Membumikan rasa, melangitkan cinta.
Desir-desir cinta dan butiran mimpi.
Kepada sosok dengan akhlak yang begitu lembut.
Yang tak pernah sekalipun meninggalkan sujud.
Sebagai titah Tuhannya yang maha wadud.
Ini tentang dirimu, tentang hadirmu.
Yang membuatku seakan tak ingin mati.
Tentang pesonamu, yang membuatku bungkam menepi.
Hari terus berganti hari.
Tanpa mau tahu ada perihal rindu yang tersembunyi.
Yang dititik beratkan hanya kepadaku seorang diri.
Kita yang tak pernah jumpa, juga tak pernah sekalipun bertegur sapa.
Kita juga terpisahkan oleh dinding yang berbeda.
Kau yang diliput oleh kamera dunia.
Sedangkan aku hanya penyaksi dibalik layar kaca.
Ku rajut kisah cinta ini dalam hening kata.
Ku susun sedemikian apik, didalam cinta segitiga.
Namun jauh dari kata orang ketiga.
Lantas.. hanya ada aku, kamu dan sang pencipta.
Hey dirimu..
Dalam perjalanan malamku, ada nama yang ku gebu-gebu.
Selalu ku tafsirkan makna cinta ini hanya kepada sang Rabbul Izza.
Namun, ingin juga ku beberkan perihal cinta yang tersirat kepada hati dan wajah dunia.
Agar rumput ikut bergoyang, menyaksikan alunan kebahagiaan di cakrawala.
Tapi kini, aku lebih memilih membumikan rasa demi melangitkan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar