MAKALAH
AKUTANSI MANAJEMEN
KALKULASI BIAYA PRODUKSI PENUH & VARIABEL
DOSEN PEMBIMBING :
ARIEFAH SUNDARI , S.Kom., M.M
Di susun oleh :
1. AMILA SHOFA SYAHIRA (18042092)
2. M FACHRIZAL DARMAWAN (18042091)
3. M IRFANI FIRMANSYAH (18042067)
DAFTAR ISI
Kata pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat Penulisan Masalah
E. Prosedur Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.2 Perhitungan Harga Pokok
2.3 Kelebihan Dan Kelemahan
2.4 Menentukan Laba Rugi
2.5 Penentuan Biaya Produksi
2.6 Menentukan Biaya Produksi
BAB III PENUTUP
3.3Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ANALISIS BIAYA yang berjudul Variabel Costing dan Full Costing.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Biaya. Tujuan penyusunan makalah adalah untuk menjelaskan siklus akuntansi biaya untuk menentukan harga pokok produk menggunakan metode Full Costing dan Variabel Costing.
Dengan demikian kami berharap makalah ini dapat memenuhi tugas tersebut dan mampu membuat pembaca memahami lebih lanjut tentang proses siklus akuntansi biaya untuk menentukan harga pokok produk dengan menggunakan metode Full Costing dan Variabel Costing.
Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya variabel adalah biaya yang secara total bervariasi dalam proporsi langsung dengan perubahan output aktivitas. Sedangkan variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk. Dengan dipisahkan informasi biaya menurut prilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek, biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode variable costing dapat menyajikan dampak keputusan terdebut terhadap biaya tetap dan laba.
Laporan laba rugi yang dihasilkan oleh sistem variable costing memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable costing kadangkala disebut juga direct costing (penentuan biaya pokok langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok marginal). Dalam metode penentuan biaya pokok variable (variable costing, hanya biaya-biaya produksi variable saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan. Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan, maka biaya-biaya variable biasanya terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif pabrik dan umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi. Oleh karena itu dalam metode penentuan biaya pokok variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah diperlukan sebagai biaya produk.
Metode harga pokok pesanan (full costing) adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Atau Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dibebankan kepada produk yang dihasilkan atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk selesai yang belum dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila produk selesai tersebut tidak dijual. Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH Tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya tadi dimasukkan sebagai komponen pembentuk produk tersebut,
Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik. Dalam pembahasan kali ini diuraikan lebih mendalam metode harga pokok pesanan dalam perusahaan yang menggunakan full costing dalam penentuan harga produksinya. Uraian akan diawali dengan siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur, kemudian dilanjutkan dengan karakteristik usaha perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, serta karakteristik metode harga pokok pesanan. Dan diakhiri dengan pembahasan metode harga pokok pesanan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah tentang Variable Costing dan Full costing :
1. Pengertian Variable Costing dan Full Costing
2. Perbedaan antara metode Variabel Costing dengan metode Full Costing
3. Kelebihan dan Kelemahan dari Variabel Costing dan Full Costing
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Variabel Costing dan Full costing
Penentuan harga pokok variabel (Variabel Costing) merupakan metode penentuan harga pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja. Unsur biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk melainkan sebagai unsur biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat hubungannya dengan periode akuntansi dari pada dengan produk yang dihasilkan dan umumnya biaya periodik bersifat tetap.
Metode harga pokok pesanan (Full Costing) adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per-satuan.
B. Perbedaan antara metode Variabel Costing dengan metode Full Costing
Perbedaan antara konsep Variable Costing dengan Full Costing tersebut terletak pada tujuan utamanya, yaitu konsep variabel costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan internal sedangkan konsep full costing mempunyai tujuan utama untuk pelaporan eksternal. Adanya kedua perbedaan tersebut mengakibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi tetap yang selanjutnya mempengaruhi:
1. Penentuan besarnya harga pokok produk dan besarnya harga pokok persediaan.
2. Penggolongan dan penyajian di dalam laporan laba-rugi.
Pembahasan tentang perbedaan metode variable costing dengan metode full costing dapat ditinjau dari segi;
1. Penentuan harga pokok produk
Pada metode full costing, semua elemen biaya produksi baik tetap maupun variabel dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok produk meliputi:
a. Biaya Bahan Baku (raw material cost)
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost)
c. Biaya Overhead Pabrik variabel (variable FOH)
d. Biaya Overhead Pabrik tetap (fixed FOH)
e. Harga Pokok Produksi
Sedangkan pada metode variabel costing hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk. Elemen harga pokok produk meliputi:
a. Biaya Bahan Baku (raw material cost)
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor cost)
c. Biaya Overhead Pabrik variabel (variable FOH)
d. Biaya Pokok Produksi
2.Penentuan harga pokok persediaan
Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya produksi (production cost) kepada produk antara metode full costing dengan metode variable costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persediaan. Pada metode full costing BOP tetap (fixed FOH) dibebankan ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu jika sebagian produk masih ada dalam persediaan atau belum terjual maka sebagian BOP tetap (fixed FOH) masih melekat pada harga pokok persediaan. Metode variable costing tidak membebankan BOP tetap (fixed FOH) ke dalam harga pokok produk, akan tetapi BOP tetap (fixed FOH) langsung dibebankan ke dalam laba-rugi sebagai biaya periode. Oleh karena itu produk yang masih ada dalam persediaan atau belum terjual hanya dibebani biaya produksi variabel atau BOP tetap (fixed FOH) tidak melekat pada harga pokok persediaan.
3. Penyajian Laporan Laba-Rugi
Perbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full costing dengan variable costing dapat dilihat seperti berikut:
a. Laporan Laba-Rugi ( Metode Full Costing )
Hasil penjualan Rp. 500.000
Harga pokok penjualan Rp. 250.000 -
Laba Bruto Rp. 250.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000 -
Biaya pemasaran Rp. 75.000 -
Laba Bersih Usaha Rp . 125.000
Ket :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
a. Laporan Laba-Rugi ( Metode Variable Costing )
Hasil penjualan Rp. 500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
Biaya produksi variabel Rp. 150.000
Biaya pemasaran variabel Rp. 50.000
Biaya adm. & umum variabel Rp. 30.000
Rp. 230.000
Laba kontribusi Rp. 270.000
Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap Rp. 100.000
Biaya pemasaran tetap Rp. 25.000
Biaya Adm & umum tetap Rp. 20.000
Rp. 145.000
Laba Bersih Usaha Rp 125.000
1. Perhitungan harga pokok produk tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada perlakukan terhadap biaya overhead pabrik yang bersifat tetap. Menurut metode full costing biaya overhead tetap diperhitungkan dalam harga pokok, sedangkan berdasarkan metode variabel costing, biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik. Oleh karena itu menurut metode full costing, biaya overhead pabrik tetap belum diakui sebagai biaya sampai saat produk atau jasa yang bersangkutan terjual, karena biaya overhead pabrik tetap masih melekat pada persediaan produk atau jasa yang belum terjual. Hal ini berbeda dengan metode variable costing yang memperlakukan biaya overhed pabrik tetap sebagai biaya produksi sehingga langsung di akui sebagai biaya pada saat terjadinya. Dengan kata lain pengertian biaya periodik berbeda menurut masing-masing metode tersebut. Menurut metode Full Costing, biaya periodik diartikan sebagai semua biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi umum). Biaya-biaya tersebut dikenal dengan nama biaya usaha. Sedangkan pengertian biaya periodik menurut metode Variabel Costing adalah biaya yang bersifat tetap,biaya pemasaran tetap dan administrasi umum tetap.
2. Jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atau jasa berdasarkan tarif yang di tentukan di muka dan jumlahnya berbeda dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya maka selisihnya dapat berupa pembebanan overhead pabrik berlebihan (overhead Factory overhead) atau pembebanan overhead pabrik kurang (underapplied factory overhead). Menurut metode Full Costing, selisih tersebut dapat di perlukan sebagai penambah atau pengurang harga pokok produk yangbelum laku di jual ( harga pokok persediaan).
3. Di samping itu, perbedaan antara kedua metode tersebut di atas adalah dalam penyajian laporan laba rugi, terutama dasar yang digunakan dalam klasifikasi biaya. Pada laporan rugi-laba metode Full costing biaya dikelompokkan berdasarkan fungsi pokok yang ada dalam perusahaan, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Sedangkan pada laporan rugi-laba menurut metode Variabel Costing, biaya digolongkan berdasarkan perilakunya terhadap perubahanVolume kegiatan perusahaan.
4. Pada perhitungan rugi-laba metode Full Costing digunakan istilah laba kotor (GroosProfit) yaitu kelebihan hasil penjualan dari harga pokok penjualan. Pada perhitungan rugi laba metode Variabel costing dipergunakan istilah Margin Kontribusi, yaitu kelebihan hasil penjualan dari biaya-biaya variable.
Pada dasarnya, perbedaan kedua metode tersebut terletak pada waktu (timing) perlakuan fixed overhead cost. Variable Costing, beranggapan bahwa fixed overhead cost harus segera dibebankan pada periode terja-dinya. Namun tidak demikan dengan absorption costing, fixed overhead cost harus dibebankan dan dikurangkan dari pendapatan untuk setiap unit yang terjual. Setiap unit produk yang tidak terjual (terdapat fixed overhead cost yang melekat pada unit produk) akan dilekatkan di persediaan dan akan dibawa ke periode berikutnya sebagai aset. Perubahan persediaan merupakan point kunci untuk memahami perbedaan kedua metode ini.
C. Kelebihan dan Kelemahan dari Variabel Costing dan Full Costing
1. Kelebihan Variabel Costing
a. Dapat digunakan sebagai pengendali biaya karena memberikan semua biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri. Sehingga manajemen dapat fokus pada perilaku biaya tetap ini. Disamping itu variable costing juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan harga jual jangka pendek.
Kelemahan Variabel Costing
a. Pemisahan biaya menjadi biaya variabel dan tetap sulit dilakukan karena suatu biaya sangat jarang benar-benar variabel atau benar-benar tetap.
b. Metode ini dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.
c. Naik-turun laba dikaitkan dengan perubahan dalam penjualanKarena biaya overhead pabrik dalam persediaan dan harga pokok persediaan tidak diperhitungkan, maka mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah. Hal ini akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk keperluan analisa keuangan.
2. Kelebihan Full Costing
a. Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mengandung dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variable
b. Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat produk belum laku terjual
c. Pembebanan biaya overhead atas barang yang belum laku bisa dialihkan untuk mengurangi atau menambah harga pokok dalam persediaan
Kelemahan Full Costing
a. Metode full costing membuat harga jual anda menjadi lebih tinggi ketimbang memakai variable costing. Pasalnya metode full costing menganggap konsumen rela membayar berapapun harga barang tersebut. Metode ini cocok untuk perusahaan yang memang menyediakan bahan pokok masyarakat.
D. CONTOH
1. Full Costing
Diketahui pada tahun 200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT. ABC:
- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit
- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit
- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit
- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.
Diminta :
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full costing dan buat laporan laba/rugi!
Penyelesaian :
Harga Pokok Produksi :
• Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000
• Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000
• Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000
• Biaya Overhead Tetap Rp.150.000
• Harga Pokok Produksi Rp. 900.000
Laporan Laba Rugi :
Untuk periode yang berakhir 200A
Penjualan (Rp.2.000 x 1.000) Rp. 2.000.000
• Dikurangi : Harga Pokok Produksi/Penjualan Rp. 900.000
• LabaKotor Rp. 1.100.000
• Dikurangi Biaya Operasional:
• Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) Rp. 300.000
• Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000
• Biaya adm. & umum tetap Rp. 200.000
• Rp. 600.000
• Laba/Rugi Bersih Rp. 500.000
Variable Costing
2. Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 1999 dari PT.OTI :
a. Produksi selama tahun 1999 sebanyak 200.000 unit.
b. 80% dari produksi pada tahun 1999 terjual
c. Biaya bahan baku (Raw Material) Rp.3.000.000
d. Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000
e. BOP Variabel (variable FOH) Rp.1.000.000
f. BOP Tetap (fixed FOH) Rp. 600.000
g. Harga jual per unit Rp. 50
h. Biaya adm & umum Rp. 250.000
Diminta :
A. Hitung nilai persediaan akhir (Ending Inventory) th.1999 dengan met.Variable Costing
B. Buat laporan Laba/Rugi (Income Statement) menurut metode Variable Costing
Penyelesaian :
Nilai persediaan akhir
Produk terjual = 80% x 200.000 u = 160.000 u
Nilai persediaan akhir th.1999 dengan met. Variable Costing :
BBB (Raw Material) Rp.3.000.000
Upah langsung (Direct Labor Cost) Rp.2.500.000
BOP (Factory Overhead) Var. Rp.1.000.000 +
HP.Produksi (Cost of Goods Manufactured) Rp.6.500.000
Unit yang diproduksi = 200.000 u
HP.Produksi (COGM) per unit =
Nilai persediaan akhir = ( 200.000 – 160.000 ) x Rp. 32.5 = Rp. 1.300.000
B. Laporan laba / rugi
• Penjualan (Sales) Rp.8.000.000
• Biaya variabel (Variable Costs) :
• BBB (Raw Material) Rp.3.000.000
• Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000
• BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000 +
• BTUD (goods available for sales) Rp.6.500.000
• Nilai persediaan akhir Rp.1.300.000 –
HPP (Cost of Goods Sold) Rp.5.200.000
• Laba Kontribusi Rp.2.800.000
• Biaya tetap (Fixed Costs):
• BOP (FOH) Tetap Rp. 600.000
• Beban adm & umum Rp. 95.000
• Beban iklan (advertising expense ) Rp. 155.000 +
• Total biaya Rp. 850.000
• Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) Rp.1.950.000
3.Contoh soal laporan rugi laba dengan menggunakan 2 metode
Data biaya PT. GLORIA
Produksi 9.000 unit
Terjual 8.000 unit
Harga jual Rp. 5.000/unit
Biaya Variable :
Bahan baku Rp. 250/unit
Tenaga kerja Rp. 200/unit
BOP Rp. 150/unit
Penjualan Rp. 25/unit
Biaya tetap :
Biaya tetap produksi Rp. 1.000.000/periode
Kapasitas normal 10.000 unit
Biaya administrasi Rp. 250.000/periode
Biaya penjualan Rp. 200.000/periode
Diminta :buatlah laporan rugi laba dengan kedua metode !
Jawab :
LAPORAN RUGI LABA
PT. GLORIA
Periode per….
Metode Full costing
Penjualan Rp 5.000 X 8.000 Rp 40.000.000
Biaya produksi
Bahan baku Rp 250 X 9.000 Rp 2.250.000
Tenaga kerja Rp 200 X 9.000 Rp 1.800.000
BOP Rp 150 X 9.000 Rp 1.350.000
Biaya tetap produksi Rp 1.000.000
total biaya produksi Rp 6.400.000
labakotor Rp 33.600.000
Biaya non produksi
Biaya Adm Rp 250.000
Biaya penjualan Rp 200.000
Penjualan Rp 25 X 8.000 Rp 200.000
Total biaya non produksi Rp 650.000
labaoperasi/usaha Rp 32.950.000
PT. GLORIA
Periode per….
Metode Variable costing
Penjualan Rp 5.000 x 8.000 Rp 40.000.000
Biaya produksi
Bahan baku Rp 250 x 9.000 Rp 2.250.000
Tenaga kerja Rp 200 x 9.000 Rp 1.800.000
BOP Rp 150 x 9.000 Rp 1.350.000
Penjualan Rp 25 x 8.000 Rp 200.000
total biaya produksi Rp 5.600.000
labakontribusi Rp 34.400.000
Biaya non produksi
Biaya Adm Rp 250.000
Biaya penjualan Rp 200.000
Biaya tetap produksi Rp 1.000.000
Total biaya non produksi Rp 1.450.000
labaoperasi/usaha Rp 32.950.000
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja.
Metode harga pokok pesanan (Full Costing) adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.
Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per-satuan.
C. Tujuan
Adapun Tujuan dari makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Variable costing dan Full costing
2. Untuk mengetahui perbedaan antara Variable costing dan Full costing
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan harga pokok variable
DAFTAR PUSTAKA
Raharjo, Budi. 2000. Implikasi teknologi Informasi Terhadap Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan :Siapkah Indonesia?. Diambil dari: www.budi.insan.co.id/article/riau-it.doc. (30 september 2005)
. Jakarta : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14,No.4:49-61.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar