MANAJEMEN PRODUKSI
Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa mampu mendefinisikan manajemen produksi dan menjelaskan aspek-aspek manajemen produksi.
Mahasiswa/I mampu menghitung rated capacity dan value serta mampu menghitung cycle time dan maksimum banyaknya stasiun kerja.
Mahasiswa/I mampu menghitung perencanaan produksi
Mahasiswa/I mempu memahami Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi
Mahasiswa/I mempu memahami Fungsi dan sistem produksi
Mahasiswa/I mampu menghitung break event point analysis, total cost dan total revenue analysi.
5. Mahasiswa/I mampu menjawab soal-soal yang diberikan secara baik dan benar.
Definisi Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian di bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu di buat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Manajemen produksi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Heizer dan Render). Manajemen produksi adalah suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan (Fahmi).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa manajemen produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan proses produksinya.
Strategi, Manufaktur, dan Manajemen Produksi
Secara umum, manajemen bisnis global (internasional) meliputi dua hal yaitu kegiatan produksi dan manajemen bahan baku. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menekan biaya penciptaan nilai dan untuk melayani kebutuhan konsumen dengan baik (nilai tambah).
Produksi didefinisikan sebagai kegiatan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sehingga dapat menambah nilai guna barang tersebut.Produksi merupakan kegiatan yang mencakup penciptaan suatu produk. Namun istilah produksi tidak hanya digunakan dalam penciptaan barang saja tetapi juga digunakan dalam kegiatan jasa.
Manajemen bahan adalah kegiatan mengatur (planing, organazing, actuating, controlling) penyebaran material fisik melalui rantai nilai. Mulai dari usaha mendapatkan material tersebut melalui produksi sampai pendistribusiannya. Fungsi manajemen bahan bagi pihak internal perusahaan adalah biaya produksi yang lebih rendah dan peningkatan kualitas produk secara simultan melalui peniadaan produk rusak atau cacat baik dari rantai supplay dan proses pabrikasi.
Perusahaan yang mengembangkan kontrol kualitasnya dapat mengurangi biaya penciptaan nilai melalui 3 cara yaitu :
1. Memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin dalam memproduksi barang sehingga tidak terdapat produk yang kurang berkualitas dan tidak dapat dijual.
2. Meningkatkan kualitas produk dengan menekan biaya pekerjaan ulang (rework) dan biaya tambahan (scrap costs).
3. Meminimalkan biaya jaminan dan biaya pekerjaan ulang untuk mendapatkan kualitas produk yang lebih baik.
Teknik manajemen utama yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk mereka adalah Total Quality Management (TQM). Fokus inti TQM adalah pada kebutuhan untuk mengembangkan kualitas produk dan jasa perusahaan. Menurut Tjiptono. Pengertian TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan bisnis yang berupaya untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Terdapat 10 unsur dari TQM tersebut
Fungsi dan Sistem produksi
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah:
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan masukan (inputs).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau tertentu.
4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.
Aspek-Aspek Manajemen Produksi
Aspek-aspek manajemen keuangan adalah sebagai berikut
Perencanaan produksi
Tujuan perencanaan produksi adalah agar proses produksi yang dilaksanakan berjalan secara sistematis.
Pengendalian Produksi
Pengendalian atau kontrol produksi sangat diperlukan agar proses produksi berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditentukan dengan biaya yang optimal
Pengawasan produksi
Tujuan pengawasan produksi adalah agar hasil produksi sesuai dengan apa yang diharapkan, tepat waktu, dan dengan biaya yang optimal.
Tahapan manajemen produksi
Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi harus melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga eksekusi. Masing – masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja maka hasil produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut adalah tahapan manajemen produksi :
1. Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas produk, kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target konsumen dimana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut dengan dengan brainstorming dimana si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa idenya relevandan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2. Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan dalam proses perencaanaan berjalan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi bisa berjalan efektif daan efisien.
3. Tahap pengawasan produksi
Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai dengaan standar, dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke pasar.
Faktor-Faktor Manajemen Produksi
1. Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah adanya pembagian kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer produksi harus bisa membagi tugas kepada anggota lainnya untuk yang sesuai dengan keahliannya dan kelebihan masing –masing agar proses produkssi bisa berjalan dengan efeektif dann efisien. Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung pada bertambahnya biaya produksi.
2. Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan pesat adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini bukanlah pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti dengan bekerja di pabrik. Namun makna dalam konteks manajemen produksi adalah proses mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern. Dalam produksi yang menggunakan bantuan mesin ini target produksi bisa lebih mudah tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM dimana pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya sekedar buruh.
Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil yang masih mengunakan metode kuno daan menggunakan tenaga kerja manusia untuk sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah atau kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan organisasi yang menggunakan mesin. Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari hal berikut:
1. Penggunaan mesin semakin banyak
2. Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja sebagai bahan utama
3. Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api, alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4. Meluasnya sistem perbankaan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur da
Menghitung Rated Capacity dan Value
Rated capacity yaitu tingkat keluaran persatuhan waktu yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoristik mempunyai kemampuan memproduksinya. Biasnya lebih besar dari design capacity karena perbaikan-perbaikan periodik dilakukan terhadap mesin-mesin atau proses-proses.
Adapun rumus dari rated capacity adalah
Dimana:
JM = Jumlah mesin
JKM = Jam kerja mesin
PP = Persentase penggunaan
ES = Efisiensi sistem
Menghitung Cycle Time dan Maksimum Banyaknya Stasiun kerja
Dalam teknik industri, cycle time merupakan waktu antara penyelesaian dua unit diskrit dari produksi.38) dalam manajemen material, istilah itu mengacu kepada panjang waktu dari material masuk ke fasilitas produksi sampai ia keluar. Adapun rumus dari cycle time dan maksimum banyaknya stasiun kerja adalah sebagai berikut :
Cycle time (Waktu Produksi yang tersedia perhari)/(Tingkat produksi harian)
Menghitung Perencanaan Produksi
Perencanaan Pada dasarnya perencanaan produksi merupakan suatu proses penetapan tingkat output manufacturing secara keseluruhan guna memenuhi tingkat penjualan yang direncanakan dan inventori yang diinginkan. Adapun formula yang kita pakai untuk rencana produksi adalah sebagai berikut,
Formula di atas adalah formula umum dengan masih memberikan toleransi pada penyimpanan inventori akhir sebagai tindakan pengaman untuk menjaga kemungkinan hasil produksi actual lebih rendah dari permintaan total.
Menghitung Break Event Point Analysis, Total Cost dan Total Revenue Analysis
Analisis break event point atau yang biasa dikenal dengan titik impas sering. Analisis break event point ini sering dipergunakan oleh para analisis studi kelayakan untuk memperhitungkan pada saat kapan waktu break event tersebut akan diketahui. Adapun pengertian dari break event point (titik impas) menurut Boone dan Kurtz adalah tingkat penjualan yang menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup seluruh biaya tetap dan biaya variabel dari perusahaan. Dan lebih jauh Boone dan Kurtz mengatakan titik impas adalah titik pada saat total pendapatan asma dengan total biaya.
Untuk menghitung titik impas ini Boone dan Kurtz memformulakan sebagai berikut:
Y = cχ – bχ - ɑ
Dimana:
Y = laba
c = harga jual per unit
x = jumah produk yang dijual
b = biaya variabel per satuan
a = biaya tetap total
cx = hasil penjualan
bx = biaya variabel total
Tidak ada komentar:
Posting Komentar