yang  menggunakan sayatan kecil dan dipandu oleh  fetoskopi dan  sonografi.  [3]  terapi  janin perkutan, yang  melibatkan  menempatkan kateter di bawah bimbingan USG terus menerus.
 Intervensi  janin  relatif  baru. Teknologi  maju  memungkinkan diagnosis  penyakit  dan  masalah  bawaan  sejak  dini  dan lebih  akurat  pada janin. Sebagian  besar masalah  tidak  memerlukan atau tidak dapat diobati melalui intervensi janin. Pengecualian adalah masalah anatomi yang memungkinkan  koreksi  dalam  Rahim  dan mungkin bermanfaat secara signifikan dalam  pengembangan  dan  kelangsungan  hidup  janin  di  masa depan. Koreksi dini (sebelum kelahiran) dari masalah ini kemungkinan akan meningkatkan  kemungkinan  bayi  yang  sehat dan relatif normal.
 Secara  umum,  terdapat  tiga teknik  operasi untuk memperbaiki kelainan janin yang masih berada di dalam kandungan, yaitu:
1. Open Fetal Surgery
Operasi janin terbuka atau open fetal surgery merupakan tindakan menyayat  pada rahim besar, agar  dapat  melakukan  tindakan  pada  janin. Teknik  histerotomi (bedah caesar)  dilakukan dengan cara sebagian janin diangkat  sehingga  area yang  perlu  dioperasi terbuka. Setelah  melakukan operasi  korektif, janin  dikembalikan  dan  rahim tertutup.

Dalam beberapa kasus, operasi pada janin dijadwalkan bertepatan dengan kelahiran.  Pembedahan  dilakukan  pada bayi  setelah  operasi  sesar, tapi sebelum  tali  pusat dipotong, agar  janin ditopang  oleh  plasenta ibu  dan tidak harus bernafas sendiri.
Metode ini dikenal sebagai EXIT (ex utero intrapartum treatment) biasanya  digunakan  saat  janin  menderita  cacat  bawaan yang menghalangi jalan nafas, seperti teratoma serviks. EXIT memberi waktu kepada ahli bedah untuk  melakukan  beberapa  prosedur  mengamankan  jalan  napas  bayi, sehingga pada  saat  pusat  terpotong  dan  bayi dipastikan harus bernafas, pastikan bayi memiliki jalan napas yang tidak terblokir.
2. Minimally Invasive Fetoscopic Surgery
Sayatan pada rahim kecil, untuk selanjutnya dipandu oleh kamera (fetoskopi) dan USG guna  melakukan  pembedahan.
PREGNANCY / BIRTH
Salah satu janin kembar marissa nasution meninggal  dunia, jantung putrinya berhenti  setelah  melalui  operasi  fetal. Salah satu janin kembar marissa nasution meninggal dunia. instagram.com/marissaln. Onic Metheany. Onic Metheany. 16 Februari 2018
Hati orang tua  mana  yang tak patah ketika mengetahui anak  yang tengah  dinantikan tiba-tiba  jantungnya  berhenti. Hal ini tengah dialami oleh artis dan pembawa acara, Marissa Nasution. Istri dari Warren Conrad ini harus menghadapi  kenyataan  bahwa salah  satu  janin putrinya  meninggal  dunia.
Berikut informasi mengenai kehamilan anak kembar Marissa Nasution.
1. Diketahui jantungnya berhenti sejak awal februari
Instagram.com/marissaln. Melalui akun Instagramnya @marissaln, Marissa  Nasution  mengungkapkan  curahan  hatinya  mengenai  kehilangan salah satu janinnya. “On the 7th February 2018 our daughter Moana’s heart stopped beating after undergoing fetal surgery. As parents we are both heartbroken  and  devastated  grieving  for  our  daughter  but  at the same time her sister is fighting every day to survive and become stronger. Mama and baby are recovering now in Singapore. For now we hope that you can put our little fighter  and our  little  Moana  in your prayers. Thank you, mama  marissa and papa benedikt.”
Seperti  yang  diungkapkan  melalui  caption fotonya, saudara kembar dari anaknya masih bertahan  dalam  kandungan Marissa Nasution. Marissa melakukan  operasi  fetal  di  Singapura.  Pada  caption-nya,  ia mengatakan bahwa  dirinya  beserta  bayinya  sudah  dalam  masa  pemulihan.
2. Suami yang terus menguatkannya
Instagram.com/marissaln. Meski  sedih  harus  kehilangan  salah  satu bayi kembarnya, Marissa begitu bersyukur karena memiliki suami yang begitu mencintainya dan menguatkan langkahnya. Tepat di hari Valentine, Marissa memposting foto yang mengungkapkan bagaimana sang suami begitu indah dimatanya. Marissa begitu berterima kasih kepada sang suami yang terus memegang  tangannya  pada  setiap  langkahnya.
“The  last  days  have  not  been easy on us but in our  grief  together  I have  truly  seen  you  and  what a wonderful father  you  have already  become. You  love  our  little  girls  so  much  and  it  broke my heart seeing you in pain but I am so endlessly grateful  for your  selfless love, for me and our baby girls. Thank  you  for  holding  my hand  every step of the way. Thank you for being my husband. Happy Love Day, to the moon and back.”
2) Apa itu operasi fetal?
Instagram.com/marissaln. EDITORS' PICKS. Penyebab Infertilitas pada perempuan  dan upaya  pengobatannya. biaya persalinan  normal di rumah sakit besar  area  jakarta  selatan. sebelum terlambat, ketahui 5 bahaya memasang kawat gigi saat hamil. pada  caption  instagramnya, marissa nasution menyebutkan operasi fetal. sebenarnya apa itu operasi fetal ya, ma..
Dilansir dari medicinenet.com, fetal  surgery  atau  operasi  janin adalah perawatan bedah janin sebelum kelahiran. Operasi ini juga disebut operasi prenatal  atau  antenatal.  Misalnya,  jika  janin  memiliki  bentuk hernia diafragma bawaan yang parah, di mana hati berada di dada dan perkembangan paru-paru sangat dibatasi, operasi janin dilakukan untuk mengurangi tingkat keparahan masalah tersebut dan memungkinkan bayi untuk hidup sampai kelahiran.
3) Teknik dari operasi fetal
Dilansir  dari  childrenshospital.org,  terdapat   dua  kategori teknik operasi fetal, yaitu:


1. Open fetal surgery
Teknik  histerotomi  (bedah caesar) dilakukan dengan cara sebagian janin diangkat  sehingga  area  yang  perlu dioperasi terbuka. Setelah melakukan operasi  korektif,  janin  dikembalikan  dan  rahim tertutup. Dalam beberapa kasus,  operasi  pada  janin dijadwalkan bertepatan dengan kelahiran. Pembedahan  dilakukan   pada   bayi  setelah  operasi  sesar, tapi sebelum tali pusat  dipotong,   agar  janin  ditopang  oleh  plasenta  ibu dan tidak harus bernafas sendiri. Metode ini dikenal sebagai EXIT (ex utero intrapartum treatment) biasanya digunakan saat janin menderita cacat bawaan yang menghalangi  jalan  nafas, seperti  teratoma  serviks. EXIT memberi waktu kepada  ahli bedah untuk melakukan beberapa prosedur mengamankan jalan napas bayi, sehingga pada saat pusat terpotong dan bayi dipastikan harus bernafas, pastikan bayi memiliki jalan napas  yang  tidak  terblokir.
2. Fetoscopic surgery
Jenis operasi ini menggunakan teknik invasif minimal, lebih sering digunakan daripada operasi terbuka. Ahli bedah menggunakan fiber-optic telescopes  dan  alat  yang  dirancang khusus untuk masuk ke dalam rahim melalui lubang  bedah  kecil  demi memperbaiki malformasi bawaan tanpa sayatan besar  atau  mengeluarkan janin dari rahim. Alternatif ini kurang traumatis dan mengurangi kemungkinan persalinan prematur.

4) Percutaneous fetal therapy
Tindakan  ini  menggunakan  kateterisasi  dengan  panduan  USG  untuk mengoperasi janin. Saat ini, tindakan operasi pada janin lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kelainan anatomi seperti masalah pada katup jantung, kelainan paru, menghilangkan sumbatan pada saluran kemih, atau mengoreksi kelainan saraf.
Di luar negeri, misalnya Amerika Serikat, tindakan koreksi pada kelainan-kelainan  tersebut  dapat  bermanfaat  untuk menunjang pertumbuhan dan  perkembangan janin, serta meningkatkan peluang melahirkan bayi yang sehat dan relatif normal. Pada kasus kehamilan kembar seperti Marissa, fetal surgery  biasanya  dilakukan  untuk  mengatasi  twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS), dimana aliran darah dan nutrisi pada janin yang satu lebih banyak dari janin yang lain. Operasi yang dilakukan sesungguhnya untuk mengoreksi kelainan pembuluh darah yang menyebabkan salah satu janin memiliki  berat  lebih  besar  daripada  saudara kembarnya. Pada kasus TTTS, tidak ada batasan khusus mengenai waktu yang tepat untuk melakukan fetal surgery. Namun pada umumnya, tindakan ini dilakukan pada trimester dua kehamilan.
5) Risiko Fetal Surgery yang perlu Anda tahu
Sama  seperti  operasi  pada umumnya, fetal surgery pun memiliki banyak  risiko, baik  pada  janin  maupun  ibu. Tindakan   yang  bermanfaat  untuk  janin  dapat  membahayakan  ibu. Sebaliknya, tindakan  yang  bermanfaat bagi ibu  dapat  berdampak  negative  terhadap  proses kehamilan  dan  janin.
Risiko pada ibu dapat berupa ketuban pecah dini, melahirkan secara prematur, infeksi  pada  luka operasi, infeksi selaput ketuban, perdarahan, lepasnya plasenta, mengalami komplikasi sehingga rahim akhirnya harus diangkat, kerusakan organ sekitar rahim hingga kematian.
Fetal surgery tidak selalu dapat memperbaiki kualitas hidup janin. Malah, risikonya  sangat  besar  bagi  sang  ibu,  kendati sampai saat ini belum ada laporan adanya kematian ibu akibat tindakan ini. Oleh karena itu, bila pada akhirnya  fetal  surgery  menjadi  pilihan, risiko dan manfaatnya benar-benar harus  dipertimbangkan  dan  didiskusikan  bersama-sama  oleh  tim medis dan ibu hamil beserta pasangan.
6) Menangani kelainan  janin  dalam  kandungan
Peningkatan  kemampuan  di bidang  pemeriksaan prenatal dan pencitraan  pada  janin  memungkinkan  semakin  banyak  kondisi  kesehatan yang dapat didiagnosis pada saat janin masih berada di dalam kandungan. Kemampuan  tersebut  telah  membantu  para  pakar  kesehatan  untuk  tidak hanya menentukan diagnosis, namun juga melakukan penanganan dengan lebih cepat pada saat janin masih berada di dalam kandungan. Tentu saja hal ini dilakukan bila dinilai dibutuhkan.
Lewat tindakan pembedahan yang mutakhir dan berteknologi tinggi, beberapa kelainan bawaan yang mengancam jiwa dan bisa menyebabkan kecatatan dapat ditindaklanjuti. Tindakan tersebut bisa dilakukan tanpa harus menunggu kelahiran bayi terlebih dahulu. Hal  ini  tentunya  memberikan  harapan baru bagi banyak keluarga. Oleh sebab itu, tim yang menangani pasien pun harus mencakup  pakar dari berbagai disiplin ilmu. Seiring dengan terus berkembangnya bidang fetal medicine atau ilmu kedokteran yang mendalami kesehatan janin, semakin  banyak  calon bayi  yang dapat memperoleh penanganan  sebelum k elahiran.
7) Kondisi yang memerlukan fetal surgery
Salah satu kelainan bawaan yang telah berhasil ditangani dengan fetal surgery adalah spina bifida. Ini adalah kondisi di mana tulang belakang tidak menutup  dengan  sempurna  pada  saat  perkembangan  janin.
Kondisi ini umumnya dapat terdeteksi pada awal kehamilan dan dikaitkan  dengan  kurangnya  asupan  asam  folat  pada wanita yang mengandung. Untuk menangani kondisi ini, dapat dilakukan operasi pada saat kelahiran. Akan tetapi, beberapa kasus dikaitkan dengan adanya masalah kehamilan seperti kesulitan berjalan dan berbagai masalah kesehatan lain. Oleh sebab itu, para pakar di bidang bedah berspekulasi bahwa bila operasi dilakukan lebih dini, dampak klinis yang terjadi pada bayi di masa pertumbuhan dapat diminimalkan.

8) Kapan waktu ideal dilakukan fetal surgery?
Dari berbagai penelitian yang dilakukan, dikemukakan bahwa waktu yang  paling ideal untuk dilakukan fetal surgery pada spina bifida adalah pada usia kehamilan 24–26 minggu.Hal ini dikarenakan bahwa pada usia tersebut, kemungkinan untuk menghindari cedera saraf lebih tinggi. Kemungkinan untuk bayi dapat tertolong bila terdapat komplikasi dan harus dilahirkan segera juga tinggi. Namun di beberapa negara maju, fetal surgery  juga  sudah dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus lain. Misalnya hernia diafragmatika kongenital, obstruksi saluran kemih bawah, transfusi intrauterin, beberapa jenis tumor, dan sebagainya. Fetal surgery  merupakan  salah satu bagian dari ilmu kedokteran yang terus berkembang dengan pesat. Diharapkan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak janin yang dapat tertolong dengan berbagai teknik fetal surgery.
Sebagian besar  gangguan yang didiagnosis sebelum kelahiran paling baik ditangani dengan pengobatan setelah lahir. Namun, beberapa penyakit dengan konsekuensi perkembangan yang dapat diprediksi dapat mengambil manfaat dari perawatan janin. Intervensi bedah pada janin manusia telah dilakukan selama lebih dari dua dekade di Amerika Serikat, terutama di dua pusat. Baru-baru ini, operasi janin telah menjadi upaya internasional, dengan hampir selusin pusat di seluruh dunia. Juga hingga baru-baru ini, hanya janin dengan cacat yang mengancam jiwa yang dianggap sebagai calon untuk perbaikan prenatal. Sekarang prosedur bedah janin sedang dilakukan untuk kondisi yang tidak mematikan. Meskipun ada perluasan operasi janin, beberapa pertimbangan etis masih ada.

9) Pertimbangan etis
Konflik mendasar dalam operasi janin adalah menyeimbangkan risiko bagi ibu dan janin terhadap manfaat potensial hanya bagi janin.1 Karena ibu adalah pengamat yang tidak bersalah dalam upaya keterlibatannya hanya melibatkan risiko. Intervensi besar untuk menyelamatkan nyawa janin tampaknya diperlukan jika risiko ibu dapat diminimalisir dan hasil janin yang baik terjamin.2,3 Jika seseorang dapat meminimalkan risiko ibu dengan menghindari histerotomi dan risiko ruptur uterus seumur hidup yang menyertainya maka peningkatan yang lebih kecil dalam hasil janin mungkin ditoleransi. Komite pengawasan janin telah dibentuk di sebagian besar pusat  yang  melakukan operasi janin untuk bertindak sebagai penasehat multidisiplin dan komite penjaminan kualitas. Komite-komite ini meninjau setiap prosedur bedah janin tunggal yang dilakukan di institusi mereka. Bidang yang baru lahir ini sebagian besar diatur sendiri melalui komitmen dari mereka yang terlibat dalam Kedokteran  Janin  Internasional dan  Masyarakat Bedah.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan pada 1980-an yang mendasari aplikasi klinis bedah janin sebagian besar tetap tidak berubah: dokumentasi sejarah alami penyakit yang tidak diobati dalam rahim sebelum aplikasi klinis, dasar pemikiran patofisiologis yang baik untuk perawatan sebelum kelahiran, demonstrasi keselamatan dan kemanjuran prosedur janin dalam model hewan yang tepat, dan pengembangan kriteria seleksi inklusi dan eksklusi untuk pengobatan. Pekerjaan dasar yang keras telah dilakukan untuk  beberapa  anomali yang  dapat  menerima  intervensi  bedah  janin.

10)  Hernia diafragma bawaan
Hernia diafragma kongenital terjadi akibat defek perkembangan diafragma janin, di mana visera perut hernia menekan paru-paru janin yang tumbuh dan mencegah pertumbuhan normal. Untuk meningkatkan pertumbuhan paru-paru dan membalikkan efek hipoplasia paru yang berpotensi mematikan, strategi untuk pengobatan dalam rahim telah dikembangkan selama 20 tahun terakhir. Tren dalam perawatan untuk hernia diafragma kongenital  mencerminkan tren di semua operasi janin, yaitu  tren  dari  histerotomi  terbuka ke perbaikan “fetoscopic” invasif yang minimal, perpindahan dari rekapitulasi perbaikan pascanatal ke serangan langsung pada cacat patofisiologis janin. dan tren dari laporan seri kasus anekdotal hingga uji coba acak untuk menguji modalitas baru.
Satu  dekade telah berlalu sejak operasi janin terbuka pertama yang sukses  untuk hernia diafragma kongenital yang parah dilakukan di University of California, San Francisco. Prosedur ini memerlukan perbaikan anatomi lengkap dari cacat diafragma setelah histerotomi ibu dan pengangkatan sebagian janin. Sementara perbaikan lengkap sebelum kelahiran layak dilakukan, itu tidak meningkatkan hasil dibandingkan kontrol postnatal yang diperbaiki dalam percobaan  acak  prospektif. Pendekatan  ini  sejak  itu  telah  ditinggalkan.
Strategi alternatif kemudian dikembangkan untuk menutup trakea sementara  waktu, memperbesar  paru-paru hipoplastik. Pendekatan "fetoskopi" ini menggunakan lingkup kecil dan peralatan video, untuk penempatan balon yang bisa dilepas dengan bronkoskopi janin. Keuntungan utama yang jelas menggunakan  operasi  teknologi  fetoscopic video (FETENDO) adalah kurangnya histerotomi ibu dan morbiditas terkait. Dalam sebuah studi percontohan, kelangsungan  hidup  untuk  janin yang terkena dampak parah adalah 75% dibandingkan dengan 40-50% untuk kontrol historis yang dirawat setelah lahir selama periode yang sama di institusi yang sama. 4 Keamanan dan kemanjuran oklusi trakea sementara fetoscopic untuk mengobati parah hernia diafragma bawaan sedang diuji dalam uji coba yang disponsori oleh National Institutes of Health yang saat ini sedang  berlangsung. Hanya  janin  yang   terkena herniasi paling berat di dada, diagnosis sebelum 24 minggu, dan rasio paru-paru kurang dari 1,4 yang memenuhi syarat untuk  pengobatan. Janin  yang kurang  terkena  dampak  paling  baik  ditangani  setelah  lahir.























Referensi

1. Serpihan AW. Intervensi prenatal: Pertimbangan etis untuk anomali yang mengancam  jiwa  dan tidak mengancam jiwa. Semin Pediatr Surg. 2001; 10: 212–221. [PubMed]
2. Lyerly AD, Cefalo RC, Socol M, Fogarty L, Sugarman J. Sikap spesialis  ibu-janin tentang operasi ibu-janin. Am J Obstet Gynecol. 2001; 185: 1052-1058. [PubMed]
Kondisi yang Mungkin Membutuhkan Operasi Janin
Masalah yang menyebabkan hidrops (gagal jantung janin) dengan menekan jantung:
Lesi paru masif CCAM (malformasi kistik adenomatoid kongenital) / CPAM (malformasi jalan napas paru kongenital) dan BPS (sekuestrasi bronkopulmonalis)
Tumor jantung (teratoma)

Masalah yang menyebabkan hidrops dengan mencuri aliran darah:
Teratoma sakrokoksigeal
Kembar acardiac
Sindrom transfusi kembar-kembar
Sindrom perfusi arteri kembar terbalik
Masalah dengan jalan napas atau paru-paru saat lahir:
Sindrom obstruksi jalan nafas tinggi bawaan
Teratoma serviks
Hygroma kistik masif
Masalah dengan paru-paru kecil (hipoplasia paru)
Efusi pleura
Lesi paru masif
Oligohidramnion berat

Masalah yang dapat menyebabkan kerusakan organ atau ekstremitas yang ireversibel:
Obstruksi Outlet Kandung Kemih (anhydramnios dan hipoplasia paru)
Sindrom Band Amniotik
Myelomeningocele (Spina Bifida)

Kardinal  Glennon St. Louis Dewan Perawatan Ilmiah dan Etika Institute Lembaga Tinjauan Janin — terdiri dari ahli bedah anak, neonatologis, spesialis kedokteran  janin ibu, ahli etika, dan perawat persalinan dan persalinan — tersedia jika diperlukan untuk meninjau kasus sebelum operasi. Dewan bertemu untuk membahas kasus ini, menimbang manfaat dan risikonya, dan memastikan bahwa keputusan yang diambil secara medis dan etis sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar