Jumat, 26 Juli 2019

Makalah "PRODUKSI"

BAB I
PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang
Produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan. Dalam system produksi terjadi suatu proses trasformasi nilai tambah yang mengubah input bahan mentah menjadi output sebuah produk yang dapat dijual ke pasar. Tujuan dilaksanakan produksi yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar akan suatu barang atau jasa. Salah satu faktor sukses dari suatu industry yaitu ketepatan dalam proses produksi.
Manajemen yang dilakukan secara sederhana merupakan naluri dari setiap manusia dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan. Dengan melaksanakan manajemen secara naluriah ini tidak jarang akan terjadi kekeliruan baik yang disengaja maupun tidak disengaja dan akan sering pula terjadi adanya ketidakefektifan dalam melaksanakan manajemen. Dalam keadaan demikian kita harus menerapkan manajemen baik dan benar serta professional maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip dasar serta teori manajemen.
Dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengantar bisnis yang dalam hal ini termasuk dalam kelompok ilmu ekonomi terus mengikuti perkembangan jaman yang sifatnya dinamis. Dalam hal ini, perusahaan dalam sistem sosial termasuk dalam ekonomi mikro. Ekonomi mikro, bisa didefinisikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari produksi manajemen.
Fungsi yang berkaitan dalam suatu manajemen antara lain pemasaran (marketing), keuangan (finance), dan produksi (operasi). Demikian pula mananjemen produksi merupakan kegiatan mengelola kegiatan secara optimal penggunaan sumber daya (faktor produksi) dalam proses transformasi menjadi produk barang dan jasa. Dalam hal ini sumber daya harus dikelola secara optimal dalam bentuk menentukan perencanaan produksi, lokasi pabrik, letak fasilitas produksi, perencanaan lingkungan kerja, cara mengendalikan produksi, pengendalian tenaga kerja, biaya produksi dengan analisis pulang pokok, pemeliharaan.






1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan produksi?
2. Apa yang dimaksud lokasi pabrik?
3. Bagaimana letak fasilitas produksi?
4. Bagaimana perencanaan lingkungan kerja?
5. Bagaimana cara mengendalikan produksi?
6. Bagaimana pengendalian tenaga kerja?
7. Bagaimana biaya produksi dengan analisis pulang pokok?
8. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan?

1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perencanaan produksi
2. Untuk mengetahui lokasi pabrik
3. Untuk mengetahui bagaimana letak fasilitas produksi
4. Untuk mengetahui perencanaan lingkungan kerja
5. Untuk mengetahui cara mengendalikan produksi
6. Untuk mengetahui pengendalian tenaga kerja
7. Untuk mengetahui biaya produksi dengan analisis pulang pokok
8. Untuk mengetahui apa itu pemeliharaan



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaa Produksi
Produksi adalah sermua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Adapun proses produksi adalah cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang ada. Sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal serta dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Perencanaan produksi juga berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya, sehingga apabila terjadi penyimpangan maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi sebelum produk atau jasa dikeluarkan dari pabrik.
1. Manajemenan produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menembah kegunaan suatu barang atau jasa. Proses penciptaan dan penambahan kegunaan atau faedah tersebut terdiri dari:
a. Faedah bentuk
Misalkan rotan di hutan setelah diproses maka akan dibentuk menjadi tas, meja, kursi dan sebagainya.
b. Faedah waktu
Misalkan jasa pergudangan yang dalam hal ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang.
c. Faedah tempat
Berpindahnya tempat produk dari suatu kota atau daerah ke daerah lain maka akan tercipta faedah tempat. Misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran.
d. Faedah milik
Dengan adanya pemindahan hak milik dari pedagang ke pembeli.
2. Jenis proses produksi
Secara umum jenis proses produksi dibedakan menjadi dua golongan:
a. Proses produksi terus-menerus (continous process)
Proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang benar. Contoh: industri pupuk semen
b. proses produksi terputus-putus (Intermittent process)
jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya.
Contoh: perusahaan percetak, perusahaan meubel.


3. Pemilihan pola produksi
Penentuan jumlah produksi didalam perencanaan produk harus diikuti dengan penetapan pola produksi untuk periode yang bersangkutan, sebab penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap bulannya. Oleh karena itu ada 3 (tiga) pilihan untuk melayani penjualan tersebut:
a. Stabilitas produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan stabil (tidak berubah-ubah) dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan akan ditutup dengan persediaan produk akhir.
b. Stabilitas persediaan akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari waktu ke waktu. Fluktualisasi penjualan, langsung ditutup oleh produksi perusahaan.
c. Produksi dan persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fuktuasi penjualan, baik dalam produksinya maupun dalam persediaannya. Dengan ini diharapkan dapat mengurangi fluktuasi penjualan itu sendiri.
4. Penentuan luas produksi
Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang tepat. Luas produksi yang terlalu besar dapat mengakibatkan suatu pemborosan dalam perongkosan dan invektasi aktiva tetap dan bahan baku, juga akan dapat mengakibatkan kerusakan barang.
5. Faktor-faktor luas produksi dan luas perusahaan
a) Tersediannya bahan baku
b) Tersedianya kapasitas mesin
c) Tersedianya tenaga kerja
d) Batasan permintaan
e) Tersedianya faktor produksi lainnya

2.2 Perencanaan lokasi pabrik
Lokasi pabrik sangat menentukan kedudukan dan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi yang kurang tepat akan mengakibatkan lemahnya posisi perusahaan dalam persaingan. Jadi tujuan penentuan lokasi adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi/berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih berhasil. Dengan adanya penentuan lokasi pabrik dengan tepat, agar:
a. Dapat melayani konsumen dengan memuaskan
b. Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
c. Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing
d. Memungkinkan perluasan pabrik


Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lokasi pabrik:
1) Faktor primer (utama)
a. Letak bahan mentah
Letak pabrik yang mendekati bahan mentah mempunyai keuntungan sebagai berikut:
Terjaminnya kelancaran bahan mentah
Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil
Ongkos angkut barang lebih murah
b. Letak pasar
Tujuan lokasi pabrik mendekati pasar adalah agar produk cepat sampai ke konsumen (terutama untuk produk yang tidak tahan lama), serta untuk menghemat biaya distribusi.
Lokasi pabrik cenderung mendekati pasar apabila:
Produk jadi termasuk barang yang tidak tahan lama atau cepat rusak
Ongkos angkut barang jadi lebih mahal disbanding ongkos angkut bahan mentah
c. Pengangkutan (transportasi)
Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit dijangkau oleh angkutan umum, harus menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar.
d. Suplai tenaga kerja
Dalam proses produksi terlibat di dalamnya tenaga kerja, baik tenaga kerja yang terdidik maupun tenaga tak terdidik serta tenaga ahli.
e. Terdapatnya tenaga pembangkit listrik
Suatu perusahaan yang sebagian besar proses produksinya memerlukan tenaga listrik, cenderung mencari lokasi yang mudah mendapatkan suplai tenaga listrik.
2) Faktor sekunder
Faktor sekunder antara lain:
a. Rencana masa depan perusahaan (transportasi, kemajuan teknik operasi perusahaan)
b. Kemungkinan perluasan usaha (areal tanah harus luas)
c. Terdapatnya fasilitas bservis (bengkel servis, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, sasaran rekreasi)
d. Terdapat fasilitas pembelanjaan perusahaan (lembaga kredit, bank koperasi)
Setelah lokasi pabrik ditetapkan maka selanjutnya adalah merencanakan pendirian bangunan pabrik yaitu untuk melindungi jalannya proses produksi dan tenaga kerja dari gangguan yang dapat menghambat jalannya operasi perusahaan. Gangguan tersebut dapat berupa pengaruh cuaca atau suhu yang buruk dan dari faktor lain yaitu agar aman dari pencurian.
2.3 Perencanaan Letak fasilitas produk
Perancanaan ini disebut juga dengan layout fasilitas pabrik, yaitu tata letak mesin dan peralatan lainya yang digunakan dalam proses produksi. Ini merupakan tahap perpaduan disain suatu sistem produksi. Pada tahap ini perusahaan herus menyediakan segala faktor rencana proses dan disain pekerjaan.
1) Tujuan perancanaan tata letak produksi
a. Agar pengeluaran biaya pengankutan bahan dalam pabrik dapat diminimumkan.
b. Mendapatkan perputaran persediaan barang setengah jadi yang tinggi.
c. Menggurangi infestasi yang kurang penting.
d. Memperoleh kepuasan dan keamanan kerja untukpara kariawan
2) Pentingnya perencanaan tata letak produksi
a. Adanya perubahan dari desain produk atau produk baru
b. Adanya perubahan volume permintaan konsumen
c. Telah usangnya fasilitas produksi yang ada
d. Timbulnya kecelakaan kerja
e. Adanya pemindahan lokasi perusahaan
f. Lingkungan kerja yang kurang aman
g. Untuk menghemat biaya
3) Tipe-tipe tata letak produksi
a. Tata letak produk/garis (product/line layout)
Jenis tata letak ini biasanya untuk membuat produk masa/besar-besaran, terus menerus dan produk standart
b. Tata letak proses atau fungsional (process/functional layout)
Jenis tata letakini sering digunakan pada perusahaan dimana proses produksinya terputus-putus dan bukan produk standart, melainkan produk pesanan.
c. Fixed position layout
Disini komponen untuk semua proses produksi diletakan dekat tempat proses produksi. Bahan baku dan bahan pembantu serta semua peralatan diletakan pada posisi yang tetap.
4) Material handling
Merupakan kegiatan untuk mengagkat, mengangkut dan meletakkan barang, sejak pemasukan pertama kali sampai saat barang selesai dibuat dan siap dikeluarkan dari pabrik.

Keuntungan adanya material handling yang tepat:
a) Penghematan biaya produksi
b) Mempertinggi produktivitas kerja kariawan
c) Distribusi barang menjadi lancar

2.4 Perencanaan lingkungan kerja
Perencanaan produksi berkaitan erat dengan perencanaan lingkungan kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik, aman serta nyaman maka dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
1. Pelayanan bagi karyawan
Bagi perusahaan yang sudah cukup besar dan teratur maka dapat diselenggarakan jenis pelayanan bagi karyawan, seperti:
a. Adanya kantin/ kafetaria dilingkungan pabrik
b. Fasilitas kesehatan doktter dan obat-obatan yang disediakan secara Cuma-Cuma. Dokter perusahaan ini tidak harus menjadi karyawan tetap pada perusahaan, tetapi bisa dikerjakan secara ‘part time’
2. kondisi kerja
Dengan kondisi kerja yang nyaman, maka karyawan akan terasa aman dan produktif dalam kerja sehari-hari. Hal ini dapat di ciptakan perusahaan dari segi:
a. Penerangan
Penerangan ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun dari listrik ataupun dari lampu minyak. Hanya saja yang perlu diperhatikan yaitu agar sinar yang ada tidak terlalu silau dan sebaliknya juga tidak terlalu redup.
b. Suhu udara
Kegiatan kerja bisa menurun apabila suhu udara di tempat kerja terlalu panas maupun terlalu dingin. Bahkan bisa menimbulkan kecelakaan maupun kesalahan dalam bekerja.
c. Suara bising
Pada jenis perusahaan tertentu seingkali timbul suara bising dari mesin-mesin yang sedang dioprasikan. Hal itu dapat dikurangi dengan cara misalkan, isolasi, penggunaan alat peredam.
d. Ruang gerak
Penempatan mesin dan alat produksi lain supaya diatur sedemikian rupa sehingga ruang gerak karyawan dalam bekerja tidak terlalu sempit.
3. Hubungan krja antar karyawan
Produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: faktor bawaan, faktor pendidikan dan latihan, faktor gizi, faktor lingkungan, faktor kemauan karyawan untuk kerjasama. Jadi di sini pimpinan harus mengetahui bagaimana agar faktor-faktor dapat dipenuhi.

2.5 Pengendalian Produksi
Adapun tahap-tahap dalam pengendalian produksi :
a. Planning
Yaitu menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksikan dan disini juga direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat. Routing
b. Scheduling
Yakni penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
c. Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para pekerja. Disini para pekerja sudah diberi perintah dari dispatcher sesuai dengan routing dan schedulling yang ditentukan.
d. Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar routing, schedulling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi.
Pada hakekatnya tugas pengendalian produksi yaitu merintis dan mengawasi aliran pekerjaan dalam pabrik, sehingga terdapat kemajuan dalam pekerjaan dengan cara yang sistematis dari bagian satu ke bagian yang lainnya tanpa terdapat kemacetan maupun keterlambatan. Hal yang dapat mempermudah pengendalian produksi yakni apabila terjalin suatu koordinasi dari seluruh kegiatan-kegiatan pabrik.
Dalam pengendalian produksi diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan
b. Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan
c. Mempertinggi moral pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian
Beberapa macam pengendalian produksi :
1) Pengendalian order (order control)
Pengendalian produksi disini menjagaagar produk yang dibuat sesuai dengan pesanan/orderyang telah masuk. Jika terjadi ketidak-sesuaian antara hasil produk jadi dengan pesanannya, maka harus cepat diadakan penyesuaian dan perbaikan agar tidak mengecewakan para konsumen.
2) Pengendalian arus (flow control)
Titik berat pengendalian produksi ini adalah arus proses produksi itu sendiri. Kelancaran proses produksi sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya tingkat produksi masing-masing bagian yang relatif stabil.
3) Pengendalian beban (load control)
Jenis pengendalian ini lebih menitikberatkan pada beban yang harus dilaksanakan masing-masing bagian dalam perusahaan, terutama pada bagian yang mempunyai kegiatan yang paling padat.
4) Pengendalian blok (block control)
Tipe pengendalian ini, mengelompokkan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang mempunyai penyelesaian proses produksi yangsama atau hampir sama.
5) Pengendalian proyek khusus (special project control)
Pengendalian ini biasanya dilakukan oleh proyek-proyek besar, misalnya pembuatan jalan,peluncuran roket, dll. Pengendalian ini jika melakukan kesalahan kecil saja dapat berakibat fatal.
6) Pengendalian kekecualian (control by exception)
Tipe pengendalian ini hanya cocok untuk jenis pekerjaan yang relatif tetap dari waktu ke waktu
A. Pengendalian bahan baku
a. Pembelian bahan baku, bagian pembelian bahan baku dalam suatu perusahaan dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas bahan baku saat dibutuhkan disertai dengan harga yang berlaku.
Secara umum tugas bagian pembelian ada 2 :
1) Melaksanakan pembelian bahan atau barang untuk penggantian dan penambahan fasilitas produksi
2) Pembelian bahan baku perusahaan
B. Pengendalian persediaan bahan baku
Hampir semua pabrik selalu memerlukan persediaan barang, baik mentah maupun bahan jadi. Pada hakekatnya persediaan akan dapat memperlancar operasi perusahaan sehari-hari, terutama bagi perusahaan yang jauh dari lokasi bahan baku dan jauh dari konsumen. Pengendalian persediaan disini bertugas mengatur persediaan agar mencapai jumlah optimal yaitu tidak terlalu besar maupun terlalu kecil.
Adapun faktor-faktoryang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besar kecilnya persediaan :
a. Besarnya persediaan minimal
b. Jumlah produk yang akan dibuat/dijual oleh perusahaan
c. Adanya resiko kerusakan barang digudang
d. Perkiraan tentang harga bahan dari waktu ke waktu
e. Efisiensi dari fasilitas impor
f. Efisiensi dan teknik penanganan persediaan

2.6 Pengendalian tenaga kerja
Penyusunan perencanaan kerja oleh manajemen memegang peranan penting disini untuk pedoman pelaksanaan kegiatan dan juga untuk memudahkan pengawasan .
Ada 2 teknik perencanaan :
1. PERT (program evaluation and review technique)
Merupakan representasi diafragmatik yang berguna dalam merencanakan suatu kegiatan, sekaligus merupakan alat manajemen yang efektif. Eleme-elemen PERT :

a. Kegiatan (activity)
Yaitu pekerjaan yang harus dilakukan untuk menghasilkan sesuatu pada waktu tertentu
b. Peristiwa (event)
Yaitu saat permulaan atau akhir suatu kegiatan. Kejadian (event) paling akhir tidak dapat terjadi sebelum aktivitas-aktivitas sebelumnya selesai.

1.7 Pengendalian biaya produksi dengan analisis pulang pokok
Analisa pulang pokok (break even point) merupakan analisis untuk mengetahui apakah luas produksi yang dibuat perusahaan sudah mendatangkan keuntungan atau justru merugikan. Keadaan pulang pokok yaitu keadaan produksi atau penjualan perusahaan dimana jumlah pendapatan (penerimaan penjualan) sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya). Bantuan informasi lain yang dapat diberikan oleh analisis BEP adalah :
a. Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan perusahaan tidak rugi.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu.
c. Seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak rugi.
d. Dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.
Dalam analisis pulang pokok ini, dikenal dua jenis biaya yaitu :
a. Biaya tetap (fixed cost =FC)
Adalah biaya yang jumlahnya selalu tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat produksi perusahaan.

       Rp

  Total biaya tetap Biaya tetap tiap unit

         0           0
Unit Unit
Biaya tetap yang tidak berubah adalah dalam jumlah keseluruhan (total), sedang biaya tetap tiap unit akan semakin turun sesuai dengan penambahan jumlah produksi.
b. Biaya Variabel (Variable Cost=VC)
Yaitu biaya yang  jumlahnya  berubah-ubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi perusahaan. Pengertian berubah-ubah di sini adalah pada jumlahnya (totalitas).
Besarnya biaya variabel tiap unit adalah sama/relatif sama. Ada 3 jenis biaya variabel yaitu :
1. Biaya Variabel Progresif
Yaitu biayavariabel tiap unit yang akan menjadi besar apabila jumlah produk yang dibuat semakin besar. Misalkan : upah untuk pekerja yang lembur
2. Biaya Variabel Proporsional
Yaitu biaya variabel tiap unit akan selalu tetap berapapun jumlah produk yang dibuat perusahaan.  Jadi, berapapun jumlah produk yang akan dibaut perusahaan, maka jumlah biaya ini akan selalu berubah-ubah secara proposional (dengan perbandingan yang sama) denan besarnya tingkat produksi perusahaan
3. Biaya Variabel Degresif
Biaya variabel tiap unit akan semakin turun apabila produksi semakin naik. Jadi jika jumlah produksi naik maka jumlah biaya variabel ini akan naik dengan kenaikan yang lebuh rendah jika dibandingkan dengan proporsi kenaikan unit produksi.
c. Biaya semi variabel (semi variabel cost)
Yaitu jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut pula dengan biaya semi tetap (semi fixed cost). Contoh : komisi agen.
Di dalam  analisis pulang pokok, terdapat asumsi-asumsi yang harus digunakan yaitu :
a. Biaya yang di dalam perusahaan dapat dibagi dalam golongan biaya tetap dan biaya variabel.
b. Besarnya biaya variabel secara totalitas  berubah-ubah secara proposional dengan volume penjualan/ volume produksi. Ini berarti bahwa  biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
c. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya beruba-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
d. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
e. Perusahaan hanya membuat satu macam produk. Jika dibuat lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “Sales Mix” nya adalah tetap konstan.

2.7 Pemeliharaan
Alat produksi yang seharusnya masih dapat berfungsi dengan baik menjadi cepat rusak serta menurun tingkat kegunaannya karena tidak dipelihara dengan cermat. Jadi pemanfaatan pemeliharaan ini tidak dirasakan secara langsung namun dalam jangka panjang akan terasa sekali manfaatnya.
Kerugian kerugian yang akan diderita perusahaan apabila kurang memperhatikan pemeliharaan alat alat produksi , diantaranya :
a) Fasilitas/ alat produksi  hanya dapat dipakai dalam jangka pendek
b) Akan menimbulkan kerusakan berat pada alat produksi sebab jika terdapat kerusakan kecil kurang diperhatikan.
c) Seringkali terjadi kemacetan mesin akibat kurangnya pemeliharaan.
d) Menurunnya kualitas produk akhir perusahaan sebab mesin/peralatan kurang lancar jalannya sehingga  pengendalian kualitas proses produksi juga akan sulit.
e) Dapat menimbulkan ketidak-seimbangan kapasitas antara bagian yang satu dengan bagian yang lain akibat adanya  kerusakan mesin.
Jenis-jenis pemeliharaan:
a. Pemeliharaan preventif
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
b. Pemeliharaan korektif
pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik (reparasi).



DAFTAR PUSTAKA

Agus ahyari. 1996. system perencanaan produksi. BPFE. Yokyakarta.
Dilword james B. 1993. Production and operations manajemen-manufacturing-and-service. Fifth edition. Mc. Graw hilllnc.
James F. Angel, Roger DB, dan paul WM. 1994. Perilaku konsumen. Bina rupa aksara. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar