Jumat, 26 Juli 2019

Riba dalam prespektif islam

MAKALAH
“Riba Dalam Prespektif Islam”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam serta sebagai bahan presentasi



DOSEN PENGAMPU
Anjar sulistiowati, SE. MM
DISUSUN OLEH
1. Anggraeni kartika risma Y. (18042057)
2. Fira Alfia   (18042078)
3. Maghfirotul laili (18042087)
4. Mohammad irfani firmansyah (18042067)
5. Muhammad dwiki darmawan (18042098)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
TAHUN 2019


KATA PENGANTAR
          Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing umatnya hingga sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
            Makalah kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Islam, yang membahas tentang “Riba Dalam Prespektif Islam”. kami menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala tegur sapa, kritik, koreksi dan saran yang diberikan akan kami sambut dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
            Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang membaca dan memanfaatkan.


Lamongan, 14 Februari 2019
Penyusun

Kelompok 2










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
                        A.Latar Belakang Masalah 4
                        B.Rumusan Masalah 5
                        C.Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
           A.Pengertian Riba 6
           B.Penyebab Haramnya Riba 7
           C.Jenis Jenis Riba 7
           D.Barang Barang Yang Haram Diribakan 8
           E.Perbedaan Antara Riba Dan  Jual Beli 9
           F.Dampak Riba Pada Ekonomi 11
BAB III  PENUTUP 12
           A.Kesimpulan 12
           B.Saran 12
DAFTAR PUSATAKA 13








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia islam. Masyarakat islam madani yang ideal memiliki karakteristis yang selalu menonjolkan kehidupan yang berkeadilan sosioekonomi. Keadilan sosioekonomi akan menjangkau seluruh aspek kehidupannya baik sosial, ekonomi dan politik. Suatu institusi yang salah tentu akan mempengaruhi institusi yang lainnya. Bahkan dalam bidang bisnis dan ekonomi, semua harus menyatu dengan prinsip keadilan sehingga seluruh element akan terdorong untuk bersikap yang sama bukan malah sebaliknya, menyuarakan ketidak adilan sosioekonomi.
Salah satu ajaran Islam yang paling esensial dalam menegakkan keadilan dan menghapus segala bentuk eksploitasi dalam transaksi bisnis adalah dengan melarang semua bentuk peningkatan kekayaan secara tidak adil (akl amwaalan-naas bil-bathil).
Dalam kehidupan kaum Muslimin yang semakin sulit ini, memang ada yang tidak memperduli¬kan lagi masalah halal dan haramnya bunga bank. Bahkan ada pendapat yang terang-terangan menghalalkannya. Ini dikarenakan keterlibatan kaum Muslimin dalam sistem kehidupan Sekularisme-Kapital-isme Barat serta sistem Sosialisme-Atheisme. Bagi yang masih berpegang teguh kepada hukum syariat Islam, maka berusaha agar kehidupannya berdiri di atas keadaan yang bersih dan halal. Namun karena umat pada masa sekarang adalah umat yang lemah, bodoh, dan tidak mampu membeda-bedakan antara satu pendapat dengan pendapat lain¬nya, maka mereka saat ini menjadi golongan yang paling bingung, diombang-ambing oleh berbagai pendapat dan pemikiran.







B. Rumusan Masalah

1. Apa  Pengertian Riba
2. Apa saja Penyebab Haramnya Riba
3. Apa saja Jenis Jenis Riba
4. Apa Barang Barang Yang Haram Diribakan
5. Apa Perbedaan Antara Riba Dan  Jual Beli
6. Apa Dampak Riba Pada Ekonomi

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Riba
2. Mengetahui Penyebab Haramnya Riba
3. Mengetahui Jenis Jenis Riba
4. Mengetahui Barang Barang Yang Haram Diribakan
5. Mengetahui Perbedaan Antara Riba Dan  Jual Beli
6. Mengetahui Dampak Riba Pada Ekonomi















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Riba
Riba memiliki beberapa pengertian, baik dari segi bahasa maupun istilah. Dari segi bahasa, riba memiliki pengertian:
Bertambahnya (azziyaadah). Salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang diutangkan.
Berkembang atau berbunga (annaamu). Salah satu perbuatan riba adalah membuat harta uang atau lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain menjadi berbunga.
Berlebihan atau menggelembung. Allah swt. Berfirman: “...kemudian apabila telah kami turunkan air (hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur...” (Q.S. Al-Hajj[22]:5).
Naik dan tinggi. Allah swt. Berfirman: “...disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain...” (Q.S. An-Nahl[16]:92).
Lebih banyak jumlah dan hartanya.
Sementara menurut istilah, Al-Mali menerangkan bahwa riba adalah akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran syarak ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau salah satu keduanya. Mu’athah artinya menyerahkan dan menerima tanpa ada ucapan.
Ukuran syarak adalah takaran untuk barang yang ditakar, timbangan untuk barang yang ditimbang, dan hitungan untuk barang yang dihitung, serta hasta untuk barang yang bisa diukur dengan hasta. Namun, sama dalam illat riba yaitu naqdiyah (bernilai uang) dalam uang dan tha’miyah (makanan) untuk bahan makanan, dan tidak termasuk dalam ruang lingkup definisi ini jika ia menjual gandum dengan beberapa dirham walaupun diakhirkan pembayarannya.
Menurut Abdurrahman Al-Jaziri, riba adalah akad yang terjadi dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak menurut syarak atau terlambat salah satunya. Sementara Syaikh Muhammad Abdul berpendapat bahwa riba adalah penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya) karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan. Jadi, menurut ahli fikih, riba adalah penambahan pada salah satu dari dua ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan ini. Tidak semua tambahan akan dianggap riba karena tambahan terkadang dihasilkan dalam sebuah perdagangan dan tidak ada riba didalamnya. Tambahan yang diistilahkan sebagai “riba” yang diharamkan didalam al-qur’an adalah tambahan yang diambil sebagai ganti tempo. Qatadah mengungkapkan: “sesungguhnya riba orang jahiliah adalah seseorang menjual satu jualan sampai tempo tertentu dan ketika jatuh tempo dan orang yang berutang tidak bisa membayarnya, dia menambah utangnya dan melambatkan tempo.

B. Penyebab Haramnya Riba
Allah swt. Berfirman dalam banyak ayat al-qur’an yang menjadi dasar diharamkannya riba:
“...allah telah meghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (Q.S. Al-Baqarah[2]:275).
“wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada allah agar kamu beruntung”. (Q.S. Ali-Imran[3]:130).
“dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir diantara mereka azab yang pedih”. (Q.S. An-Nisa[4]:161).
“allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah...” (Q.S. Al-Baqarah[2]:276).
“wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman”. (Q.S. Al-Baqarah[2]:278).
“dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan allah...”(Q.S. Ar-Rum[30]:39).
Sabda rasulullah saw. pun menunjukkan keharaman dari riba bagi manusia:
“satu dirham uang riba yang dimakan seseorang, sedangkan orang tersebut mengetahuinya, dosa perbuatan tersebut lebih berat daripada dosa enam puluh kali zina”. (riwayat ahmad).
“riba memiliki enam puluh pintu dosa, dosa yang paling ringa dari riba ialah seperti dosa anak yang berzina dengan ibunya”. (riwayat ibnu jarir).
“rasulullah saw. melaknat pemakan riba, dua saksinya, dua penulis jika mereka tahu yang demikian, mereka dilaknat lidah muhammad saw. pada hari kiamat”. (riwayat nasai).
“mas dengan mas sama berat, sebanding dan perak dengan perak sama berat dan sebanding”. (riwayat ahmad).
“makanan dengan makanan yang sebanding”. (riwayat ahmad).
“ibnu abbas berkata: tak ada riba sesuatu yang dibayar tunai”. (riwayat ahmad).
      Riba berjalan dengan mengambil harta orang lain tanpa ada imbangannya. Contohnya, seseorang menukarkan uang kertas lima puluh ribu rupiah dengan uang recehan senilai Rp 49.950. dari situ terdapat celah sebesar lima puluh rupiah dan itu tidak ada imbangannya. Artinya, uang lima puluh rupiah tersebut adalah riba. Riba pun membuat orang menjadi malas berusaha, terutama yang sesuai dengan syarak. Riba akan membuat orang berpikir, buat apa kerja susah payah sementara dengan riba dirinya bisa mendapatkan alisan uang dengan mudah. Pada hal, tertentu saja bunga sebesar dua persen itu adalah riba dan haram hukumnya dalam islam. Hakikatnya, kita menolong orang lain untuk meringankan bebannya serta mendapatkan kebaikan dan pahala dari allah swt. Namun,dengan menambahkan riba maka keberkahannya pun akan menjadi hilang dan justru akan menyusahkan orang lain karena sama saja dengan memerasnya.

C. Jenis Jenis  Riba
Menurut ibnu qayyim al-jauziyyah dalam kitab I’Iam al-muwaqqi’in, ada dua jenis riba, yaitu riba jali dan riba khafi. Riba jali sama dengan riba nasi’ah, sedangkan riba khafi merupakan jalan yang menyampaikan pada riba jali. Ibnu qayyim al-jauziah berpendapat bahwa riba jali adalah riba yang nyata bahaya dan mudaratnya, sedangkan riba nasi’ah dan riba khafi adalah riba yang tersembunyi bahaya dan mudaratnya.
Allah swt. Berfirman:
“...maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).” (Q.S. Al-Baqarah[2]:279).
        Selain itu, ada pula jenis riba lain yaitu riba fadhli memiliki pengertian berlebih salah satu dari dua pertukaran yang diperjual belikan jika yang diperjual belikan sejenis, berlebih timbangannya pada barang-barang yang ditimbang, berlebih takarannya pada barang-barang yang ditakar, dan berlebihan ukurannya pada barang-barang yang diukur. Selanjutnya, riba nasi’ah adalah riba yang pembayarannya atau penukarannya berlipat ganda karena waktunya diundurkan, berbeda dengan riba fadhli tadi yang semata-mata berlebihan pembayan, baik sedikit maupun banyak.
Selanjutnya, ibnu qayyim  menyatakan bahwa dilarang berpisah dalam perkara tukar-menukar sebelum ada timbangterima. Menurut sulaiman rasyid, dua orang  yang bertukar barang atau melakukan jual beli sebelum serah terima mengakibatkan perbuatan tersebut menjadi riba.
Menurut sebagian ulama, riba dibagi menjadi empat macam, yaitu fadhli,qardhi,yad, dan nasa’. Salah seseorang dari mereka meminjamkan harta kepada orang lain hingga waktu yang telah ditentukan, dengan syarat bahwa dia harus menerima dari peminjam pembayaran lain menurut kadar yang ditentukan tiap-tiap bulan, sedangkan harta yang dipinjamkan semula jumlahnya tetap dan tidak bisa dikurangi. Jika peminjam belum dapat mengembalikan uang pokok pinjaman tersebut, dia minta tangguh sehingga yang meminjamkan dapat menerima tangguhan tersebut dengan syarat pinjaman pokok harus dikembalikan lebih dari semula.
Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendtangkan riba menurut jenisnya, seperti seseorang menjual salah satu dari dua macam mata uang, yaitu emas dan perak dengan sejenia, atau bahan makanan, seperti beras dengan beras dan lainnya maka haruslah memenuhi syarat-syarat:
Sama nilainya (tamasul)
Sama ukurannya menurut syarak, baik timbangannya, takarannya maupun ukurannya.
Sama-sama tunai (taqabuth) dimajelis akad.
Adapun kasus-kasus berikut termasuk riba pertukaran:
Seseorang menukar langsung uang kertas sepuluh ribu rupiah dengan uang recehan sebesar Rp 9.950. uang lima puluh rupiah tidak ada imbangannya atau tidak tamasul. Oleh karena itu, uang lima puluh rupiah tergolong riba.
Seseorang meminjamkan uang sebanyak seratus ribu rupiah dengan syarat dikembalikan dengan tambahan sepuluh persen dari pokok pinjaman. Sepuluh persen dari pokok pinjaman tersebut adalah riba sebab tidak ada imbangannya.
Seseorang menukarkan satu kilogram beras merah dengan satu kilogram beras hitam. Pertukaran tersebut tergolong riba karena  beras harus ditukar dengan beras sejenis dan tidak boleh dilebihkan salah satunya. Jalan keluarnya adalah dengan menjual beras merah terlebih dahulu dan uangnya kemudian digunakan untuk membeli beras hitam.

D. Barang-Barang Yang Haram Diribakan
 Emas, perak, gandum (al-burr), gandum barli (asy-sya’ir), kurma, dan garam termasuk kedalam barang-barang yang haram diribakan. Hal ini merujuk pada hadis yang diriwayatkan dari ubadah bin ash-shamit, ia berkata bahwa rasulullah saw. bersabda:
“jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir, kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai). Jika jenis barang tadi berbeda, maka silakan engkau membaterkannya sesukamu, namun harus dilakukan secara kontan (tunai).” (HR. Muslim, no. 1587).
      Emas dan perak haram diribakan karena illat yang sama, yaitu keduanya termasuk barang berharga sehingga diharamkan riba didalamnya. Sementara barang-barang yang lain tidak diharamkan untuk melakukan transaksi riba didalamnya. Contohnya, besi, tembaga, dan bubuk mesiu,juga uang logam (al-fulus) jika laku seperti lakunya uang emas dan perak (an-nuqud). Riba juga tidak diharamkan dalam keseluruhan barang komoditas dagang, seperti kapas, kain, kain wol, benang, dan sebagainya, barang-barang ini boleh diperjual belikan (barter) satu sama lainnya dengan ada kelebihan dan tidak kontan (pembayaran tunda).
       Imam asy-syafi’i dalam qaul jadid mengatakan bahwa illat pengharaman riba dalam transaksi jual beli keempat barang diatas adalah karena  keempatnya termasuk barang yang dimakan.
       Pertama, barang tersebut berupa makanan pokok. Contohnya, gandum dan gandum barli, juga beras, jagung, dan makanan-makanan pokok lain yang sesuai dengan adat kebiasaan, yang diperoleh dengan cara membeli, menanam, menyimpan, atau lainnya. Namun, untuk air bersih, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa air bisa diikutsertakan dengan makanan pokok karena termasuk kebutuhan primer.allah juga menyebutnya sebagai makanan:
“...dan barang siapa tidak meminumnya maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan...” (Q.S. Al-Baqarah[2]:249).
       Ada pula yang mengatakan bahwa air bersih dikonsumsi demi kemanfaatannya bagi tubuh manusia sehingga lebih mirip obat-obatan dari pada makanan.
       Kedua, buah dan lauk. Setiap benda yang sama maknanya dengan buah dan lauk bisa dimasukkan kedalam kategori ini. Contohnya, buah apel, lauk tempe, dan sebagainya.
        Ketiga, benda tersebut berguna untuk memperbaiki rasa makanan dan kesehatan tubuh. Hadis telah menyebutkan kata garam. Jadi, setiap benda yang sama fungsinya, yaitu untuk memperbaiki gizi dan kesehatan badan bisa diikutsertakan kedalam kategori ini. Kemudian, tidak ada riba pada semua jenis hewan, baik yang membolehkan menjualnya, seperti ikan kecil, atau yang belum besar karena biasanya bukan untuk dimakan. Hal ini seperti yang dituturkan oleh abdullah bin amr bin al- ash: “rasulullah memerintahkan saya untuk menyiapkan bekal pasukan, namun unta-unta sudah habis, lalu baginda menyuruh saya untuk menjual satu ekor unta dengan empat ekor unta dan tidak ada riba pada kulit-kulit yang biasanya tidak dimakan karena memang kulit unta tidak diciptakan untuk dimakan.
E. Perbedaan Antara Riba Dan Jual Beli
        Dalam jual beli ada ‘iwadh (ganti) sebagai bayaran dari ‘iwadh yang lain. Sementara dalam riba ada tambahan (bunga) dan tidak ada gantinya. Dalam jual beli, si pembeli selalu bisa memanfaatkan barang yang dibelinya dengan satu pemanfaatan yang hakiki. Contohnya, jika dirinya membeli beras maka dia membeli barang tersebut untuk dimanfaatkan menjadi berbagai kebutuhan, seperti dimasak dan dimakan,dibuat bubur, atau dijual kembali. Ditambah lag, harga yang menjadi ganti terhadap barang yang dijual didapatkan dengan penuh rasa rida antara kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli. Adapun dalam riba, bunga diberikan tanpa rasa rida dan pilihan, justru karena terpaksa dan terdesak keadaan.

F. DAMPAK RIBA PADA EKONOMI
       Riba yang banyak terjadi saat ini merupakan pengembangan harta yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Masalah siklus-siklus ekonomi ini menjadi penting dalam perekonomian secara keseluruhan. Para ekonom berpendapat  bahwa penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga yang dibayar sebagai pinjaman modal, atau dengan kata lain adalah riba.
Riba dapat memicu overproduksi. Riba membuat daya beli sebagian besar masyarakat lemah sehingga persediaan barang dan jasa semakin tertimbun. Akibatnya, perusahaan macet karena produksinya tidak laku, terjadi pengangguran tenaga kerja demi menghindari kerugian yang lebih besar, dan akhirnya berujung pada melonjaknya pengangguran.
       Dalam sebuah kesempatan, lord keynes pun pernah mengeluh dihadapan majelis tinggi (house of lord) inggris tentang bunga yang diambil oleh pemerintah amerika serikat. Hal tersebut menunjukkan bahwa negara besar seperti inggris pun terkena musibah dari bunga pinjaman amerika.
Dampak bagi hubungan perorangan maupun antarnegara  antara lain :
1. Potensi ekploitasi terhadap pihak yang lemah dan keuntungan lebih berpihak pada orang orang kaya.
2. Alokasi sumber daya ekonomi tidak efisien.
3. terlambatnya investasi
4. Riba dapat menimbulkan permusuhan antara pribadi dan mengurangi semangat kerja sama/saling menolong dengan sesama manusia
5. Menimbulkan tumbuhnya mental pemboros dan pemalas.
6. Riba merupakan salah satu bentuk penjajahan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Riba memiliki beberapa pengertian, baik dari segi bahasa maupun istilah, salah satunya adalah “bertambah”. Menurut ahli fikih, riba adalah penambahan pada salah satu dari dua ganti yang sejenis tanpa ada ganti dari tambahan ini. Tambahan yang diharamkan dalam al-qur’an adalah tambahan yang diambil sebagai ganti tempo.
Perbedaan riba dengan jual beli adalah  dalam jual beli ada ‘iwadh (ganti) sebagai bayaran dari ‘iwadh yang lain. Sementara dalam riba ada tambahan (bunga) dan tidak ada gantinya. Dalam jual beli, si pembeli selalu bisa memanfaatkan barang yang dibelinya dengan satu pemanfaatan yang hakiki.
Banyak ekonom berpendapat bahwa penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga yang dibayar sebagai pinjaman modal, atau dengan kata lain adalah riba. Riba juga dapat memicu overproduksi. Riba membuat daya beli sebagian besar masyarakat lemah sehingga persediaan barang dan jasa semakin tertimbun. Akibatnya, perusahaan macet dan berujung pada pengangguran.

B. Saran
Agar Kita Tetap Menhadi Muslim Yang Berpegang Teguh Pada Syariat Islam, Kita Sebaiknya Dapat Menahan Diri Dan Menjauhi Segala Larangan Allah Swt. Dengan Memperkuat Iman Kita Pada Allah Swt, Kita Dapat Hidup Dengan Tenang, Bahagia Dunia Maupun Di Akhirat.











DAFTAR PUSTAKA
Machmud amir. (2017). Ekonomi islam untuk dunia yang lebih baik. Jakarta: PT Salemba Empat.

Teori MOTIVASI

MAKALAH
Pengantar Keorganisasian
“TEORI MOTIVASI”






DOSEN PENGAMPU
Drs. H. Miftahul Huda, SH. MM
DISUSUN OLEH
Kelompok 5
1. Fira alfia (19) 18042078
2. Adhitian mahasti S. (21)   18042081
3. M. Kharis (23)     18042083
4. Hilmidatul masruroh (25)           18042085
5. Maghfirotul laili hidayati (27) 18042087
6. M risky hidayatullah (32) 18042094

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2018-2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersususn hingga selesai, tidak lupa kami ucapkan terimah kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan sumbangan baik pikran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalha ini dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Itu itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lamongan, 18 Maret  2019
Penyusun

Kelompok 5











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
                        A.Latar Belakang Masalah 4
                        B.Rumusan Masalah 5
                        C.Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
           A.Pengertian Dan Model Motivasi (adhitian mahasti S) 6
           B.Teori Hierarki Maslow (M Kharis) 7
           C.Teori 2 Faktor Frederick (M Risky H) 8
           D.Teori Kebutuhan McClelland (maghfirotul laili H) 9
           E.Alderfer’s ERG theory  (hilmidatul masruroh) 10
           F.Perbandingan Grafis Dari 4 Teori Motivasi (Fira Alfia) 10
BAB III  PENUTUP 11
           A.Kesimpulan 11
           B.Saran 11
DAFTAR PUSATAKA 12







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasl dari dalam diri seseorang ataupun dari luar dirinya.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita yang memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada motivasi berarti tidak ada keinginan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
Dengan demikian pada makalah ini, terdapat beberapa jenis teori teori, yang akan dijelaskan secara rinci satu persatu. Mengenai teori kebutuhan motivasi.











B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian motivasi serta model nya
2. Apa yang dimaksud teori hierarki
3. Apa saja teori 2 frederick
4. Apa yang dimaksud teori kebutuhan McClelland
5. Apa itu alderfer’s ERG theory
6. Bagaimana Perbandingan  antara 4 teori konten motivasi

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian motivasi serta model nya
2. Mengetahui yang dimaksud teori hierarki
3. Mengetahui teori 2 frederick
4. Mengetahui teori kebutuhan McClelland
5. Mengetahui alderfer’s ERG theory
6. Mengetahui Perbandingan  antara 4 teori konten motivasi















BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN MODEL MOTIVASI

Motivasi adalah keinginan untuk mengerahkan upayah tingkat tinggi kearah tujuan organisasi, dikondisikan oleh upaya untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu.
Menurut Frenceh dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjuk perilaku tertentu. Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain ways.
Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh tenaga kerja di perusahaan tentunya perilaku yang akan menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan, dan tentunya bukan sebaliknya. Kinerja terbaik menurut Griffin (2000) ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:
(1)  Motivasi,
(2) Kemampuan,
(3) Lingkungan Pekerjaan.
Model Motivasi
1. Teori hierarki kebutuhan Maslow
2. Teori dua faktor freederick herzberg
3. Teori kebutuhan McCelland
4. Alderfer’s ERG theory
Proses motivasi : model awal
1. Kekurangan kebutuhan “saya ingin berkinerja baik untuk mendapatkan promosi”.
2. Mencari cara memuaskan kebutuhan “ saya perlu menunjukkan kepada manajer bahwa saya ingin promosi bekerja pada tugas yang berat, bekerja lembur, membantu rekan kerja”.
3. Perilaku yang diarahkan pada tujuan (promotion).
4. Perfomance “peringkat tertinggi pada kualitas, kuantitas.
5. Rewards of punishments “menerima penghargaan pengakuan, diberikan kesempatan untuk program pelatihan.
6. Need deficiencies reassessed by the employee “saya masih menginginkan promosi, saya harus mecoba pendekatan lain”.




B. TEORI HIERARKI KEBUTUHAN DARI ABRAHAM MASLOW

Teori ini diperkenalkan oleh  seorang  psikolog Abraham  Maslow. Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk berperilaku dalam pekerjaan nya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan kebutuhan. Kelima tingkatan kebutuhan itu adalah

Kebutuhan fisik (physical needs),
Kebutuhan keamanan (safety and security needs),
Kebutuhan sosial (social/belogingness needs),
Kebutuhan penghargaan (esteem needs),
Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs).

1. Kebutuhan fisik
Berdasarkan hierarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja adalah kebutuhan fisik. Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan ini akan terpenuhi manakalah tenaga kerja atau individu mendapatkan upah minimum yang mereka kehendaki, lingkungan pekerjaan yang nyaman, dan lokasi yang bersih dari polusi.

2. Kebutuhan keamanan
Setelah kebutuhan fisik terpenuhi, menurut maslow, kebutuhan selanjutnya yang harus dipenuhi adalah kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan akan keamanan ini bukan sekedar untuk merasa aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan tetapi juga peraan aman akan ketidakpastian di masa yang akan datang.

3. Kebutuhan sosial
Setelah kebutuhan fisik dan keamanan terpenuhi, kebutuhan selanjutnya yang akan memotivasi  tenaga kerja adalah kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosial. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan para tenaga kerja untuk berinteraksi satu sama lain dalam pekerjaannya secara lebih fleksibel dan terbuka.

4. Kebutuhan akan penghargaan
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh maslow, kebutuhan akan penghargaan merupakan salah satu kebutuhan yang akan memotivasi tenaga kerja agar dapat bekerja dengan baik setelah kebutuhan akan fisik, keamanan, sosial terpenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari lingkungan sekitar, dari atasan, maupun adanya kejelasan atas penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi.



5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan diri individu dalam lingkungan dan untuk menempatkan diri individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri. Kebutuhan ini dapat berupa adanya tuntutan untuk pengembangan karir yang  jelas, pekerjaan yang menantang.

Maslow menyatakan bahwa kelima kebutuhan tersebut berlaku secara hierarkis, artinya pemenuhannya berawal dari tingkatan yang  paling bawah. Kebutuhan yang hierarki lebih tinggi cenderung tidak akan memotivasi tenaga kerja sekiranya kebutuhan pada hierarki yang lebih bawah belum terpenuhi.

C. TEORI DUA FAKTOR DARI HERZBERG

Two factor theory dari frederick herzberg. Teori ini dibagun herzberg berdasarkan penelitian empirisnya terhadap 200 orang insinyur dan akuntan sekitar taun 1950-an. Hasil dari penelitianya menunjukkan bahwa seseorang cenderung akan termotivasi atau tidak didorong oleh dua jenis faktor yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan. Kedua faktor tersebut adalah faktor yang mendorong kepuasan dalam pekerjaan (satisfiers atau motivating factors), serta faktor yang akan mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (dissatisfiers atau hygiene factors).

1. Motivating  factors
Yang dimaksud dengan faktor pendoorong kepada kepuasan dalam pekerjaan adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam sesorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya.
2. Hygiene factors
Yang dimaksud dengan faktor pendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan, kebutuhan yang terdapat dalam sesorang akan kondisi dari lingkungan pekerjaannya, yang  jika  kebutuhan  akan  kondisi lingkungan  yang diinginkannya tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam lingkungan pekerjaannya.


D. TIGA KEBUTUHAN DARI ATKINSON DAN MCCLELLAND

Di antara  pemikir lain yang memperkenalkan teori kebutuhan adalah John W. Atkinson menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan manusia yang mendorong seseorang untuk termotivasi dalam berperilaku dan melakukan sesuatu. Ketiga kebutuahn tersebut adalah kebutuhan akan kekuasaan (need for power atau N-Pow), kebutuhan untuk melakukan interaksi secara sosial atau berafiliasi (need for affiliation atau N-Aff), dan kebutuhan untuk meraih prestasi (need for achievement atau N-Ach).

1. Kebutuhan untuk berprestasi
Hasil riset empirisnya dalam bukunya the achieving society yang diterbitkan  sekitar tahun 1961. Mc Clelland menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki karakteristik sebagai orang yang menyukai pekerjaan yang menantang, berisiko, serta menyukai adanya tanggapan atas pekerjaan yang dilakukannya. Sebaliknya, seseorang yang memliki kebutuhan untuk berprestasi yang rendah (Nach rendah) cenderung memiliki karakteristik sebaliknya. Lebih jauh lagi, McClelland menemukan indikasi bahwa kebutuhan untuk berprestasi ini memiliki korelasi yang erat dengan pencapaian kinerja.
2. Kebutuhan untuk berafiliasi

McClelld menjelaskan bahwa sekalipun seseorang dapat melakukan komunikasi dan interaksi yang lebih cepat dan hemat melalui kemajuan teknologi seperti telepon serta alat komunikasi lainynya, kebutuhan akan berinteraksi sosial tetap menjadi sesuatu yang tidak bisa dihilangkan, artinya seseorang tetap memiliki kebutuhan akan interaksi sosial.

3. Kebutuhan akan kekuasaan

Hal ini terkait dengan apa yang dinamakan sebagai kesuksesan dan kegagalan bagi seseorang kekhawtiran akan kegagalan bagi seseorang barangkali dapat menjadi dorongan motivasi untuk sukses, sebaliknya bagi yang lain, kekhawatiran terhadap kesuksesan mungkin merupakan dorongan motivasi baginya.






E. TEORI ERG DARI CLAYTON ALDERFER

ERG merupakan singkatan dari existence, relatedness, dan growth. Teori ini diperkenalkan oleh clayton alderfer. Aldefer membagi tingkatan kebutuhan manusia menjadi tiga kebutuhan.
1. Kebutuhan existence adalah kebutuhan mendasar manusia untuk bertahan hidup
2. Kebutuhan relatedness adalah kebutuhan untuk melakukan berinteraksi dengan sesama
3. Kebutuhan growth adalah kebutuhan untuk menyalurkan kreativitas dan bersikap produktif.

F. PERBANDINGAN GRAFIS DARI 4 TEORI KONTEN MOTIVASI
MASLOW HERZBERG CLAYTON McClland
Butuh pemenuhan dari bawah Pekerjaan itu sendiri Pertumbuhan Kebutuhan untuk meraih prestasi
Aktualisasi diri Tanggung jawab Keterkaitan Kebutuhan akan kekuasaan
Penghargaan Kemajuan keberadaan Kebutuhan untuk melakukan interaksi secara sosial/ berafiliasi.
Keterlibatan sosial Pertumbuhan
Keamanan Pengakuan prestasi
Fisik Kualitas hubungan antar rekan dengan supervisi dengan hubungan serasi dengan bawahan
Keamanan kerja
Kondisi kerja gabung




























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Motivasi adalah keinginan untuk mengerahkan upayah tingkat tinggi kearah tujuan organisasi, dikondisikan oleh upaya untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu.
Model Motivasi
o Teori hierarki kebutuhan Maslow
o Teori dua faktor freederick herzberg
o Teori kebutuhan McCelland
o Alderfer’s ERG theory

Teori Hierarki Kebutuhan Dari Abraham Maslow :
o Kebutuhan fisik (physical needs),
o Kebutuhan keamanan (safety and security needs),
o Kebutuhan sosial (social/belogingness needs),
o Kebutuhan penghargaan (esteem needs),
o Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs).
Teori Dua Faktor Dari Herzberg
o (satisfiers atau motivating factors),
o (dissatisfiers atau hygiene factors).
Tiga Kebutuhan Dari Atkinson Dan McClelland
o (need for power atau N-Pow),
o (need for affiliation atau N-Aff),
o (Need for achievement atau n-ach).
Teori Erg Dari Clayton Alderfer
o Kebutuhan Existence
o Kebutuhan Relatedness A
o Kebutuhan Growth


B. Saran
Motivasi merupakan salah satu faktor kunci dalam fungsi pengarahan dan implementasi dari manajemen organisasi, Motivasi terkait dengan berbagai hal yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu dalam organisasi dan lingkungannya.


DAFTAR PUSTAKA
Sule, Erni T.,dkk.2005. Pengantar Manajemen : Motivasi dan Kepemimpinan, First Edition, : Prenadamedia Group.

Makalah "PRODUKSI"

BAB I
PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang
Produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan. Dalam system produksi terjadi suatu proses trasformasi nilai tambah yang mengubah input bahan mentah menjadi output sebuah produk yang dapat dijual ke pasar. Tujuan dilaksanakan produksi yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar akan suatu barang atau jasa. Salah satu faktor sukses dari suatu industry yaitu ketepatan dalam proses produksi.
Manajemen yang dilakukan secara sederhana merupakan naluri dari setiap manusia dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan. Dengan melaksanakan manajemen secara naluriah ini tidak jarang akan terjadi kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan akan sering pula terjadi adanya ketidakefektifan dalam melaksanakan manajemen. Dalam keadaan demikian kita harus menerapkan manajemen baik dan benar serta professional maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip dasar serta teori manajemen.
Dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengantar bisnis yang dalam hal ini termasuk dalam kelompok ilmu ekonomi terus mengikuti perkembangan jaman yang sifatnya dinamis. Dalam hal ini, perusahaan dalam sistem sosial termasuk dalam ekonomi mikro. Ekonomi mikro, bisa didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari produksi manajemen.
Fungsi yang berkaitan dalam suatu manajemen antara lain pemasaran (marketing), keuangan (finance), dan produksi (operasi). Demikian pula mananjemen produksi merupakan kegiatan mengelola kegiatan secara optimal penggunaan sumber daya (faktor produksi) dalam proses transformasi menjadi produk barang dan jasa. Dalam hal ini sumber daya harus dikelola secara optimal dalam bentuk menentukan perencanaan produksi, lokasi pabrik, letak fasilitas produksi, perencanaan lingkungan kerja, cara mengendalikan produksi, pengendalian tenaga kerja, biaya produksi dengan analisis pulang pokok, pemeliharaan.






1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi?
2. Apa yang dimaksud lokasi pabrik?
3. Bagaimana letak fasilitas produksi?
4. Bagaimana perencanaan lingkungan kerja?
5. Bagaimana cara mengendalikan produksi?
6. Bagaimana pengendalian tenaga kerja?
7. Bagaimana biaya produksi dengan analisis pulang pokok?
8. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan?

1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perencanaan produksi
2. Untuk mengetahui lokasi pabrik
3. Untuk mengetahui bagaimana letak fasilitas produksi
4. Untuk mengetahui perencanaan lingkungan kerja
5. Untuk mengetahui cara mengendalikan produksi
6. Untuk mengetahui pengendalian tenaga kerja
7. Untuk mengetahui biaya produksi dengan analisis pulang pokok
8. Untuk mengetahui apa itu pemeliharaan



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaa Produksi
Produksi adalah sermua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Adapun proses produksi adalah cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada. Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal serta dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Perencanaan produksi juga berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi sebelum produk atau jasa dikeluarkan dari pabrik.
1. Manajemenan produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menembah kegunaan suatu barang atau jasa. Proses penciptaan dan penambahan kegunaan atau faedah tersebut terdiri dari:
a. Faedah bentuk
Misalkan rotan di hutan setelah diproses maka akan dibentuk menjadi tas, meja, kursi dan sebagainya.
b. Faedah waktu
Misalkan jasa pergudangan yang dalam hal ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang.
c. Faedah tempat
Berpindahnya tempat produk dari suatu kota atau daerah ke daerah lain maka akan tercipta faedah tempat. Misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran.
d. Faedah milik
Dengan adanya pemindahan hak milik dari pedagang ke pembeli.
2. Jenis proses produksi
Secara umum jenis proses produksi dibedakan menjadi dua golongan:
a. Proses produksi terus-menerus (continous process)
Proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang benar. Contoh: industri pupuk semen
b. proses produksi terputus-putus (Intermittent process)
jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya.
Contoh: perusahaan percetak, perusahaan meubel.


3. Pemilihan pola produksi
Penentuan jumlah produksi didalam perencanaan produk harus diikuti dengan penetapan pola produksi untuk periode yang bersangkutan, sebab penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap bulannya. Oleh karena itu ada 3 (tiga) pilihan untuk melayani penjualan tersebut:
a. Stabilitas produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan stabil (tidak berubah-ubah) dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan akan ditutup dengan persediaan produk akhir.
b. Stabilitas persediaan akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu. Fluktualisasi penjualan, langsung ditutup oleh produksi perusahaan.
c. Produksi dan persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fuktuasi penjualan, baik dalam produksinya maupun dalam persediaannya. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi fluktuasi penjualan itu sendiri.
4. Penentuan luas produksi
Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang tepat. Luas produksi yang terlalu besar dapat mengakibatkan suatu pemborosan dalam perongkosan dan invektasi aktiva tetap dan bahan baku, juga akan dapat mengakibatkan kerusakan barang.
5. Faktor-faktor luas produksi dan luas perusahaan
a) Tersediannya bahan baku
b) Tersedianya kapasitas mesin
c) Tersedianya tenaga kerja
d) Batasan permintaan
e) Tersedianya faktor produksi lainnya

2.2 Perencanaan lokasi pabrik
Lokasi pabrik sangat menentukan kedudukan dan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi yang kurang tepat akan mengakibatkan lemahnya posisi perusahaan dalam persaingan. Jadi tujuan penentuan lokasi adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi/berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih berhasil. Dengan adanya penentuan lokasi pabrik dengan tepat, agar:
a. Dapat melayani konsumen dengan memuaskan
b. Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
c. Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing
d. Memungkinkan perluasan pabrik


Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lokasi pabrik:
1) Faktor primer (utama)
a. Letak bahan mentah
Letak pabrik yang mendekati bahan mentah mempunyai keuntungan sebagai berikut:
Terjaminnya kelancaran bahan mentah
Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil
Ongkos angkut barang lebih murah
b. Letak pasar
Tujuan lokasi pabrik mendekati pasar adalah agar produk cepat sampai ke konsumen (terutama untuk produk yang tidak tahan lama), serta untuk menghemat biaya distribusi.
Lokasi pabrik cenderung mendekati pasar apabila:
Produk jadi termasuk barang yang tidak tahan lama atau cepat rusak
Ongkos angkut barang jadi lebih mahal disbanding ongkos angkut bahan mentah
c. Pengangkutan (transportasi)
Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit dijangkau oleh angkutan umum, harus menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar.
d. Suplai tenaga kerja
Dalam proses produksi terlibat di dalamnya tenaga kerja, baik tenaga kerja yang terdidik maupun tenaga tak terdidik serta tenaga ahli.
e. Terdapatnya tenaga pembangkit listrik
Suatu perusahaan yang sebagian besar proses produksinya memerlukan tenaga listrik, cenderung mencari lokasi yang mudah mendapatkan suplai tenaga listrik.
2) Faktor sekunder
Faktor sekunder antara lain:
a. Rencana masa depan perusahaan (transportasi, kemajuan teknik operasi perusahaan)
b. Kemungkinan perluasan usaha (areal tanah harus luas)
c. Terdapatnya fasilitas bservis (bengkel servis, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, sasaran rekreasi)
d. Terdapat fasilitas pembelanjaan perusahaan (lembaga kredit, bank koperasi)
Setelah lokasi pabrik ditetapkan maka selanjutnya adalah merencanakan pendirian bangunan pabrik yaitu untuk melindungi jalannya proses produksi dan tenaga kerja dari gangguan yang dapat menghambat jalannya operasi perusahaan. Gangguan tersebut dapat berupa pengaruh cuaca atau suhu yang buruk dan dari faktor lain yaitu agar aman dari pencurian.
2.3 Perencanaan Letak fasilitas produk
Perancanaan ini disebut juga dengan layout fasilitas pabrik, yaitu tata letak mesin dan peralatan lainya yang digunakan dalam proses produksi. Ini merupakan tahap perpaduan disain suatu sistem produksi. Pada tahap ini perusahaan herus menyediakan segala faktor rencana proses dan disain pekerjaan.
1) Tujuan perancanaan tata letak produksi
a. Agar pengeluaran biaya pengankutan bahan dalam pabrik dapat diminimumkan.
b. Mendapatkan perputaran persediaan barang setengah jadi yang tinggi.
c. Menggurangi infestasi yang kurang penting.
d. Memperoleh kepuasan dan keamanan kerja untukpara kariawan
2) Pentingnya perencanaan tata letak produksi
a. Adanya perubahan dari desain produk atau produk baru
b. Adanya perubahan volume permintaan konsumen
c. Telah usangnya fasilitas produksi yang ada
d. Timbulnya kecelakaan kerja
e. Adanya pemindahan lokasi perusahaan
f. Lingkungan kerja yang kurang aman
g. Untuk menghemat biaya
3) Tipe-tipe tata letak produksi
a. Tata letak produk/garis (product/line layout)
Jenis tata letak ini biasanya untuk membuat produk masa/besar-besaran, terus menerus dan produk standart
b. Tata letak proses atau fungsional (process/functional layout)
Jenis tata letakini sering digunakan pada perusahaan dimana proses produksinya terputus-putus dan bukan produk standart, melainkan produk pesanan.
c. Fixed position layout
Disini komponen untuk semua proses produksi diletakan dekat tempat proses produksi. Bahan baku dan bahan pembantu serta semua peralatan diletakan pada posisi yang tetap.
4) Material handling
Merupakan kegiatan untuk mengagkat, mengangkut dan meletakkan barang, sejak pemasukan pertama kali sampai saat barang selesai dibuat dan siap dikeluarkan dari pabrik.

Keuntungan adanya material handling yang tepat:
a) Penghematan biaya produksi
b) Mempertinggi produktivitas kerja kariawan
c) Distribusi barang menjadi lancar

2.4 Perencanaan lingkungan kerja
Perencanaan produksi berkaitan erat dengan perencanaan lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik, aman serta nyaman maka dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
1. Pelayanan bagi karyawan
Bagi perusahaan yang sudah cukup besar dan teratur maka dapat diselenggarakan jenis pelayanan bagi karyawan, seperti:
a. Adanya kantin/ kafetaria dilingkungan pabrik
b. Fasilitas kesehatan doktter dan obat-obatan yang disediakan secara Cuma-Cuma. Dokter perusahaan ini tidak harus menjadi karyawan tetap pada perusahaan, tetapi bisa dikerjakan secara ‘part time’
2. kondisi kerja
Dengan kondisi kerja yang nyaman, maka karyawan akan terasa aman dan produktif dalam kerja sehari-hari. Hal ini dapat di ciptakan perusahaan dari segi:
a. Penerangan
Penerangan ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun dari listrik ataupun dari lampu minyak. Hanya saja yang perlu diperhatikan yaitu agar sinar yang ada tidak terlalu silau dan sebaliknya juga tidak terlalu redup.
b. Suhu udara
Kegiatan kerja bisa menurun apabila suhu udara di tempat kerja terlalu panas maupun terlalu dingin. Bahkan bisa menimbulkan kecelakaan maupun kesalahan dalam bekerja.
c. Suara bising
Pada jenis perusahaan tertentu seingkali timbul suara bising dari mesin-mesin yang sedang dioprasikan. Hal itu dapat dikurangi dengan cara misalkan, isolasi, penggunaan alat peredam.
d. Ruang gerak
Penempatan mesin dan alat produksi lain supaya diatur sedemikian rupa sehingga ruang gerak karyawan dalam bekerja tidak terlalu sempit.
3. Hubungan krja antar karyawan
Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor bawaan, faktor pendidikan dan latihan, faktor gizi, faktor lingkungan, faktor kemauan karyawan untuk kerjasama. Jadi di sini pimpinan harus mengetahui bagaimana agar faktor-faktor dapat dipenuhi.

2.5 Pengendalian Produksi
Adapun tahap-tahap dalam pengendalian produksi :
a. Planning
Yaitu menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksikan dan disini juga direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat. Routing
b. Scheduling
Yakni penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
c. Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja. Disini para pekerja sudah diberi perintah dari dispatcher sesuai dengan routing dan schedulling yang ditentukan.
d. Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar routing, schedulling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi.
Pada hakekatnya tugas pengendalian produksi yaitu merintis dan mengawasi aliran pekerjaan dalam pabrik, sehingga terdapat kemajuan dalam pekerjaan dengan cara yang sistematis dari bagian satu ke bagian yang lainnya tanpa terdapat kemacetan maupun keterlambatan. Hal yang dapat mempermudah pengendalian produksi yakni apabila terjalin suatu koordinasi dari seluruh kegiatan-kegiatan pabrik.
Dalam pengendalian produksi diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan
b. Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
c. Mempertinggi moral pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian
Beberapa macam pengendalian produksi :
1) Pengendalian order (order control)
Pengendalian produksi disini menjagaagar produk yang dibuat sesuai dengan pesanan/orderyang telah masuk. Jika terjadi ketidak-sesuaian antara hasil produk jadi dengan pesanannya, maka harus cepat diadakan penyesuaian dan perbaikan agar tidak mengecewakan para konsumen.
2) Pengendalian arus (flow control)
Titik berat pengendalian produksi ini adalah arus proses produksi itu sendiri. Kelancaran proses produksi sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya tingkat produksi masing-masing bagian yang relatif stabil.
3) Pengendalian beban (load control)
Jenis pengendalian ini lebih menitikberatkan pada beban yang harus dilaksanakan masing-masing bagian dalam perusahaan, terutama pada bagian yang mempunyai kegiatan yang paling padat.
4) Pengendalian blok (block control)
Tipe pengendalian ini, mengelompokkan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang mempunyai penyelesaian proses produksi yangsama atau hampir sama.
5) Pengendalian proyek khusus (special project control)
Pengendalian ini biasanya dilakukan oleh proyek-proyek besar, misalnya pembuatan jalan,peluncuran roket, dll. Pengendalian ini jika melakukan kesalahan kecil saja dapat berakibat fatal.
6) Pengendalian kekecualian (control by exception)
Tipe pengendalian ini hanya cocok untuk jenis pekerjaan yang relatif tetap dari waktu ke waktu
A. Pengendalian bahan baku
a. Pembelian bahan baku, bagian pembelian bahan baku dalam suatu perusahaan dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan baku saat dibutuhkan disertai dengan harga yang berlaku.
Secara umum tugas bagian pembelian ada 2 :
1) Melaksanakan pembelian bahan atau barang untuk penggantian dan penambahan fasilitas produksi
2) Pembelian bahan baku perusahaan
B. Pengendalian persediaan bahan baku
Hampir semua pabrik selalu memerlukan persediaan barang, baik mentah maupun bahan jadi. Pada hakekatnya persediaan akan dapat memperlancar operasi perusahaan sehari-hari, terutama bagi perusahaan yang jauh dari lokasi bahan baku dan jauh dari konsumen. Pengendalian persediaan disini bertugas mengatur persediaan agar mencapai jumlah optimal yaitu tidak terlalu besar maupun terlalu kecil.
Adapun faktor-faktoryang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besar kecilnya persediaan :
a. Besarnya persediaan minimal
b. Jumlah produk yang akan dibuat/dijual oleh perusahaan
c. Adanya resiko kerusakan barang digudang
d. Perkiraan tentang harga bahan dari waktu ke waktu
e. Efisiensi dari fasilitas impor
f. Efisiensi dan teknik penanganan persediaan

2.6 Pengendalian tenaga kerja
Penyusunan perencanaan kerja oleh manajemen memegang peranan penting disini untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dan juga untuk memudahkan pengawasan .
Ada 2 teknik perencanaan :
1. PERT (program evaluation and review technique)
Merupakan representasi diafragmatik yang berguna dalam merencanakan suatu kegiatan, sekaligus merupakan alat manajemen yang efektif. Eleme-elemen PERT :

a. Kegiatan (activity)
Yaitu pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan sesuatu pada waktu tertentu
b. Peristiwa (event)
Yaitu saat permulaan atau akhir suatu kegiatan. Kejadian (event) paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas-aktivitas sebelumnya selesai.

1.7 Pengendalian biaya produksi dengan analisis pulang pokok
Analisa pulang pokok (break even point) merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau justru merugikan. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah pendapatan (penerimaan penjualan) sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya). Bantuan informasi lain yang dapat diberikan oleh analisis BEP adalah :
a. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan tidak rugi.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.
c. Seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak rugi.
d. Dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.
Dalam analisis pulang pokok ini, dikenal dua jenis biaya yaitu :
a. Biaya tetap (fixed cost =FC)
Adalah biaya yang jumlahnya selalu tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat produksi perusahaan.

       Rp

  Total biaya tetap Biaya tetap tiap unit

         0           0
Unit Unit
Biaya tetap yang tidak berubah adalah dalam jumlah keseluruhan (total), sedang biaya tetap tiap unit akan semakin turun sesuai dengan penambahan jumlah produksi.
b. Biaya Variabel (Variable Cost=VC)
Yaitu biaya yang  jumlahnya  berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi perusahaan. Pengertian berubah-ubah di sini adalah pada jumlahnya (totalitas).
Besarnya biaya variabel tiap unit adalah sama/relatif sama. Ada 3 jenis biaya variabel yaitu :
1. Biaya Variabel Progresif
Yaitu biayavariabel tiap unit yang akan menjadi besar apabila jumlah produk yang dibuat semakin besar. Misalkan : upah untuk pekerja yang lembur
2. Biaya Variabel Proporsional
Yaitu biaya variabel tiap unit akan selalu tetap berapapun jumlah produk yang dibuat perusahaan.  Jadi, berapapun jumlah produk yang akan dibaut perusahaan, maka jumlah biaya ini akan selalu berubah-ubah secara proposional (dengan perbandingan yang sama) denan besarnya tingkat produksi perusahaan
3. Biaya Variabel Degresif
Biaya variabel tiap unit akan semakin turun apabila produksi semakin naik. Jadi jika jumlah produksi naik maka jumlah biaya variabel ini akan naik dengan kenaikan yang lebuh rendah jika dibandingkan dengan proporsi kenaikan unit produksi.
c. Biaya semi variabel (semi variabel cost)
Yaitu jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut pula dengan biaya semi tetap (semi fixed cost). Contoh : komisi agen.
Di dalam  analisis pulang pokok, terdapat asumsi-asumsi yang harus digunakan yaitu :
a. Biaya yang di dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya tetap dan biaya variabel.
b. Besarnya biaya variabel secara totalitas  berubah-ubah secara proposional dengan volume penjualan/ volume produksi. Ini berarti bahwa  biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya beruba-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
d. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
e. Perusahaan hanya membuat satu macam produk. Jika dibuat lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “Sales Mix” nya adalah tetap konstan.

2.7 Pemeliharaan
Alat produksi yang seharusnya masih dapat berfungsi dengan baik menjadi cepat rusak serta menurun tingkat kegunaannya karena tidak dipelihara dengan cermat. Jadi pemanfaatan pemeliharaan ini tidak dirasakan secara langsung namun dalam jangka panjang akan terasa sekali manfaatnya.
Kerugian kerugian yang akan diderita perusahaan apabila kurang memperhatikan pemeliharaan alat alat produksi , diantaranya :
a) Fasilitas/ alat produksi  hanya dapat dipakai dalam jangka pendek
b) Akan menimbulkan kerusakan berat pada alat produksi sebab jika terdapat kerusakan kecil kurang diperhatikan.
c) Seringkali terjadi kemacetan mesin akibat kurangnya pemeliharaan.
d) Menurunnya kualitas produk akhir perusahaan sebab mesin/peralatan kurang lancar jalannya sehingga  pengendalian kualitas proses produksi juga akan sulit.
e) Dapat menimbulkan ketidak-seimbangan kapasitas antara bagian yang satu dengan bagian yang lain akibat adanya  kerusakan mesin.
Jenis-jenis pemeliharaan:
a. Pemeliharaan preventif
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
b. Pemeliharaan korektif
pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik (reparasi).



DAFTAR PUSTAKA

Agus ahyari. 1996. system perencanaan produksi. BPFE. Yokyakarta.
Dilword james B. 1993. Production and operations manajemen-manufacturing-and-service. Fifth edition. Mc. Graw hilllnc.
James F. Angel, Roger DB, dan paul WM. 1994. Perilaku konsumen. Bina rupa aksara. Jakarta.

Makalah PROSES KOMUNIKASI

MAKALAH
Pengantar Keorganisasian
“PROSES KOMUNIKASI”






DOSEN PENGAMPU
Drs. H. Miftahul Huda, SH. MM
DISUSUN OLEH

Kelompok 5
1. Fira alfia (19) 18042078
2. Adhitian mahasti S. (21)  18042081
3. M. Kharis (23) 18042083
4. Hilmidatul masruroh (25)  18042085
5. Maghfirotul laili hidayati (27) 18042087
6. M risky hidayatullah (32) 18042094


FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2018-2019









KATA PENGATAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini yang berjudul “PROSES KOMUNIKASI” bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
.
Lamongan, 30 April  2019
Penyusun

Kelompok 5










DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan penulisan 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi (fira alfia) 3
2.2 Fungsi Komunikasi (fira alfia) 3
2.3 Proses Komunikasi (adhitiyan M.S) 4
2.4 Hal-hal Mendasar Dalam Komunikasi (M. Karis) 5
2.5 Penghalang Komunikasi Efektif (M.risky) 7
2.6 Faktor Yang Berkaitan Dengan Efektifitas Komunikasi Dalam Perusahaan (maghfirotul L) 10
2.7 Isu-Isu Dalam Komunikasi (Hilmidatul M) 12
BAB BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 15
DAFTAF PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk  mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan.
Merchant (1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan pengendalian manajemen. Perilaku berpengaruh dalam desain sistem pengendalian manajemen untuk membantu mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah sejumlah struktur komunikasi yang saling berhubungan yang mengklasifikasikan proses informasi yang dapat membantu manajer dalam mengkoordinasi bagiannya untuk mengubah perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi yang diharapkan pada dasar yang berkesinambungan (Maciarriello dan Kirby, 1994).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian komunikasi?
2. Apa fungsi komunikasi?
3. Bagaimana proses komunikasi?
4. Apa yang dimaksud arah komunikasi
5. Apa saja penghalang komunikasi efektif?
6. Apa saja yang berkaitan dengan efektifitas komunikasi?
7. Apa isu isu terbaru dalam komunikasi?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Mengetahui fungsi komunikasi
3. Mengetahui proses komunikasi
4. Mengetahui arah komunikasi.
5. Mengetahui penghalang komunikasi efektif
6. Mengetahui keterkaitan efektifitas komunikasi
7. Mengetahui isu terbaru dalam komunikasi








BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran atau juga perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermaksud bagi kedua belah pihak, didalam situasi yang tertentu komunikasi itu menggunakan media tertentu untuk dapat merubah sikap atau juga tingkah laku seorang atau juga sejumlah orang sehingga terdapat efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi adalah suatu proses pemindahan pengertian didalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada kelompok yang bisa eksis tanpa adanya komunikasi : pentransferan makna diantara anggotanya .  Hanya dengan lewat pentransferan makna dari satu orang kepada orang lain informasi serta juga gagasan itu dapat dihantarkan. Namun komunikasi itu lebih dari hanya sekedar menanamkan makna tetapi juga harus dapat dipahami (Robbins, 2002 : 310).
B. FUNGSI KOMUNIKASI
1. Kendali (kontrol, pengawasan)
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi. Bila karyawan diminta untuk mengkomunikasikan keluhannya berkaitan dengan pekerjaan kepada atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi tersebut menjalankan suatu fungsi kontrol.
2. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mereka bekerja yang baik, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja


3. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dimana anggota–anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi menyiarkan ungkapan emosional dari perasan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi
Komunikasi memberi informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan – pilihan alternatif

C. PROSES KOMUNIKASI
Pengirim—>Berita—>Penerima Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi
kominikasi pengirim dinyatakan.
D. HAL HAL MENDASAR DALAM KOMUNIKASI
ARAH KOMUNIKASI
1. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Komunikasi ke bawah (downward communication) adalah penyampaian informasi dari atasan ke bawahan sesuai dengan struktural di organisasi. Penggunaan komunikasi ini sangat efektif untuk penyampaian instruksi, pengarahan, pengontrolan kepada anak buah. Komunikasi dapat tertulis maupun lisan yang dapat disesuaikan dengan konteks serta kontennya. Komunikasi ke bawah harus Anda perbanyak porsinya terutama pada karyawan Anda yang baru bergabung.
2. Komunikasi ke atas (upward communication)
Komunikasi ke atas (upward communication) adalah penyampaian informasi dari bawahan ke atasan. Biasanya hal ini terjadi saat karyawan kita ingin menyampaian usulan, ide, keluhan, pengaduan, laporan. Apa yang disampaikan oleh anak buah kita ini bisa jadi sebuah informasi yang penting guna pengambilan kita sebagai atasan. Namun kita tetap perlu mencermati dan memvalidasinya kembali, tentunya pencatatan data bisa menjadi bahan pembandingnya. Arah komunikasi demikian harus tetap hidup guna perputaran informasi khususnya bagi Anda para atasan yang tidak terjun langsung ke ranah operasional.
3. Komunikasi horisontal (horizontal communication)
Komunikasi horisontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang melibatkan antar individu atau kelompok pada level yang sama. Contoh arah komunikasi ini adalah diskusi antar staff akuntan, diskusi antar manajer, diskusi direktur dengan kolega. Konteks dari komunikasi ini bersifat koordinasi sehingga satu dengan yang lain saling memberikan informasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication)
Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang dilakukan antar individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan yang berbeda pula. Komunikasi diagonal banyak terjadi pada organisasi berskala besar dimana ketergantungan antar departemen yang berbeda sangat besar. Kelebihan dari komunikasi ini dapat mempercepat penyebaran informasi. Namun ada kelemahan dari komunikasi ini karena penyebaran informasi tidak sesuai dengan jalur rutin dan struktur organisasi yang sudah ada.
KOMUNIKASI FORMAL DAN INFORMAL
1. Komunikasi formal
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya instruktif, berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai petugas organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan pesan yang terkait dengan kepentingan dinas . Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasarkan prinsip - prinsip dan struktur organisasi .
2. Komunikasi Informal
Komunikasi Informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi , akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gosip , atau rumor . Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan informasi yang masih belum jelas dan tidak akurat , carilah sumber informasi yang dapat dipercaya , selalu gunakan akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif .
Informasi dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan . Implikasinya adalah kebenaran informasi tersebut menjadi tidak jelas atau kabur . Meski demikian komunikasi informal akan untuk memenuhi kebutuhan sosial , mempengaruhi orang lain, dan mengatasi kelambatan komunikasi formal yang biasanya cenderung kaku dan harus melalui berbagai jalur terlebih dahulu.

KOMUNIKASI NON VERBAL
Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

E. PENGHALANG KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Penyaringan
Penyaringan (filtering) mengacu pada tujuan memanipulasi informasi oleh si pengirim sehingga si penerima akan melihatnya menjadi lebih menguntungkan. Seorang manajer yang berbicara kepada bosnya mengenai hal yang dia rasa ingin didengar bosnya merupakan penyaringan informasi. Level yang semakin vertikal dalam hierarki organisasi, maka akan semakin membuka banyak kesempatan untuk melakukan penyaringan. Tetapi beberapa penyaringan akan terjadi di mana pun yang terdapat perbedaan status.

2. Pemilihan Persepsi
Diulas kembali disini karena pemilihan persepsi merupakan hal penting sebab para penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar secara selektif berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga memproyeksikan ketertarikan dan ekspektasi mereka ke dalam komunikasi seperti mereka akan menguraikan isi pesan mereka.
3. Informasi yang Berlebihan
Para individu memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses data. Ketika informasi yang kita miliki harus bekerja melebihi kapasitas pemrosesan kita, maka hasilnya adalah informasi yang berlebihan. Apa yang terjadi ketika para individu memiliki lebih banyak informasi daripada yang dapat mereka sortir dan gunakan? Mereka cenderung untuk memilih, mengabaikan, melewati atau melupakannya. Atau mereka dapat menangguhkan pemrosesan lebih lanjut hingga situasi yang berlebihan telah berakhir. Dalam beberapa kasus, informasi yang hilang dan hasil komunikasi yang kurang efektif, membuatnya menjadi lebih penting untuk menangani kelebihan ini dengan lebih baik.
4. Emosi
Anda dapat menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda ketika Anda marah atau putus asa dibanding Anda sedang bahagia. Orang-orang yang berada dalam suasana hati negatif lebih cenderung untuk mengkritisi pesan dengan lebih terperinci, sedangkan mereka yang berada dalam suasana hati positif cenderung untuk menerima komunikasi begitu saja. Emosi yang lebih ekstrem seperti sorak kegirangan atau depresi beresiko menghalangi komunikasi yang efektif. Dalam kondisi seperti ini, kita akan sangat rentan terhadap mengabaikan rasional kita dan proses berpikir yang objektif dan berganti dengan penilaian secara emosional.
5. Bahasa
Bahkan ketika kita sedang bekomunikasi dalam bahasa yang sama, kita-kita dapat berarti hal-hal yang berbeda dengan orang lain. Umur dan konteks adalah dua dari faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan tersebut.
Penggunaan bahasa di antara masing-masing orang sangat tidak beragam. Jika kita mengetahui bagaimana masing-masing dari kita memodifikasi bahasa, kita dapat meminimalkan kesulitan dalam komunikasi, tetapi kita biasanya tidak mengetahuinya. Para pengirim cenderung untuk mengasumsikan kata-kata dan istilah-istilah dengan tidak tepat yang mana mereka pergunakan arti yang sama dengan yang mereka gunakan kepada penerima.
6. Keheningan
Hal yang mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya komunikasi karena didefinisikan dengan ketiadaan informasi. Namun, riset menyarankan untuk menggunakan keheningan dan penangguhan komunikasi adalah hal yang umum dan problematis. Salah satu studi menemukan bahwa lebih dari 85% para manajer yang melaporkan tetap berdiam diri terhadap sedikitnya satu permasalahan yang memperoleh perhatian yang signifikan.
Keheningan menjadi kurang dimana opini dari kaum minoritas diperlakukan dengan hormat, identifikasi kelompok kerja tinggi, dan keadilan prosedural tinggi yang menang. Secara praktik, hal ini berarti bahwa para manajer harus memastikan bahwa mereka berperilaku dalam hal suportif ketika para pekerja menyarankan opini-opini yang berbeda atau perhatian, dan mereka harus memandangnya berdasarkan nasihat.
7. Kekhawatiran Komunikasi
Diperkirakan 5-20% dari populasi menderita kekhawatiran komunikasi (communication apprehension) yang melemahkan tenaga atau kecemasan sosial. Orang-orang tersebut mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam komunikasi secara tertulis, lisan atau kedua-duanya. Mereka menemukan luar biasa sulit untuk berbicara antar muka dengan orang lain atau menjadi luar biasa cemas ketika mereka harus menggunaka telepon, bergantung pada memo, atau e-mail ketika panggilan telepon menjadi lebih cepat dan lebih sesuai.
8. Berbohong
Hambatan terakhir terhadap komunikasi yang efektif adalah kesalahan penyajian atas informasi secara sekaligus atau berbohong. Setiap orang memiliki definisi berbeda mengenai suatu kebohongan. Dapatkah Anda mendeteksi kebohongan? Literatur menyarankan bahwa sebagian besar orang sangat tidak ahli dalam mendeteksi penipuan yang dilakukan oleh orang lain. Permasalahanya adalah tidak terdapat isyarat secara verbal atau nonverbal yang khas mengenai kebohongan, menghindari pandangan, berhenti sejenak, dan menggeser postur tubuh juga dapat sebagai tanda dari kegelisahan. Secara jumlah, frekuensi kebohongan dan kesulitan dalam mendeteksi kebohongan terutama membuatnya menjadi hambatan yang besar bagi komunikasi yang efektif.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI DALAM BEBERAPA PERUSAHAAN BERDASARKAN HASIL RISET
Agar mencapai tujuan, maka komunikasi bisnis sebaiknya dilakukan secara efektif. Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi bisnis.
1. Persepsi
Dalam melakukan komunikasi, seorang komunikator juga harus memiliki persepsi terkait topik pembicaraannya. Komunikator harus dapat memprediksi lewat berbagai macam persepsi nya tentang pesan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan diterima oleh penerima atau komunikan
2. Keberhasilan Teknologi Informasi & Komunikasi
Pada era teknologi seperti sekarang teknologi informasi juga memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan efektivitas komunikasi. Dengan menggunakan internet, komunikasi juga menjadi mudah, cepat, dan luas cakupannya. Oleh karena itu, internet memiliki peranan yang penting dalam perkembangan bisnis. Adapun perkembangan bisnis tersebut mencakup nilai produk, aktivitas operasional, dan pelayanan jasa.
3. Ketepatan
Dalam berkomunikasi, manusia pasti memiliki kerangka berpikir yang berbeda-beda. Agar informasi yang akan diberikan sampai dengan tepat, maka komunikator juga harus mengekspresikan atau mengimplementasikan apa yang dipikirkan oleh komunikan.
4. Kredibilitas
Terkadang sebuah informasi yang disampaikan oleh seseorang tidak dipercaya oleh orang lain. Untuk menghindari hal tersebut, maka komunikator juga harus yakin bahwa komunikan adalah pihak yang dapat dipercaya. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, intinya setiap pihak harus memiliki sikap saling percaya satu sama lain.
5. Pengendalian
Pengendalian juga diperlukan dalam proses komunikasi. Setiap komunikasi pasti akan ada tanggapan dari pihak penerimaan. Disinilah tugas komunikator untuk dapat mengendalikan tanggapan dari komunikan.
6. Kecocokan
Seperti yang telah disebutkan di atas, dalam komunikasi harus ada kepercayaan dan hubungan baik yang harus dijaga. Sehingga persahabatan antar perusahaan juga dapat terjalin dengan adanya komunikasi.
Selain menjaga hubungan baik dengan komunikasi bisnis, Anda juga harus memerhatikan keuangan bisnis Anda. Dengan keuangan bisnis yang baik, Anda dapat dengan mudah menjalankan dan mengembangkan bisnis Anda. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi online yang membantu Anda mengelola keuangan bisnis dengan muda. Dengan Jurnal, Anda dapat dengan mudah melihat kinerja keuangan bisnis kapan dan di mana saja. Jurnal juga dilengkapi dengan beberapa fitur yang memudahkan Anda dalam menjalankan bisnis, mulai dari mengelola utang-piutang, penjualan-pembelian, arus kas, hingga pengelolaan aset dan proses rekonsiliasi yang mudah. Informasi lengkap mengenai Jurnal dan fitur lainnya silakan klik di sini.


G. ISU ISU DALAM KOMUNIKASI
Isu (bahasa inggris, issue). Issue:isu, persoalan terbitan, pengeluaran, nomor, pemberian. Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, social, politik, hukum, pembangunan nasioanal, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Isu juga sering disebut rumor, kabar burung dan gossip. Contoh isu yang terbaru mengenai kepemimpinan di Jakarta baru-baru ini adalah isu gubernur Jakarta Batsuki Tjahya Poernama atau yang dikenal Ahok. Sebelum terbukti atau sebelum benar-benar adanya maka hal itu masih namanya isu.
Isu adalah sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sector swasta, kasus pengadilan sipil atau criminal atau dapat menjadi masalah kebijakan public melalui tindakan legislative atau perundangan menurut Hainsworth & Meng sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan harapan-harapan para Stakeholder. Jadi  berdasarkan definisi yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negative terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis
Kebiasaan perempuan berbicara basa-basi dan tidak direct, sementara pria tidak suka itu.
Sebagai orang yang belajar dan bekerja di dunia komunikasi, tidak serta merta membuat saya ahli berkomunikasi kepada lawan jenis, termasuk pengalaman dengan suami sendiri. Ternyata ini tidak hanya dialami oleh saya seorang, mungkin juga anda atau banyak juga perempuan yang komplen bahwa pria tidak bisa memahami komunikasi yang dilakukannya. Lalu laki-laki juga mengeluh bahwa mereka selalu gagal berkomunikasi dengan perempuan, terutama perempuan yang dicintainya.
Komunikasi yang benar secara politis
Istilah "benar secara politis" terkadang disalahpahami — hal ini bukanlah tentang bertindak benar, tetapi bersikap menghargai dan memikirkan perasaan orang lain. Bertindak benar secara politis berarti Anda menghindari ekspresi dan tindakan yang mungkin tidak melibatkan, memarjinalkan, atau menyinggung sekelompok orang. Istilah ini pertama kali dipopulerkan di tahun 1970 dan 1980-an. Kebenaran politis itu sendiri memiliki tujuan yang penting: hal ini mempromosikan kesetaraan dengan mendemonstrasikan pemahaman bahwa semua orang dan kelompok berguna bagi masyarakat, terlepas dari ras, budaya, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual.
Komunikasi silang budaya.
Diperlukan pemahaman mendasar mengenai keterampilan dalam berkomunikasi dan ragam atau silang budaya. Globalisasi menyebabkan interaksi dan hubungan antar-manusia yan berbeda budaya menjadi tak terelakan, terutama dalam dunia bisnis.Tak ayal, suatu interaksi bisnis bisa menjadi gagal hanya disebabkan oleh Gap Communication ini. Ada etika, etos, dan budaya bisnis yang harus dipahami bila berkomunikasi atau berinteraksi dengan individu yang berbeda budaya atau tradisinya. Sebagai misal, etos bisnis orang tionghoa sangat berbeda dengan masyarakat timur tengah, tradisi kultural orang eropa berbeda dengan masyarakat di Asia atau Afrika
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme antara keduanya

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca atau mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan kami atau bahasa kami kurang berkenan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.




















Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu. S.P. 2002. Manajemen Pasar. Pengertian dan Masalah, Jakarta : Gunung Agung.
Robbin, Stephen D. 2006. Perilaku Organisasi. Jilid Kesatu. Prenhalindo Persada. Jakarta.